Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Akankah Moeldoko Dicawapreskan untuk Dampingi Jokowi?

12 Januari 2018   14:12 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:11 7127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber juara.bolasport.com

Langkah Wiranto sepertinya tidak hanya sampai mendudukkan Moeldoko pada jabatan Ketua Umum HKTI dan Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura. Mantan Panglima ABRI yang dikenal memiliki jaringan dan pengaruh luas ini juga tengah memproyeksikan Moeldoko untuk mendampingi Jokowi sebagai Wakil Presiden RI.

Sebenarnya, sebelum reshuffle jilid pertama Kabinet Kerja diumumkan pada 27 Juli 2016, nama Moeldoko diisukan masuk bursa sebagai calon Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.

Jika melihat pengalaman pada masa pemerintahan SBY, jabatan itu secara tradisi jatuh ke tangan mantan Panglima TNI yang baru beberapa tahun memasuki masa pensiun.

Misalnya, Widodo AS yang pensiun pada 2002 diangkat menjadi Menko Polhukam pada 2004. Selanjutnya, Djoko Suyanto ditunjuk sebagai menkopulhukam setelah pensiun dari dinas kemiliteran pada 2007.

Karenanya, Moeldoko yang memasuki masa pensiun pada Juli 2015 sangat tepat jika diangkat sebagai menkopolhukan pada 2016.

Tetapi, Istana punya perhitungan lain. Moeldoko dicoret dan Wiranto yang terpilih. Penunjukan Wiranto sebagai Menko Polhukam terbilang keputusan tepat, mengingat situasi politik nasional saat itu membutuhkan ketokohan Wiranto yang memiliki jejak sejarah panjang dalam percaturan politik nasional.

Dalam menghadapi persaingan Pilpres 2019 yang bakal berlangsung lebih sengit dari pilpres yang digelar lima tahun sebelumnya, Jokowi bakal dipasangkan dengan mantan militer.

Dan, dari sedikit purnawirawan berbintang empat yang masih "segar", Moeldoko menjadi salah seorang yang memiliki peluang tertinggi karena memilik kedekatan politik dengan Jokowi.

Jenderal (Purn) Djoko Santoso, misalnya, dikenal lebih dekat dengan Prabowo. Sementara, Jenderal Gatot Nurmantyo yang baru akan pensiun pada Maret 2017 lebih memilih posisi yang berseberangan dengan pemerintah Jokowi. Sebaliknya, Mantan Panglima TNI lainnya, Laksamana (Purn) Agus Suhartono menyatakan ogah masuk ke dunia politik dan lebih memilih menjadi pengamat. Agus Suhartono.

Jika mencari rilis hasil survei yang terkait Pilpres 2019, memang nama Moeldoko tidak akan ditemukan mesin pencari Google. Hal ini tidak mengherankan, sebab sebagaimana mantan-mantan Panglima TNI lainnya, namanya kurang populer.

Ketidakpopuleran Moeldoko cukup beralasan, mengingat situasi politik dan keamanan relatif tenang. Inilah yang membedakan era Moeldoko, Djoko Suyanto, Djoko Susanto, Agus Suhartono dengan era Gatot Nurmantyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun