Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Marak Penipuan Berkedok Investasi, Investasi Tradisional Boleh Jadi Pertimbangan

14 Januari 2020   13:36 Diperbarui: 15 Januari 2020   11:18 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: AllThingsFinance.net)

Sebelum berinvestasi, Anda juga perlu mengenali diri sendiri. Kepribadian yang tenang, moderat atau agresif mencerminkan perilaku berinvestasi. Kenali juga motivasi Anda dalam berinvestasi.  

Dalam dunia investasi, secara umum dikenal tiga tipe investor, yaitu investor konservatif, investor moderat dan investor agresif. Wiko H. Tanata, seorang penasehat investasi berpengalaman internasional, dalam bukunya "Membangun Personal Wealth" (2015) menyebutkan ada empat tipe investor, yaitu ketiga tipe investor umum tersebut ditambah satu tipe lainnya yaitu investor sangat agresif.

  • Investor tipe konservatif adalah investor yang tidak menyukai resiko. Investor tipe ini akan memilih instrumen investasi yang aman-aman saja walaupun return-nya tidak tinggi. Misalnya tabungan dan deposito.

    Investor tipe moderat adalah investor yang selain memilih instrumen investasi aman juga menggunakan instrumen investasi yang beresiko. Selain tabungan dan deposito, mereka juga berinvestasi pada saham dan obligasi.

    Investor tipe agresif adalah investor yang memilih instrumen investasi dengan resiko tinggi karena mengharapkan potensi return yang tinggi pula. Misalnya separuh dari profil investasinya adalah saham dan lainnya misalnya obligasi dan deposito.

    Sementara itu investor tipe sangat agresif sangat menginginkan potensi return yang setinggi-tingginya. Mungkin mereka penganut prinsip high risk, high return. Sebagian besar investasinya diletakkan di instrumen investasi beresiko tinggi. Misalnya 70 hingga 100 persen investasinya adalah pada saham.

Dalam buku tersebut terdapat Kuesioner Profil Resiko (halaman 45-46) yang bermanfaat untuk mengenali profil resiko Anda. Anda termasuk tipe investor yang manakah? Bila berencana melakukan investasi, mengenali profil resiko Anda adalah penting agar Anda mengetahui tujuan berinvestasi.

Mengenali profil resiko membantu Anda dalam membangun pondasi psikologis ketika menghadapi resiko investasi. Investasi itu mirip berdagang, kadang untung kadang rugi, kadang untung besar tetapi juga bisa rugi besar. 

Ada sejumlah faktor yang mendasarinya. Penasehat investasi atau manajer investasi pasti dapat menjelaskan tentang hal ini.

Selain mengenali karakter diri sendiri dalam berinvestasi, investor juga harus memiliki literasi investasi yang baik agar tidak tersesat. Masyarakat harus melek investasi agar dapat berinvestasi secara cerdas dan terhindar dari produk investasi bodong.

Melihat kenyataan begitu banyaknya masyarakat +62 yang tertipu oleh produk investasi bodong mengisyaratkan bahwa orang makmur belum tentu smart dalam berinvestasi. 

Saya jadi punya prasangka negatif, apakah rendahnya literasi investasi ini punya korelasi dengan rendahnya literasi informasi?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Siaran Pers tentang Survei OJK 2019 yang dirilis pada November 2019 lalu menyebutkan bahwa  indeks literasi keuangan mencapai 38,03%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun