Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Posisi Prabowo Saat Ini Jauh Lebih Sulit dari Megawati pada 2014

24 Maret 2018   11:00 Diperbarui: 24 Maret 2018   11:30 2977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (Sumber: Tribunnews.com)

Siang itu, selepas sholat Jumat 14 Maret 2014, Rumah Juang Si Pitung yang berlokasi di Marunda, Jakarta menjadi saksi sejarah dideklarasikannya Joko Widodo sebagai capres oleh PDIP.

Sekalipun tidak bisa dibilang mendadak, sebab sebelumnya Jokowi dan Megawati Soekarnoputri telah menggelar serangkaian "ritual" termasuk menziarahi makam Bung Karno yang semakin menguatkan bakal ditetapkannya Jokowi sebagai capres 2014.

Terlebih, tujuh bulan sebelumnya pada rakornas PDIP, Megawati telah menyampaikan kode kerasnya dengan mendaulat Jokowi untuk membacakan "Dedication of Life" yang ditulis oleh Soekarno.

Namun demikian, momen pencapresan Jokowi tetap saja mengejutkan lantaran sebelumnya ring 1 Megawati kerap kali menegaskan bila PDIP akan mengumumkan jagoannya setelah Pileg 2014 yang akan dilangsungkan pada 9 April 2014. Dan, itu pun belum tentu Jokowi, karena bisa saja yang dimajukan PDIP adalah Megawati atau bahkan mungkin juga Prabowo.

Tetapi, begitu Jokowi dideklarasikan, konflik antara elit PDIP dengan pendukung Jokowi non-PDIP dan sejumlah kader beserta simpatisan PDIP pun sontak lenyap.

Gegara tekanan akar rumput, elit PDIP yang sebelumnya ngotot mewacanakan pencapresan Megawati mau tidak mau harus tunduk pada kehendak kaum alit yang menghendaki Jokowi sebagai President Republik Indonesia.

Di sisi lain, keputusan Megawati tersebut bisa diartikan sebagai pengkhianatan terhadap Perjanjian Batu Tulis yang ditandatanganinya bersama Prabowo Subianto pada 16 Mei 2009.

Sebab, dalam poin ketujuh perjanjian tersebut disepakati jika Megawati akan mendukung Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2014.

Situasi yang dihadapi Prabowo jelang dibukanya pendaftaran bakal capres-cawapres yang jatuh pada 4-10 Agustus 2018 pastinya jauh lebih pelik dari yang dihadapi Megawati empat tahun yang lalu.

Diakui atau tidak, saat ini Prabowo Subianto bukan hanya sekadar kandidat capres yang berpeluang memenangi Pilpres 2019, tetapi juga pemegang keputusan strategies dari partai politik peraih 11,81 persen suara dan 73 kursi pada Pileg 2014.

Dengan dua kekuatan yang ada dalam genggaman tangannya tersebut, sikap politik Ketua Umum Partai Gerindra pastinya akan menentukan peta kekuatan politik dalam tahun-tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun