Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Naik Kereta Api Kini Makin Nyaman, Stasiunnya Perlu Pembenahan

14 September 2018   15:55 Diperbarui: 14 September 2018   16:56 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: orangesmile.com

Saya justru lebih senang dengan karakter penumpang kereta api masa kini walau cenderung lebih individualistis. Suasana dalam gerbong penumpang jadi lebih tenang tanpa hiruk pikuk. Penumpang yang ingin tidur juga tidak begitu terganggu dengan suara-suara obrolan antar penumpang. Memang suara derak kereta masih jelas terdengar, tapi semoga kedepannya gerbong kereta api lebih kedap suara sehingga gerbong penumpang pun semakin tenang. 

Nah, kini kita bicara tentang stasiun kereta apinya. Ketika membaca Kompas cetak edisi 12 September 2018 halaman 24, termuat foto suasana teras Stasiun Pasar Senen di Jakarta Pusat dimana sejumlah calon penumpang memanfaatkan teras tersebut untuk beristirahat sambil menunggu keberangkatan kereta yang dijadwalkan akan berangkat pagi. Foto tersebut juga muncul di Galeri Foto Kompas.id.

sumber foto: kompas.id
sumber foto: kompas.id
Sejujurnya saya merasa prihatin ketika melihat foto tersebut di tengah kondisi perkeratapian kita yang sudah semakin bagus. Bagaimana bisa suasana seperti itu masih terjadi di stasiun kereta api masa kini apalagi di Stasiun Pasar Senen yang berlokasi di Jakarta Pusat.

Saya hanya bisa menduga-duga motivasi calon penumpang memilih beristirahat atau menginap di stasiun. Mungkin sebagian penumpang itu bertempat tinggal jauh dari lokasi stasiun. Oleh karena itu mereka memilih datang lebih awal, bahkan mungkin di malam sebelumnya agar tidak terlambat naik kereta api.

Mungkin saja mereka tidak ingin terjebak macet di pagi hari yang bakal membuat mereka terlambat naik kereta api. Tapi mungkin saja mereka adalah penumpang transit yang sedang menunggu keberangkatan kereta api yang akan mereka tumpangi ke tujuan berikutnya.

Fenomena yang terjadi di Stasiun Pasar Senen itu ternyata juga terjadi di salah satu stasiun besar yang saya singgahi. Saya melihat sendiri beberapa calon penumpang kereta api tidur telentang di beberapa kursi tunggu penumpang. Pemandangan ini kurang sedap dipandang mata.

Perilaku sebagian penumpang tersebut membuat saya merasa kesulitan memilih kursi tunggu karena sebagian kursi telah mereka "kuasai".

Saya melihatnya, di salah satu sisi kondisi layanan kereta api sudah membaik, namun di sisi lain kondisi fasilitas dan layanan stasiun kereta api belum begitu baik. Contohnya ya calon penumpang yang dibiarkan tidur di teras stasiun atau kursi ruang tunggu penumpang itu.

Memang ada banyak hal yang baik di sana sini misalnya kondisi stasiun kereta api yang kini sudah jauh lebih aman dan lebih nyaman. Misalnya ruang gerak calo tiket semakin sempit bahkan sepertinya sudah tidak ada. Semua stasiun khususnya stasiun di kota-kota besar kini juga sudah steril dari pedagang asongan dan orang-orang bukan penumpang. Bahkan para pengantar penumpang kereta api pun tidak diperkenankan memasuki peron stasiun.

Toilet umum di stasiun kini gratis dan makin bagus dan bersih. Dulu, calon penumpang masih harus membayar ketika menggunakan toilet dengan kondisi seadanya. Dulu saya enggan menggunakan toilet stasiun, tetapi kini bila perlu ke toilet hal itu tidak menjadi masalah karena toilet stasiun kini sudah lebih bagus, bersih dan higienis.

Pada saat naik ke atau turun dari kereta, di stasiun sudah tersedia platform atau peron yang tingginya sejajar dengan lantai kereta api. Jika tidak tersedia peron tinggi, pihak stasiun sudah menyiakan tangga yang cukup nyaman untuk naik atau turun penumpang kereta api. Hal ini sangat memudahkan penumpang terutama penumpang lansia dan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun