Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Ada Agenda Depopulasi untuk Mengurangi Jumlah Manusia?

25 Mei 2022   21:29 Diperbarui: 26 Mei 2022   08:09 2906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi peti mati yang berjajar rapi. (sumber: Luca Iaconelli / Unsplash.com)

Sebuah isu merebak di media sosial dimana pandemi COVID-19 adalah bagian dari rencana depopulasi atau pengurangan populasi manusia di seluruh dunia secara besar-besaran. Beberapa pihak baik individu dan lembaga dituding berada di balik rencana ini. Bahkan ada yang mengunggah suatu dokumen yang menyatakan bahwa depopulasi ini telah direncanakan sejak tahun 1957. Apa?

Ketika membaca unggahan pesan-pesan terkait depopulasi itu, kepala saya rasanya pening tapi tidak sampai tujuh keliling. Rasanya pening aja tapi tidak perlu meminum obat. Setelah menonton beberapa video-video lucu, rasa pening di kepala pun berangsur hilang.

Ide bahwa ada kaitan antara COVID-19 dengan rencana depopulasi umat manusia ini mengingatkan kita pada film superhero "Avengers: Endgame". Karakter antagonis Thanos yang memiliki seluruh batu pada gelang infinity gauntlet-nya berkuasa penuh untuk mengurangi setengah kehidupan di alam semesta dengan hanya menjentikkan jarinya.

Alhasil, para makhluk yang ditakdirkan mati pun musnah menjadi debu. Bumi pun menjadi lengang karena populasi manusia berkurang banyak. Thanos melakukan itu demi keseimbangan semesta yang terganggu karena overpopulasi. Pada akhirnya Thanos tewas setelah dikeroyok oleh para tim Avengers.

Ide mengenai agenda depopulasi yang diunggah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu sudah tersebar luas di media sosial. Mereka menyampaikannya dengan narasi yang berbeda-beda. Bahkan ada yang mewanti-wanti supaya kita dan anak-anak kita harus bersiap diri.

Bila Anda menelusurinya, ada banyak sekali posting-an terkait depopulasi ini yang disampaikan cukup argumentatif dan bisa membuat orang meyakininya. Tidak diketahui apakah informasi ini dibuat oleh pihak yang sama atau berbeda. Yang jelas tujuannya untuk membuat percikan keterkejutan di tengah suasana pandemi COVID-19 yang belum seratus persen selesai.

COVID-19 bagian dari depopulasi?

Kita tahu bahwa pandemi COVID-19 telah menelan banyak korban jiwa. Mungkin merenggut anggota keluarga kita, kerabat dekat, sahabat, teman kerja, atasan, hingga teman nongkrong sehari-hari.

Mutasi virus COVID-19 saja sudah terjadi sekian kali. COVID-19 varian Delta dan Omicron saja sudah sangat berbahaya. Varian Delta lebih ganas daripada varian aslinya, sedangkan varian Omicron adalah yang paling cepat menular dan bisa menimbulkan derajat keparahan yang tinggi yang berujung pada kematian.

Bahkan diprediksi akan ada pandemi-pandemi berikutnya yang tingkat penularannya dan derajat keparahannya bisa lebih tinggi daripada COVID-19. Laman Gavi secara khusus membahas sebuah daftar penyakit yang berpotensi menjadi pandemi berikutnya. Informasinya bisa dibaca di sini. Bisa jadi pandemi berikutnya disebabkan oleh hantavirus, virus korona lainnya, demam Lassa, penyakit kuning (yang berkaitan dengan hati), hingga flu burung dan Ebola.

Sekarang ini penyakit hepatitis misterius sedang menyebar. Riset mengenai penyakit ini sedang dilakukan untuk mencari jawaban tentang asal-muasal penyakit ini beserta cara mengatasi dan mencegahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun