Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mirip Pilpres Iran 2009, Jokowi sedang Di-Ahmadinejad-kan

7 Januari 2019   10:43 Diperbarui: 21 Januari 2019   14:08 4378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto wajah bonyok Ratna Sarumpaet dan wajah cantik Neda Agha Soltani (Diolah dari Tribunnews.com dan BBC.com)

Di sinilah Rocky Gerung benar. Rocky bilang persoalan kotak suara kardus bukan tentang bisa atau tidaknya digunakan untuk mencurangi pemilu, tetapi ada pada trust. Trust pada kotak kardus inilah yang sedang digerogoti.

Bagaimana trust pada kotak suara kardus tidak tergerus kalau sampai sekarang belum ada seorang pun yang menjelaskan soal kotak kardus ini. Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu diplot sebagai lawan bicara Rocky pun hanya bisa ngablak tidak jelas. Mungkin Ngabalin perlu datang ke Mak Erot untuk memanjangkan "sumbunya".

Trust inilah yang terus dibombardir untuk dihancurleburkan. Tujuannya jelas untuk mendelegitimasi hasil pemilu. Situasi ini mirip seperti yang dialami Iran sepuluh tahun yang lalu. Disadari atau tidak, saat ini Jokowi memang sedang di-Ahmadinejad-kan. Kalau Jokowi mampu memenangi Pilpres 2019, kemenangan itu akan digugat. Dan, Gugatan ini akan diikuti adegan unjuk rasa yang tidak menutup kemungkinan berujung rusuh.

Menariknya, selain tuduhan mencurangi pemilu, Jokowi juga sempat dibidik dengan isu pelanggaran HAM dengan memanfaatkan kemampuan berakting Ratna Sarumpaet yang diplot sebagai pelakon utamanya.

Waktu itu, foto wajah bonyok tak menentu Ratna diviralkan dengan begitu masif. Akibatnya, kemarahan publik sontak meletup. Rencana demo berjilid-jilid pun sudah siap digelar.

Untungnya, polisi sigap mengungkap kasus ini. Hoax penganiayaan Ratna pun terbongkar hanya dalam hitungan kurang dari 24 jam. Bisa dibayangkan kalau ketika itu polisi tidak bertindak cepat dan tepat atau bahkan gagal.

Bisa jadi saat ini Jokowi menjadi bulan-bulanan. Para pengunjuk rasa bukan lagi meneriakkan "Ganti Presiden", tapi "Turunkan Jokowi", "Seret Jokowi", "Gantung Jokowi di Monas", dan masih banyak lagi yang lebih seram.

Kasus foto wajah bonyok Ratna ini mirip-mirip dengan kasus video kematian Neda Agha Soltan yang ternyata juga hoax.  Gadis yang tergeletak di jalan dengan darah di wajahnya dalam video itu diduga hanyalah boneka plastik. Videonya bisa ditonton di SINI

Ya, Neda sebenarnya masih hidup. Pada 14 November 2012, BBC memublikasikan hasil wawancaranya dengan Neda. Kepada BBC, Neda menceritakan bahwa sebenarnya ia telah mengabarkan kalau dirinya masih hidup. Jadi, Neda bukan pelaku seperti Ratna. Neda adalah korban.

Dari penelusuran lewat mesin pencari Googe ditemukan sejumlah konten yang meluruskan berita kematian Neda. Sayangnya, bantahan tersebut kalah oleh derasnya propaganda kematian Neda. Malah, konten-konten pelurusan informasi seperti yang diunggah oleh akun Detektivemoonk pada 29 Juni 2009 dihapus oleh otoritas YouTube.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun