Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Makhluk Halus", Menerka Asal Mereka dari Sudut Pandang Fisika

3 Desember 2019   13:45 Diperbarui: 6 Desember 2019   03:15 2439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: StrangeAbandonedPlaces.com)

Kata orang pintar, perlu indera keenam untuk merasakan eksistensi dunia lain itu. Tidak semua orang bisa melihatnya, kecuali mereka yang diberkahi atau gifted. Sayangnya, realita dunia tersebut juga tidak dapat dibuktikan eksistensinya. Kesaksian seseorang tentang alam lain hampir pasti akan diragukan, bahkan mungkin dianggap sebagai halusinasi.

Kerabat saya itu juga bercerita tentang seseorang yang punya kemampuan "membuka penglihatan" manusia. Seorang kawannya pernah dibukakan "penglihatannya" dan ia tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah alam yang sangat luas seakan tak berbatas.

Sayangnya sang kawan tidak bisa berkata-kata tentang apa yang ia lihat. Menurut kerabat saya, mungkin kawannya diliputi rasa takjub yang luar biasa. Tetapi menurut saya, itu bukan rasa takjub melainkan karena ia tidak mampu menjelaskannya atau meninterpretasikannya dari sudut pandang manusia.

Kita sebagai manusia sudah memiliki interpretasi tentang kehidupan yang terbentuk sedari kecil. Kita melihat wujud manusia lain, binatang, tumbuhan, barang-barang adalah seperti itu. Nah, ketika melihat alam dimensi lain itu, ia tidak mampu menjelaskan apa yang ia lihat dengan sudut pandang duniawi. Makanya ia tidak dapat berkata-kata.  

Saya jadi ingat dengan salah seorang sepupu saya yang bercerita tentang seorang ahli pijat tradisional yang memiliki kemampuan serupa. Dengan pijatan di titik tertentu di bagian tubuh, ia bisa membuat pasiennya melihat alam "makhluk halus". Wah, bila saya salah satu kliennya, saya akan bilang "tidak, terima kasih".

Kalau kita mengacu pada konsep dimensi dalam fisika, entah bangsa lelembut ini berada di dimensi keberapa. Tetapi, kalau "makhluk halus" itu memang eksis, mereka pasti hidup di dimensi yang lebih tinggi dari pada dimensi kita saat ini.

Menurut saya, karena mereka sudah menguasai ruang dan waktu, maka mereka punya kemampuan melintasi dimensi --dimensi di bawahnya. Mereka bisa menampakkan diri di depan makhluk hidup di dimensi di bawahnya, dengan bentuk yang hanya bisa diinterpretasikan oleh makhluk hidup di dimensi yang mereka tuju.

Karena manusia memiliki interpretasi terhadap semua hal yang tertanam di otaknya berdasarkan pengalamannya, maka manusia memiliki reaksi spontan ketika berjumpa dengan sosok dari dimensi lain ini. Medulla oblongata, bagian otak yang mengontrol sebagian besar aktivitas fisik manusia pun seketika terdisrupsi.

Ketika melihat penampakan "makhluk halus", manusia sering berteriak, detak jantung semakin cepat, nafas tersengal-sengal, tubuh berkeringat dan sebagainya. Ada yang bisa lari menjauh dari lokasi penampakan, ada juga yang kakinya terkulai lemas tiada daya untuk lari.

Contoh ketika adik saya melihat pocong, ia mendesak sepupu kami untuk memacu motornya cepat-cepat. Waktu itu tekanan darahnya pasti meningkat, nafasnya juga pasti tersengal-sengal. Reaksinya mungkin sama ketika kita menonton trailer film "The Nun" dalam format VR video 360 derajat menggunakan kacamata VR.

Para "makhluk halus" ini menunjukkan wujudnya dalam bentuk yang dapat diinterpretasi oleh manusia. Namun, lebih jauh, pertanyaan berikutnya adalah mengapa mereka meneror manusia dengan aktivitas penampakannya? So annoying begitu loh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun