Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dragonfly, si Robot Capung yang Bakal Menjelajah Titan

11 Juli 2019   13:28 Diperbarui: 11 Juli 2019   20:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titan (sumber: PhysOrg)

Program ruang angkasa negara-negara tersebut kini sudah ke level berikutnya, baik rencana dalam waktu dekat maupun jangka panjang yang cukup mencengangkan. China dan India sudah mengambil ancang-ancang untuk misi eksplorasi ke Bulan. China bahkan sudah mengamati bagian gelap Bulan di awal tahun 2019 ini. Sementara India nampaknya bakal tidak lama lagi menuju ke sana.

Jepang pernah menjalankan misi peluncuran space probe ke Mars di awal tahun 2000an. Walau misi tersebut gagal, Jepang masih punya teknologinya untuk kembali ke sana. Informasi terakhir, Jepang kini malah bersiap menuju Phobos, satelit Mars, di tahun 2024 nanti. Berbeda dengan target Jepang, UEA nampaknya kian mantap menatap Mars.

Sementara itu leader dalam misi ruang angkasa, AS, punya sejarah cukup panjang dalam program ruang angkasa. Sejak tahun 1950an, program antariksa AS menjadi bagian perang dingin dengan Uni Soviet. Waktu itu persaingan kedua negara adidaya itu disebut dengan "Space Race" Namun sejak runtuhnya Uni Soviet di tahun 1991, praktis AS memegang hegemoni program ruang angkasa.

Kehebatan misi ruang angkasa Uni Soviet tidak dapat disangkal. Salah satu misi antariksa Uni Soviet yang patut dicatat adalah Venera 4 yang berhasil mendarat ke permukaan planet Venus. Misi itu dicatat dalam sejarah karena merupakan misi ruang angkasa yang pertama kali berhasil mendaratkan wahana di permukaan planet lain.

Venera 4 juga berhasil memotret kondisi sebagian permukaan planet tetangga Bumi itu dengan resolusi yang cukup baik sehingga para ilmuwan mendapatan gambaran tentang permukaan si Bintang Kejora itu.

Misi ke Titan Sudah Sejak Tahun 1973 
Kembali ke rencana misi menuju Titan, sebenarnya misi Dragonfly tesebut bukan misi yang pertama kalinya. Sebelumnya pernah ada misi Cassini-Huygens yang memiliki dua misi di mana wahana orbiter Cassini bertugas mengamati planet Jupiter, sementara wahana lander Huygens turun ke permukaan Titan untuk menggali informasi di benda langit yang dingin dan sunyi itu.

Tetapi jauh sebelum Huygens-Cassini, sejumlah misi mengamati Titan juga pernah dilakukan. MIsalnya Pioneer 11 atau Pioneer G. Wahana nirawak yang diluncurkan di tahun 1973 itu sebetulnya ditugaskan mengamati sabuk asteroid, planet Jupiter dan Saturnus.

Wahana tersebut sempat melintasi Titan di tahun 1979 beberapa minggu sebelum hilang kontak dengan Bumi. Wahana itu berhasil mengirimkan data pertama tetang Titan yaitu tentang temperatur permukaan dan kondisi atmosfernya.

Lalu pada tahun 1977, diluncurkan misi Voyager 1 dan 2. Voyager 1 memiliki misi mengamati planet Jupiter, Saturnus dan Titan. Voyager 2 juga memiliki misi yang sama sekaligus sebagai wahana cadangan bagi Voyager 1 apabila wahana itu mengalami malfungsi di tengah jalan. Tetapi Voyager 2 justru didesain lebih canggih. Ia dapat melayari angkasa lebih jauh lagi, menuju Uranus (tahun 1986) dan Neptunus (tahun 1989).

Voyager 1 berhasil mencatat komposisi atmosfer di langit Titan, kepadatannya dan tekanannya. Massa Titan juga berhasil diukur. Namun yang terpenting adalah kandungan atmosfernya yang sebagian besar mengandung nitrogen. Zat hidrokarbon lainnya di dalam atmosfir Titan yaitu metana, etana, asitilin, esitilin dan senyawa hidrogen sianida atau asam sianida.

Misi ke Titan ini mungkin terinspirasi oleh misi oleh kesuksesan Venera 4 oleh Uni Soviet yang berhasil menapaki permukaan planet Venus. Juga misi ke planet Mars yang sukses mendaratkan wahana rover ke permukaan Planet Merah itu sejak tahun 1996 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun