Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pintu-pintu Penyalahgunaan Data Pribadi yang Mungkin Tidak Kita Sadari

18 Mei 2019   16:21 Diperbarui: 30 Juli 2019   07:34 2324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: CyberInsurance.com

Pemilik rumah kos yang "bermain" atau teledor
Jangan salah mengira, ternyata ada rumah indekos yang menyalahgunakan data pribadi kita. Ini karena saya pernah mengalaminya. Dari pengalaman saya, pertama mereka kepo dengan situasi finansial kita. Yang kedua, menyalahgunakan dokumen pribadi kita.

Ketika saya indekos di sebuah kota, saya sempat ribut dengan ibu kos ketika baru pulang kerja. Perkaranya, surat bank statement dari bank yang ditujukan kepada saya amplopnya telah terbuka. Saya memang menginformasikan kepada pihak bank bahwa alamat surat-menyurat adalah alamat rumah kos saya.

Sebagai informasi, perusahaan tempat saya bekerja mensyaratkan saya membuka rekening baru. Padahal saya sudah memiliki rekening lama. Entah bagaimana perusahaan tidak dapat melakukan transfer uang gaji bulanan saya ke rekening lama. Saya lupa apa penyebabnya, sehingga saya terpaksa membuka rekening baru dengan alamat surat-menyurat rumah kos saya.

Jadi, ketika ibu kos memberikan surat bank statement untuk saya, amplop sudah dalam keadaan terbuka. Jelas bahwa ada yang kepo dengan kondisi keuangan saya. Padahal dalam bank statement dari bank pada umumnya terdapat laporan aktivitas keuangan kita.

Begitu seseorang berhasil membuka amplop bank statement saya, maka ia mengetahui nilai gaji saya dan semua aktivitas saya di bulan itu misalnya transaksi belanja, transfer, pembelian pulsa, pembayaran kartu kredit dan lain- lain.

Ibu kos bersikukuh mengatakan bahwa bukan dia yang membuka amplop surat itu. Ia malah menunjuk kamar teman kos saya, menuduh bahwa dia pelakunya. Kebetulan teman saya belum pulang dari tempat kerjanya. Tetapi saya setengah mempercayainya karena saya mengenal karakter teman saya itu. Lagipula, ia juga bekerja dari pagi hingga larut malam, jadi kecil kemungkinannya teman kos saya yang membuka amplop surat itu.

Perkara kedua dengan ibu kos saya waktu itu adalah tentang KTP. Biasanya pemilik rumah kos akan meminta fotokopi KTP untuk disampaikan ke ketua RT. Saya sudah memberikan satu lembar fotokopi KTP saya ke ibu kos di minggu pertama saya indekos.

Selang beberapa bulan kemudian, ibu kos meminta fotokopi KTP saya lagi karena fotokopi KTP saya hilang. Saya mengiyakan tetapi tidak pernah saya berikan sampai akhirnya saya pindah ke rumah kos lain.

Sebelumnya saya mendapatkan informasi dari salah seorang teman kos bahwa ada isu penyalahgunaan KTP orang-orang yang indekos oleh sang ibu kos. Saya tidak paham bagaimana bentuk penyalahgunaannya, yang jelas ada imbalan uang.

Dengan pertimbangan kedua masalah tersebut, dan sejumlah masalah lainnya yang tidak relevan dengan pembahasan ini, akhirnya saya memutuskan pindah dari situ.

Sekarang ini, bank statement ada yang berbentuk e-statement yang bisa dikirim langsung ke email kita. Bila suatu bank tidak menyediakan e-statement, nasabah disediakan buku tabungan dimana ia bisa mencetak buku tabungannya ke bank dimana hanya dapat dilakukan oleh sang pemilik rekening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun