Diakui juga oleh Ismail bahwa teknologi internet di Indonesia tidak terlalu tertinggal dibanding negara-negara lainnya. Karenanya, kehadiran teknologi 5G sangat tergantung pada kebutuhan masyarakat. Jika masyarakat membutuhkannya, operator pun akan menyediakan teknologi 5G ini.
Pada 2022 ini, operator seluler di Indonesia disebut masih belum bisa menggelar layanan 5G secara optimal, baik dalam aspek kecepatan maupun jangkauan. Salah satu penyebabnya adalah belum tersedianya spektrum yang ideal dan infrastruktur yang memadai untuk menggelar 5G di Tanah Air.Â
Pengamat telekomunikasi meramalkan bahwa layanan 5G yang optimal di Indonesia baru akan tercapai setidaknya pada 2023 mendatang. Pasalnya, pada 2023, frekuensi 700 MHz dan 26 GHz yang bisa digunakan untuk menggelar 5G telah dilelang oleh pemerintah.
Karena itu, di bawah kepemimpinan Menkominfo Johnny G Plate, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya meningkatkan kualitas internet dengan cara membuka ruang kebijakan yang lebih fleksibel, tetapi juga lebih kuat dasar hukumnya.Â
Kebijakan yang dimaksud adalah melalui pemutakhiran beberapa hal, seperti Undang-Undang No. 36/1999 tentang Telekomunikasi ke dalam UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.
Sesuai amanat konstitusi, satu persatu permasalahan terkait penyelenggaraan teknologi 5G telah dituntaskan oleh Kominfo. Salah satunya dengan mengalihkan atau Analog Switch Off (ASO) TV Â analog menjadi TV digital yang dilaksanakan dalam tiga tahap.Â
Tahap pertama telah dimulai pada 30 April 2022 sedangkan tahap akan dilaksanakan pada 2 November 2022. ASO ini penting karena TV analog menggunakan spektrum yang juga digunakan untuk teknologi 5G.
