Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nyampah dan Meludah Sembarangan, Kebiasaan Buruk yang Entah Kapan Sirna

16 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 17 Oktober 2019   02:30 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Pixabay.com)

Perkembangan kota yang menjelma menjadi kota megapolitan dunia ternyata tidak serta merta mengubah kebiasaan buruk warga setempat. Bayangkan saja, kota penuh gedung menjulang tinggi tetapi banyak warga kota masih suka meludah sembarangan. Bahkan seorang yang berpenampilan necis saja juga masih punya kebiasaan itu.

Pemerintah setempat memasang rambu "No Spitting" atau dilarang meludah di sejumlah tempat khususnya di stasiun kereta api bawah tanah. Tetapi masih saja ada orang yang berperilaku demikian. Tetapi sejak tahun 2016 lalu sang Presiden mengeluarkan sebuah program pengembangan diri bagi masyarakat. Salah satunya tentang kebiasaan meludah sembarangan.

Waduhh, mungkin sudah saking parahnya kebiasaan buruk itu dilakukan masyarakat setempat sampai-sampai Presiden mengeluarkan program tersebut. 

Shanghai yang berpenduduk sekira 25 juta jiwa memang berupaya menjadi sebuah kota internasional sebagaimana London dan New York. Jadi kebiasaan-kebiasaan buruk yang masih dilakukan warganya harus dihentikan. (sumber: Financial Review).

Lalu apakah kita akan mencontoh cara pemerintah China untuk menghapus kebiasaan meludah sembarangan sebagian warga? Sebab selama ini belum ada semacam program nyata untuk menghapus kebiasaan yang tidak baik ini. 

Sejauh ini sebatas pada himbauan misalnya 'jangan membuang sampah sembarangan' atau 'jangan meludah sembarangan karena bisa menyebabkan penyakit'.

Apakah perlu campur tangan langsung Presiden? Wah, masa sih urusan meludah sembarangan sampai harus menjadi perhatian Presiden. Sudah disibukkan dengan berbagai program pembangunan tetapi kok urusan yang kesannya remeh temeh begini menjadi ranah Presiden pula.

Eh tetapi bukankah ada Revolusi Mental? Nah sepertinya menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan dan meludah sembarangan bisa menjadi salah satu aspek dalam Revolusi Mental itu.

Jadi tidak perlu membuat program baru lagi, misalnya "Gerakan Tidak Membuang Sampah Sembarangan Nasional" atau "Gerakan Tidak Meludah Sembarangan Nasional". 

Apalagi bila gerakan itu dituangkan dalam sebuah Hari Peringatan Nasional. Bisa jadi ada "Hari Tanpa Membuang Sembarangan" atau "Hari Tanpa Meludah Sembarangan". 

Revolusi Mental sebaiknya tidak dibatasi maknanya pada kerja keras, berintegritas, punya semangat gotong royong. Tidak terbatas hanya, misalnya memberantas illegal fishing, pengelolaan tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun