Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Question Mark (?)" dari Teddy Adhitya, Sebuah Kolase Monolog tentang Cinta

1 Oktober 2019   21:32 Diperbarui: 2 Oktober 2019   15:57 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teddy Adhitya (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

***
Tentang Teddy, musisi berdarah Maluku kelahiran Jogjakarta ini adalah seseorang yang meyakini keajaiban pikiran. Beberapa kali ia mengangankan sesuatu yang akhirnya terwujud dengan sendirinya.

Ia bukan sosok yang perencana yang merencanakan hidup harus seperti ini atau seperti itu. Oleh karena itu ia menjalani saja apa yang ada di hadapannya. Tetapi ia tidak melakukannya dengan setengah-setengah.

Makanya ia pernah menjadi atlet sepak bola, juga menekuni olahraga tenis. Ia mencatat sejumlah prestasi di sana. Teddy sempat mengenyam pendidikan tinggi, tetapi panggilan batinnya nampaknya adalah musik. Ia memilih meleburkan diri di dalamnya, ingin total dalam bermusik. Tidak mudah baginya, tetapi ia meyakininya.

Lahir di keluarga yang cinta dengan musik membuatnya musik bukan dunia yang asing nan sepi baginya. Sang ayah dulu pemain musik yang beberapa kali mengiringi artis ibu kota. Pengembaraannya di dunia musik dan kegemarannya melakukan perjalanan di berbagai tempat membuatnya mengenal artis atau musisi berbakat yang nantinya akan terlibat dalam karya musiknya.

Nampaknya pilihan karirnya tidak salah. Album pertamanya "Nothing is Real" yang dirilis tahun 2017 lalu menjadi jembatan baginya menerima penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards sebagai Pendatang Baru Terbaik tahun 2017.

Indonesia Choice Awards NET 5.0 juga memasukkannya menjadi salah satu nominasi di kategori Male Singer of The Year. Sebuah pencapaian fantastis bagi seorang solois pria dari jalur indie.

***
Selang dua tahun setelah kesuksesan album pertama, Teddy ingin segera menyambung kisah berikutnya di album kedua. Konsep album "Question... " pun segera dirancang mulai tahun 2017 lalu.

Materi album dikumpulkan tahap demi tahap hingga tahun 2019. Ia dibantu musisi Kenny Gabriel, produser musik jebolan program "The Remix" yang menjadi co-producer di album ini.

Sampul album (sumber: tangkapan layar IG @teddyadhitya)
Sampul album (sumber: tangkapan layar IG @teddyadhitya)
Untuk penulisan lirik lagu, semua lisirik ditulis oleh Teddy. Untuk beberapa tracks, penlisan lirik dibantu oleh Deyna Ganisa, Leona Agustine dan Ben Sihombing. Musisi lain yang mendukung album ini antara lain Rendy Pandugo dan Petra Sihombing yang mengisi gitar dan piano di dua lagu. 

Berbeda dengan album pertama yang didominasi dengan instrumen gitar, di album kedua ini Teddy bereksperimen dengan memasukkan sejumlah elemen yang memperkaya karya musiknya. Kenny membantu Teddy untuk instrumen piano, keyboard dan synthesizer.

Hal yang unik selama proses kreatif produksi album ini adalah pada sesi rekaman. Lagu-lagu tidak direkam di dalam studio konvensional melainkan di alam terbuka di tiga tempat keren yaitu di Singaraja dan Tabanan di Bali, dan Maribaya di Jawa Barat. Lokasi spesifik diungkap dalam video dokumenter "The Making of Question Mark ((?))" yang menyertai album fisik edisi terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun