Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Stefanos Tsitsipas Juara ATP Finals 2019, Hegemoni "Big Three" Bakal Pupus di Tahun 2020?

18 November 2019   13:32 Diperbarui: 19 November 2019   16:54 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stefanos Tsitsipas dan piala kemenangannya (Sumber ilustrasi: SkySports.com)

Turnamen tenis Nitto ATP Finals 2019 berakhir sudah. Petenis muda berusia 21 tahun, Stefanos Tsitsipas (Yunani), tampil sebagai juara tunggal putra setelah menang atas petenis muda lainnya, Dominic Thiem (Austria) lewat laga tiga set 6-7(6-8), 6-2 dan 7-6(7-4). Babak final turnamen ini digelar di lapangan utama The O2 Arena, London, Inggris, (17/11/2019).

Baik Tsitsipas (unggulan ke-6) dan Thiem (unggulan ke-5) punya kemampuan berimbang. Mereka sama-sama bermain agresif, sama-sama berburu poin demi poin. Pertandingan kedua petenis ini berlangsung seru dan menegangkan. Pada akhirnya sang dewi fortuna berpihak pada Tsitsipas yang meraih kemenangannya lewat pertarungan tie break di set ketiga.

Kedua petenis sama --sama membukukan servis as lumayan banyak. Thiem delapan kali, sementara Tsitsipas sembilan kali. Tsitsipas melakukan servis nyaris tanpa cela, tidak membuat double faults sama sekali.

Sedangkan Thiem melakukan tiga kali double faults. Sepanjang pertandingan final tersebut, Tsitsipas memenangkan total 19 games, sedangkan Thiem 15 games. Kemenangan yang berat sekaligus memuaskan hati Tsitsipas.

Dengan hasil tersebut, Tsitsipas mampu menyamai catatan Ashleigh Barty (Australia), petenis putri yang baru saja menjuarai Shiseido WTA Finals 2019, tampil untuk pertama kalinya dan langsung menjadi juara.

Bagi Tsitsipas, ini adalah gelar terbaik yang pernah ia raih selama karir tenis profesionalnya. Level turnamen ATP Finals hanya satu tingkat di bawah grand slam.

Tsitsipas juga menjadi juara ATP Finals termuda sejak 18 tahun lalu. Juara termuda terakhir adalah Lleyton Hewitt (Australia) yang menjuarai ATP Finals 2001 saat usianya masih 20 tahun.

Sebagai juara tunggal putra, Tsitsipas berhak mendapatkan hadiah uang sebesar USD 2,6 juta atau sekira 37 milyar rupiah dan tambahan poin 1.300 poin. Sayangnya peringkat ATP-nya tidak tergeser, tetap di posisi 6 ATP.

Hal ini karena Thiem, peringkat 5 ATP, mendapatkan tambahan poin sebanyak 800 poin usai tampil sebagai finalis ATP Finals 2019. Thiem menggeser Medvedev dari posisi 4 ke posisi 5 ATP.

Sebagai informasi, Medvedev tidak mendapatkan poin sama sekali karena ia mengalami tiga kali kekalahan dari tiga pertandingan di babak round robin.

Sementara itu, gelar ganda putra ATP Finals 2019 direbut pasangan unggulan ke-7 dari Perancis, Pierre Hugues Herbert dan Nicolas Mahut. Mereka menang atas ganda unggulan kelima, Michael Venus (Selandia Baru) yang berpasangan dengan Raven Klaasen (Afrika Selatan) dengan dua set langsung 6-3, 6-4.

Hegemoni "Big Three" Bakal Pupus di tahun 2020?
Laga babak final ATP Finals 2019 menyuguhkan permainan tangguh dari dua petenis muda usia. Sebelumnya, di babak semifinal juga terjadi hal yang mengejutkan.

Hanya satu petenis dari "Big Three" yang melaju hingga babak semifinal, yaitu Roger Federer (Swiss). Unggulan teratas Rafael Nadal (Spanyol) dan unggulan kedua Novak Djokovic (Ceko) kandas di babak round robin.

Semifinalis lainnya juga termasuk salah satu dari petenis masa depan. Alexander Zverev (Jerman), sang juara bertahan, tidak berhasil menaklukkan Thiem di babak semifinal dan menyerah dua set langsung. Ada tiga petenis muda berusia 20an tahun yang mampu melangkah ke semifinal hingga akhirnya turnamen dimenangkan oleh petenis muda.

Dengan adanya tiga petenis muda yang mencapai babak semifinal, apakah ini sebuah sinyal bahwa petenis muda bakal merebut hegemoni Nadal, Djokovic dan Federer di musim turnamen tahun 2020 nanti? Walaupun prediksi ini terdengar kencang di dunia tenis putra, jawabannya bisa ya atau tidak.

Bagaimanapun petenis "Big Three" nampaknya masih cukup tangguh bagi petenis putra lainnya. Kecuali jika mereka mengalami cedera sebagaimana yang baru-baru ini dialami oleh Nadal dan Djokovic.

Flashback ke tahun 2018 lalu, kemenangan Zverev di ATP Finals 2018 lalu seakan membuka jalan bagi petenis-petenis muda lainnya. Di tahun 2019, meski petenis "Big Three" mendominasi gelar juara, sejumlah petenis muda usia mencatat hasil bagus dan menjadi lawan berat petenis "Big Three". Nampaknya kiprah para petenis muda usia itu masih menjadi ancaman serius bagi petenis "Big Three" di tahun 2020 nanti.

Tsitsipas adalah salah satu yang menonjol selama tahun 2019 ini. Penampilannya mengingatkan kita dengan Federer di kala muda dulu.

Sepanjang tahun 2019 ini ia punya catatan apik, menjadi semifinalis grand slam Australian Open 2019, finalis ATP 1000 Madrid Open, dan semifinalis ATP 1000 Italian Open dan Shanghai Masters. Ia diprediksi menjadi salah satu kekuatan baru di tenis putra. Hasil di London baru-baru ini seakan menguatkan prediksi tersebut.

Beberapa petenis lain berusia di bawah 25 tahun juga masuk radar, termasuk Thiem yang baru saja berulang tahun yang ke-26 tahun. Selama dua tahun ini, meski mengalami pasang surut, Thiem menjadi salah satu lawan kuat bagi petenis "Big Three".

Sepanjang tahun 2019 ini, ia menjadi finalis grand slam French Open 2019 dan juara turnamen ATP 1000 Indian Wells. Nampaknya Thiem masih menjadi salah satu lawan terberat bagi "Big Three" di tahun 2020 nanti. Hasil di London membuktikan itu. Dari data turnamen ATP Finals 2019, ia mampu menang atas Djokovic dan Federer di babak round robin.

Beberapa petenis muda lainnya juga kian matang dan permainannya semakin berkembang. Meski terbilang masih sangat muda, sepertinya mereka bakal menjadi lawan serius "Big Three" di tahun 2020 nanti.

Mereka adalah Alexander Zverev (Jerman, 22 tahun), Daniil Medvedev (Rusia, 23 tahun), Matteo Berrettini (Italia, 23 tahun), Denis Shapovalov (Kanada, 20 tahun), Alex De Minaur (Australia, 20 tahun) dan Felix Auger Aliassime (Kanada, 19 tahun). Satu lagi petenis muda lainnya yang patut masuk dalam daftar adalah Frances Tiafoe (Amerika Serikat, 21 tahun).

Kita telah melihat pencapaian Medvedev yang menyita perhatian fans tenis dunia, khususnya di kuartal keempat tahun 2019 sebelum ATP Finals 2019 digelar. Ia mencatat hasil mengesankan dengan menjadi runner-up US Open 2019 dan juara di dua turnamen ATP 1000.

Pencapaian super sepanjang tahun 2019 ini membuat peringkat ATP akhir tahun Medvedev meroket ke posisi 5 setelah sempat bertengger di peringkat 4 ATP. Akhir tahun 2018 lalu ia masih duduk di peringkat 16 ATP. Medvedev bakal menjadi ancaman besar bagi petenis "Big Three" di tahun 2020 nanti.

Kalau melihat dari sisi peringkat ATP akhir tahun, sejak tahun 2004 lalu "Big Three" memang nyaris mendominasi. Selama kurun waktu 16 tahun itu, tiga petenis putra terkuat di dunia itu menguasai peringkat ATP yaitu 15 tahun! Bahkan sampai saat ini mereka juga saling bergantian duduk di peringkat 1, 2 atau 3.

Sejauh ini hanya ada satu petenis yang mampu mendobrak dominasi mereka, yaitu Andy Murray (Inggris). Karena menjadi lawan berat bagi tiga petenis teratas tersebut, muncul sebutan "Big Four" dengan tambahan Murray.

Sebagai informasi, Murray pernah menduduki peringkat 1 ATP di penghujung tahun 2016. Pada tahun tersebut ia membuat pencapaian manis dengan menjadi finalis Australian Open 2016 dan French Open 2016 serta menjuarai Wimbledon 2016.

Murray adalah satu-satunya petenis putra yang bisa mendobrak dominasi "Big Three' meski itu tidak lama. Murray memutuskan pensiun di tahun 2018 lalu oleh karena cedera berkepanjangan yang iderita sejak tahun 2016. Di tahun 2019 ini ia kembali turun ke lapangan namun hanya di beberapa turnamen saja, antara lain mengikuti dua turnamen grand slam.

Nah, melihat pencapaian para petenis muda tersebut di sepanjang tahun 2019 ini, memang semuanya tinggal menunggu waktu. Ada yang meyakini akan ada juara baru grand slam di tahun 2020 nanti. Hal itu sah-sah saja.

Bagaimanapun "Big Three" masih cukup tangguh bagi para petenis muda tersebut. Secara skill, ketiga petenis tersebut masih pantas duduk di peringkat teratas ATP. Federer, misalnya, di usianya yang sudah menginjak 38 tahun ia masih bermain taktis, sama bagusnya ketika ia masih berusia 20an tahun.

Di ATP Finals 2019, ia mampu menang atas Djokovic dan Berrettini di babak round robin. Jadi hanya ada dua faktor yang bisa memupuskan hegemoni petenis "Big Three", yaitu karena cedera dan memutuskan mundur. 

Pernah beredar sebuah gosip Federer bakal gantung raket di tahun 2020 nanti. Tetapi sebuah pernyataan langsung dari Federer menggerus gosip tersebut.

Dalam pidato kemenangannya di turnamen Swiss Indoor Oktober 2019 lalu, Federer mengatakan bahwa bila ia mengundurkan diri hanya ada dua alasan, pertama karena cedera, dan kedua bila sesuatu terjadi pada keluarganya, khususnya kedua orang tuanya.

Sementara itu, Nadal, beberapa waktu lalu sebelum pernikahannya di bulan Oktober 2019 pernah mengungkapkan sebuah sinyal bahwa ia akan mundur.

Nadal mengatakan bahwa ia sedang berada di babak akhir karirnya. Namun bukan berarti di tahun 2020 ini ia akan mundur. Kira-kira dua atau tiga tahun lagi ia akan gantung raket, artinya bisa tahun 2021 atau 2022.

Cedera nampaknya menjadi alasan bagi Nadal yang pernah berpikir undur diri dari tenis. Tapi walau dikabarkan mengalami sejumlah cedera, kita masih melihat pencapaian Nadal masih kinclong di tahun 2019 ini. Ia menjadi juara di dua turnamen grand slam French Open 2019 dan US Open 2019. Bukan tidak mungkin lagi Nadal masih bersinar di tahun 2020. 

Jadi, semuanya hanya soal waktu bagi petenis muda untuk bisa menembus hegemoni "Big Three". Namun apabila skill para petenis muda tesebut berkembang pesat dan mampu melampaui petenis "Big Three" di tahun 2020 nanti, bukan tidak mungkin hegemoni mereka akan pupus.

Beberapa nama petenis muda di atas sudah mulai mengikis hegemoni tersebut sedikit demi sedikit. Tetapi untuk lebih jelasna, kita lihat saja kiprah mereka di tahun 2020 nanti.

Referensi: ATPTour.com, NittoATPFinals.com, BBC.co.uk, TennisAbstract.com, ABC.net.au, Wikipedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun