Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mudahnya Menjadi Musisi di Era Disrupsi

7 November 2019   14:00 Diperbarui: 8 November 2019   17:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: MarquetteWire.org)

Saat ini zaman sudah berubah begitu cepatnya. Kondisi sepuluh tahun yang lalu sangat berbeda dengan masa kini, bahkan lima tahun lalu bisa berbeda dengan situasi yang terjadi saat ini. Gaya hidup digital kini semakin menjadi bagian dari kehidupan normal manusia pada umumnya, bukan sekadar gaya hidup lagi. Disrupsi terjadi di banyak aspek kehidupan. Termasuk dalam hal berkreasi musik.

Ya, kini setiap orang bebas membuat musik. Seperti halnya membuat cerita dan mengunggahnya ke platform Wattpad, penulis lagu dan penyanyi bisa melakukan hal yang sama. Mereka bisa mengunggahnya ke SoundCloud, Spotify, Pandora, dan lain-lain.

Bahkan ketika mereka serius mengerjakannya secara komersil, kemudahan-kemudahan lain juga menyertai. Membuat video musik misalnya, bisa dilakukan secara mandiri pula. Video musik sudah jamak dibuat sebagai bagian dari promosi sebuah karya musik.

Sejak MTV hadir di tahun 1981, video musik adalah wajib bagi artis atau musisi yang meluncurkan lagu-lagunya, yang sekaligus juga mempromosikan album terbarunya. Kini sebuah video musik bahkan bisa dibuat sendiri dan diunggah ke platform video YouTube atau Vimeo. Banyak aplikasi video gratisan yang bisa dipakai untuk membuat video musik.

Damon Albarn misalnya. Pentolan band Inggris Blur dan Gorillaz ini pernah mengerjakan proyek solonya, sebuah album berjudul "Everyday Robots" (2014). Meski bernaung di bawah label mayor, hampir semua elemen ia kerjakan sendiri.

Ia membuat lirik lagu semua track album, memproduserinya (bersama Richard Russell), membuat komposisi musiknya dan memainkan beragam instrumen, menyanyikannya baik solo maupun duet dengan artis lain, hingga mixing dan engineering.

Hasilnya, sebuah album yang sukses secara komersial di seluruh dunia. Di Inggris, album itu debut sebagai nomor dua di UK Albums Chart. Album tersebut juga menuai kritik positif. Albumnya memang menarik.

Video musik untuk promosi tunggalan dan album ini juga menarik. Video musik untuk tunggalan kedua "Lonely Press Play" misalnya, adalah kumpulan footage sejumlah lokasi yang ia kunjungi misalnya Tokyo, London, Islandia dan Korea Utara. Ia merekamnya lewat iPad pribadinya. Begitu pula video musik tunggalan kelima "Heavy Seas of Love" juga mengandung footage dari gawai milik Albarn.

Kalau di Indonesia, penyanyi Tulus mungkin bisa menjadi contoh. Ia memproduksi album musiknya di bawah Tulus Record, perusahaan rekaman yang ia bentuk sendiri.

Dulu ia kerap ditolak produser musik hingga akhirnya ia memutuskan memproduksi musiknya sendiri. Ia menciptakan lagu sendiri, mengkomposisi musiknya hingga akhirnya membuat perusahaan rekaman sendiri. Kini Tulus adalah salah satu solois pria sukses bin terkenal dan karya musiknya selalu ditunggu-tunggu oleh penikmat musik tanah air.

Bagaimana menjadi kreatif di era disrupsi?
Membuat musik kini bisa dilakukan semua orang, yang penting suka dan cinta musik. Tetapi membuat musik bagus itu berbeda cerita. Melly Goeslaw misalnya, salah satu pencipta lagu/penyanyi senior tanah air, pada awalnya ia tidak mahir memainkan instrumen. Beruntung Melly punya suami keren Anto Hoed yang jago bermain instrumen. Modal Melly adalah membuat lirik lagu yang menarik dan peka dengan melodi apik.

Jangan tanya karya lagu Melly sudah berapa, wah ratusan mungkin. Saya juga banyak mendengarkan lagu-lagu Melly, baik ketika masih bergabung dengan band Potret hingga solo karir. Lagu-lagu yang ia ciptakan untuk penyanyi lain juga sama bagusnya, sama-sama enak dinikmati.

Dalam membuat musik bagus itu, dalam genre apapun, seorang musisi mesti punya ketrampilan menulis, khususnya menulis puisi. Karena sebuah karya lagu mengandung bait-bait lirik yang disenandungkan lewat nada.

Untuk pandai menulis lirik syaratnya hanya satu, suka membaca. Membaca apa saja, buku, koran, majalah apa saja semuanya adalah sumber inspirasi berharga. Membaca buku puisi akan membantu seorang pencipta lagu untuk menulis lirik yang bermakna.

Seorang musisi juga harus terampil mengolah nada dan peka dengan melodi bagus. Karena pemilihan nada dan melodi yang tepat akan memberikan suasana lagu sesuai dengan genre-nya, yang membuat sebuah karya lagu menjadi hidup. Nada dan melodi yang tepat secara tidak langsung akan memperkuat makna lirik lagu.

Maka dari itu, musik adalah bagian dari karya seni. Karena mengolah tujuh nada (bayangkan, hanya tersedia tujuh nada saja) itu tidak gampang. Diperlukan upaya tertentu yang melibatkan jiwa dari seorang musisi agar tercipta karya music yang bagus.

Kalau sudah mampu membuat musik bagus, tentu musik yang kita buat ingin dinikmati oleh orang lain juga, bukan? Nah, di jaman sekarang bersyukurlah bahwa semuanya dapat dilakukan dengan mudah. Mulai dari produksi hingga promosi bisa dilakukan dengan mudah.

Rekaman lagu dulu harus dilakukan di studio rekaman. Tapi kini sudah tidak perlu lagi. Lihat apa yang dilakukan musisi folk tanah air asal Jakarta, Adhitia Sofyan. Ia merekam karya lagunya justru di kamar tidurnya!

Di album pertamanya berbekal gitar akustik sebagai instrumen utama, vokal, laptop dan sejumlah aksesoris lain, ia bisa merekam musiknya untuk album pertamanya. Konsekuensinya, karena kamar tidurnya tidak kedap suara, ia terpaksa memulai rekaman kala suasana sunyi, yaitu setelah jam 11 malam. Album pertamanya termasuk sukses, namanya pun dikenal banyak orang.

Setelah sukses, kini studio kamarnya lebih advanced. Sebagai informasi, Adhitia sudah punya empat album studio. Pada September 2019 lalu Adhitia menemani penyanyi Ify Alyssa untuk berduet menyanyikan lagu "Dua Insan" yang ditulis oleh Ify.

Masih ingat dengan duo Tetangga Pak Gesang yang beranggotakan Arum Tresnaningtyas dan Meicy Sitorus? Duo spesialis lagu kenangan asal Bandung ini merekam karya musik mereka secara sederhana, juga di kamar mereka.

Karya musik mereka sederhana, lagu-lagunya berlirik sederhana, instrumen musiknya juga sederhana yaitu ukulele dan kazoo. Tapi lagu-lagu mereka enak didengar. Harmonisasi vokal mereka dibuat ala penyanyi lawas. Karena karakter suara mereka ala penyanyi tahun 1950an/1960an, mereka kerap membawakan lagu-lagu lama, atau lagu kreasi mereka dengan melodi jadul.

Mereka bisa disebut sebagai band kamar karena merekam musik mereka di kamar. Sayangnya karena kamar mereka tidak kedap suara, ada saja tantangan yang mereka hadapi. Misalnya suara pedagang bakso yang berteriak menawarkan dagangannya jadi ikut terekam, membuat mereka harus memulai merekam lagu dari awal.

Kembali ke proses membuat musik, bila produksi musik sudah jadi, waktunya memikirkan promosi. Sampul album studio misalnya, bisa dikerjakan sendiri atau meminta bantuan rekan yang jago desain grafis.

Saya ingat salah seorang rekan kerja saya dulu pernah membuat band musik. Ketika ia membuat album perdana band, ia meminta bantuan seorang desainer grafis, yang juga rekan kerja saya, untuk membuat sampul albumnya. Saya adalah salah satu orang yang diminta menilai desain sampul albumnya. Desainnya bagus dan memuaskan karena dikerjakan oleh ahlinya.

Mengenai promosi, zaman sekarang apa yang susah. Membuat akun di media sosial sudah lebih dari cukup sebagai langkah awal. Karya musik dapat diunggah dengan gampang di sejumlah platform musik kesukaan.

Video musik yang menyertai lagu juga bisa dibuat menggunakan gawai, sebagaimana yang dilakukan Damon Albarn yang merekam footage dengan gawainya. Yang penting koneksi internet lancar, karya musik pun bisa nampang dan didengar banyak orang.

Selanjutnya, bisa saja ada demand tampil live. Nah kalau yang satu ini perlu dipersiapkan baik-baik. Oleh karena itu, musisi baru atau calon musisi perlu sering tampil di panggung-panggung publik. Minimal panggung tujuh belasan di kampung, acara pernikahan, even komunitas, atau numpang di acara pensi sekolah sebagai bintang tamu.

Sekarang ini food court di mal-mal ataupun di kafe juga menyediakan panggung kecil buat siapapun yang ingin tampil. Semakin sering tampil, semakin banyak pengalaman, semakin siap bila suatu saat nanti menjadi... musisi terkenal.

Semoga saja itu kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun