Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Misteri Kafe di Stasiun Kereta Api

7 Maret 2020   09:37 Diperbarui: 7 Maret 2020   09:33 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi "GHOST TRAIN" oleh panache2620. Sumber: TheOldie.co.uk)

Dara masih berdiri di ujung Jalan Melati, berteduh dari terpaan hujan di bawah kanopi di emperan sebuah toko elektronik. Ia menunggu taksi daring yang belum juga sampai. 

Ia merogoh ponselnya lagi dari saku celananya. Posisi taksi daring sebetulnya sudah cukup dekat. Tetapi nampaknya taksi itu terjebak kemacetan di jalan arteri. Ada garis merah tebal di peta pada aplikasi.

Setiap memesan taksi daring, ia harus menunggu di ujung jalan karena kendaraan mobil tidak bisa masuk ke jalan gang rumahnya. Jalan itu hanya bisa dilalui sepeda motor. Ia tadi sudah berniat memesan ojek daring tetapi karena hujan tak kunjung reda, terpaksa ia memesan taksi daring.

Huh, kalau saja ia punya pintu kemana saja Doraemon, sekarang ini ia sudah duduk manis di ruang tunggu stasiun. Merasa bosan menunggu, ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Jemari tangan kanannya bergerak di layar ponselnya. Ia menghubungi Rea, sahabatnya.

"Hai Rea, kayaknya aku bakalan telat banget. Hujan deras juga di sini. Jadi kalian berangkat saja dulu."

"Aku? aku mah gampang, bisa naik kereta lainnya. Atau bus kali ya.."

"Yaa... Ada sedikit masalah aku sama Bram. Kita berantem lagi. Emang dia pikir dia siapa? Bukan orang tuaku, bukan pula suamiku juga sok ngatur-ngatur segala."

"Ya, ya, aku tidak masalah berangkat sendiri. Eh, taksiku sudah datang tuh. So sampai ketemu di Malang ya. Bye, mmuuahh..."

Dara pun segera masuk ke dalam taksi. Tas ranselnya agak basah di bagian atasnya terkena percikan air hujan yang deras sore itu. Taksi pun melaju menuju stasiun kereta api. Ia merasakan sendiri kemacetan sore itu. ternyata ada sebuah pohon tumbang menutup sebagian jalan arteri. Pantas saja jalan arteri macet parah. Belum ada genangan air di rute lainnya.

***
Dara sampai di stasiun kereta api. Ia terlambat hampir dua jam. Kereta api yang hendak ditumpanginya sudah berangkat dua jam lalu. Rea dan tiga temannya pasti sudah ngobrol-ngobrol di kursi kereta yang akan membawa mereka ke kota Malang, Jawa Timur. Mereka memang berencana menghabiskan akhir pekan di sana. Dara tidak mengenal tiga teman Rea. Rea mengatakan ia akan mengenalkan tiga teman barunya yang katanya super asik.

Tetapi Dara tidak merasa kecewa karena ketinggalan kereta. Toh ia dapat naik kereta api lainnya. Ia kecewa dengan Bram. Pertengkaran siang tadi seharusnya tidak perlu terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun