Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan dari Beberapa Pemimpin Dunia untuk Dunia yang Lebih Baik

22 Mei 2019   13:22 Diperbarui: 22 Mei 2019   13:47 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merpati, lambang perdamaian (sumber: Olympic.org)

Masing-masing negeri memiliki dinamika politik sendiri-sendiri, termasuk Indonesia. Apa yang kita baca, dengar atau lihat sejak Selasa malam (21/5/2019), hingga Rabu (22/5/2019) dini hari sampai pagi ini ketika saya menuangkan tulisan ini adalah salah satunya. Peristiwa yang terjadi di kota Jakarta, ibukota Republik Indonesia, menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah perjalanan bangsa.

Seluruh dunia pasti sedang menyorot Indonesia yang sedang menghadapi ujian. Media massa memantau situasi dari jam ke jam, menit ke menit hingga detik ke detik. Media sosial pun tidak kalah riuh mengabarkan. Beberapa diantaranya viral, lepas dari informasi yang disampaikan valid atau hoax.

Saya sendiri memilih mengikuti tayangan KompasTV lewat gawai saya. Salah satu media arus utama itu meliput peristiwa tersebut secara langsung. Tidak mengikuti sejak awal sih, sesekali saja, sambil menikmati hidangan sahur di rumah saya, di sebuah desa yang tidak terpencil, namun cukup tenang dan damai.

Usai subuh, burung-burung liar di sekitar rumah saya mulai bercuitan. Beberapa senang mematuk-matuk kaca jendela kamar tidur saya, seolah mengingatkan hari sudah pagi. Iya, sudah tahu, burung-burung semuanya... Begitu kata saya, dalam hati.

Beberapa saat berlalu, kabar dari Jakarta pun tiba, suasana berangsur kondusif. Tapi nampaknya masih belum membuat masyarakat tenang. Sejumlah kantor di sekitar pusat peristiwa terpaksa tutup. Tidak serta merta tutup, karena kesibukan bisa saja dipindahkan di rumah masing-masing pegawainya. Di jaman internet ini, pekerjaan kantoran bisa dilakukan dimana saja termasuk di rumah.

Tetapi buat para pedagang yang aktivitasnya sehari-hari dilakukan di sekitar hotspot, mungkin banyak dari mereka memutuskan untuk tidak berdagang. Praktis, perekonomian rumah tangga mereka terinterupsi, entah sampai kapan. Buat para pedagang, off day artinya tidak ada pemasukan. Semoga secepatnya mereka bisa berdagang kembali.

Situasi yang terjadi sejak semalam nampaknya mengusik kehidupan sosial masyarakat, mengganggu denyut nadi perekonomian masyarakat. Sektor transportasi pun terkena dampaknya, membuat mobilitas warga menjadi terhambat. Pendek kata, situasi semalam tidak kondusif.

Apa yang terjadi di ibukota negara Indonesia ini layak menjadi bahan pembelajaran dan renungan bagi kita semua, bagi pemimpin saat ini, maupun calon pemimpin di masa depan. Kita semua saat ini merasakan situasi sosial dan politik negeri yang bagi sebagian orang cukup mencemaskan.

Pemimpin kita saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk membuat suasana negeri kembali kondusif dan stabil. Selain itu pemerintah juga perlu mengevaluasi agar peristiwa semalam tidak muncul lagi di kemudian hari.

Setiap warga pasti menginginkan suasana negeri yang tenang. Masyarakat bisa bekerja dengan tenang, para pelajar bisa belajar dengan tenang, begitu pula para mahasiswa dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya.  

Sementara itu, calon pemimpin kita di masa depan bisa jadi saat ini sedang belajar di sebuah sekolah. Atau bisa jadi ia sedang bermain dengan teman-temannya. Mungkin saat ini ia sedang mempersiapkan diri untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru. Tetapi bisa juga ada yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, atau sedang mengembangkan bisnis start-up nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun