Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Food Intermediary", Ide Bisnis Selama Masa Pandemi

4 Mei 2020   14:20 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:26 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesan antar. (Dok. Shutterstock/CKP1001) via kompas.com

Namun peluang masih terbuka bila pelaku bisnis bisa mensiasatinya agar tidak makin merugi. Tujuannya agar bisnis tetap jalan walau di tengah pandemi. Mungkin margin tidak sebesar sebelum pandemi, tetapi yang penting bisnis tetap jalan.

Apabila dilihat dari sisi pelaku bisnis, dalam hal ini pebisnis rumah makan, restoran atau pun warung makan, layanan local food intermediary membuka peluang usaha mereka bisa tetap berjalan seperti biasa. Layanan makan di tempat (dine-in) boleh tutup untuk sementara, tetapi layanan dibungkus (take away) bisa tetap jalan.

Ini adalah cara alternatif memperluas pasar selain layanan delivery reguler (bila ada) dan delivery via layanan ride-hailing. Pebisnis bisa menghubungi salah seorang warga di sebuah wilayah permukiman. Mereka bisa jadi pelanggan setia atau pemasok bahan-bahan. Bisa saja ada diantara mereka yang berminat mendistribusikan produk makanan dan minumannya ke warga di permukiman tersebut.

Lebih gampang lagi bila seorang warga suatu permukiman menawarkan diri untuk mendistribusikan produk makanan dan minuman suatu rumah makan atau restoran. Dalam situasi sulit seperti sekarang ini, mungkin ada banyak orang yang bersedia melakukannya. Misalnya warga yang baru di-PHK dari tempat kerjanya atau warga yang belum bekerja.

Apabila seorang warga dari suatu permukiman bersedia menjadi local food intermediary, grup medsos warga bisa dipakai sebagai media pemasaran. Apabila suatu permukiman tidak memiliki grup medsos, warga tersebut bisa menyebarkan brosur dan diedarkan dari rumah ke rumah.

Cara pertama lebih murah, tinggal ketik informasinya lalu kirim di grup medsos. Cara kedua perlu biaya cetak / fotokopi brosur sebanyak jumlah rumah tangga dalam wilayahnya.

Seorang local food intermediary bisa mendistribusikan produk makanan dan minuman minimal dari satu gerai. Tetapi ada kemungkinan ia mendistribusikan juga produk makanan dan minuman dari restoran atau rumah makan lainnya. Hal itu tidak menjadi masalah selama warga tersebut mampu mengelolanya dengan baik.

Tentang biaya distribusi, rumah makan atau restoran bisa menyediakan komisi untuk setiap porsi yang terjual. Besarannya bisa disepakati bersama. Harga produk tetap wajar dan terjangkau, namun kedua belah pihak sama-sama bisa meraih keuntungan.

Keamanan penyedia layanan local food intermediary
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan diri selama masa pandemi ini, penyedia layanan local food intermediary harus membekali diri dengan alat pelindung diri (APD) misalnya masker dan hand sanitizer. Akan lebih baik lagi bila mengenakan sarung tangan selama bekerja.

Produk yang ia distribukan adalah makanan dan minuman, maka harus terjaga kebersihannya. Bila perlu, local food intermediary menggunakan meal bag atau cooler bag untuk menjaga makanan tetap hangat atau minuman tetap hangat atau dingin. Tetapi ini opsional. Yang penting produk makanan dan minuman bisa sampai pada konsumen dengan baik.
Nah, tertarik menjadi local food intermediary?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun