Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pintu-pintu Penyalahgunaan Data Pribadi yang Mungkin Tidak Kita Sadari

18 Mei 2019   16:21 Diperbarui: 30 Juli 2019   07:34 2324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: CyberInsurance.com

Kelengkapan data diri kita dimulai saat kita mengisi formulir pengajuan hingga kita memberikannya kepada pihak bank lewat customer service. Data-data itu akan dimasukkan ke sistem database bank dan dari database itulah seorang oknum pegawai bank mungkin memperoleh data nasabah bank dan menjualnya ke pihak lain.

Menurut artikel di Kompas edisi 13 Mei 2019 tersebut, pihak bank sebenarnya sudah memiliki sistem yang rapi dan aman dari peretasan. Namun ulah oknum pegawai  yang nakal memang sulit dilacak. Pada akhirnya data pribadi kita pun tersebar.

Kantor atau perusahaan yang teledor dengan pengelolaan dokumen 
Saya pernah menemukan dokumen fotokopi akta jual beli properti yang dijadikan kertas pembungkus makanan di sebuah warung makan. Kebetulan warung makan itu letaknya berdampingan dengan sebuah kantor seorang notaris. Nama lokasi tidak dapat saya sebutkan.

Saya mengetahuinya ketika saya hendak mengonsumsi makanan yang saya beli di warung makan tersebut. Saya amati kertas yang dipakai sebagai pembungkus makanan adalah fotokopi sebuah dokumen akta jual beli sebuah properti.

Meski hanya fotokopi, kertas itu memuat identitas utama pihak pertama dan pihak kedua beserta informasi properti yang akan diperjualbelikan. Seharusnya dokumen itu bersifat rahasia.

Saya meyakini pemilik warung makan itu mendapatkan kertas itu dari kantor notaris tersebut. Karena terdapat stempel kantor notaris tersebut. Kertas pembungkus makanan itu segera saya hancurkan dan saya buang ke tempat sampah.

Saya menilai pihak kantor notaris tersebut teledor dengan pengelolaan dokumen-dokumennya. Walaupun hanya dokumen fotokopi, bila suatu dokumen tidak terpakai seharusnya dihancurkan terlebih dahulu sebelum dibuang. Apalagi kertas-kertas bekas dari kantor notaris biasanya memuat informasi yang bersifat rahasia.

Saya pernah menghimbau ke semua teman kantor bahwa dokumen-dokumen pribadi yang tidak terpakai supaya tidak langsung dibuang ke tempat sampah begitu saja. Dokumen pribadi itu harus dihancurkan terlebih dahulu menggunakan mesin penghancur kertas atau paper shredder yang tersedia di sejumlah area.

Biasanya staf menumpuk dokumen pribadi di meja kerja, drawer atau lemarinya, misalnya tagihan kartu kredit, bank statement, fotokopi KTP dan sebagainya.

Banyak tipe mesin penghancur kertas di pasaran. Harganya juga bervariasi tergantung kapasitasnya. Malah ada yang bisa ditebus dengan mahar kurang dari satu juta rupiah.

Membership toko dimana pihak toko teledor mengelola data pelanggannya
Sejumlah toko atau gerai kini membuka keanggotaan atau membership untuk meningkatkan layanan dan kemudahan pelanggan dalam bertransaksi. Kadang ada diskon khusus pembelian suatu barang bagi member. Persyaratannya, tentu saja yang pertama dengan mengisi formulir data pribadi disertai fotokopi KTP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun