Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film. ==Tahun baru, awal baru. Semoga semua cita-cita kamu menjadi kenyataan di tahun 2024! ==

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Zaman Berubah, Pebisnis dan Korporasi Perlu Berbenah

1 Agustus 2018   06:35 Diperbarui: 2 Agustus 2018   15:33 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. sumber: news.abs-cbn.com

Baru-baru ini saya membaca kolom Refleksi di tabloid Kontan cetak edisi 16-22 Juli 2018 berjudul "Business 101" yang ditulis oleh Ekuslie Goestiandi. 

Artikel itu semacam pengantar bisnis yang membahas tentang situasi bisnis dewasa ini yang semakin kompetitif, khususnya pada bisnis yang bermain di "kolam yang besar" dimana produk-produknya senantiasa dibutuhkan banyak orang, yaitu bisnis pangan, sandang, kesehatan, papan dan belakangan adalah leisure atau wisata. 

Versi digital artikel itu bisa Anda baca di sini.

Bisnis di kolam yang besar menjanjikan keuntungan yang lebih besar dan berkelanjutan. Namun di sisi lain kompetisi bisnis juga semakin intens. Bagaimana pebisnis atau korporasi menghadapinya? 

Dalam artikel tersebut, dinukil konsep teori korporasi dari Todd Zenger, seorang professor strategi bisnis dari St. Louis's Olin Business School -- Washington University.

Zenger, dalam artikelnya yang berjudul "What is the Theory of Your Firm?" yang dimuat dalam Harvard Business Review edisi Juni 2013, berpendapat agar bisnis semakin membesar dan berkelanjutan, seorang pengusaha atau korporasi mesti punya "teori"nya sendiri dengan merangkum tiga sudut cakrawala pandang atau strategic sight yaitu cakrawala ke depan (foresight), cakrawala ke dalam (insight) dan cakrawala ke samping (cross-sight).

Foresight adalah kemampuan menerawang kemungkinan dinamika yang bakal terjadi di masa depan, insight merupakan pemahaman terhadap kemampuan internal yang dimiliki, sedangkan cross-sight adalah kesanggupan pebisnis atau perusahaan untuk belajar dari kondisi disekelilingnya.

Semua kemampuan yang membentuk strategic insight itu bisa dimiliki jika pebisnis atau korporasi memiliki mindset belajar. Ya, karena belajar adalah kunci dari segala hal termasuk dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis. Apalagi saat ini fenomena disrupsi juga merambah dunia bisnis.

Jika ditarik lebih jauh, pendapat Zenger ini sejalan dengan konsep learning organization atau organisasi pembelajar yang digagas oleh Peter M. Senge sebagaimana dijelaskan dalam bukunya "The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning Organization" (Currency/Doubleday, 2006. Link)

Pendapat Zenger juga selaras dengan konsep knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan, yang studi awalnya diawali oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi dari Hitotsubashi University (Oxford University Press, 1995. Link) Thomas H. Davenport dari Babson College (Harvard Business School Press, 1998. Link) dan Baruch Lev dari New York University (The Brookings Institution, 2001. Link), di mana KM membantu langkah suatu organisasi atau korporasi menjadi organisasi pembelajar.

Dalam suatu perusahaan atau korporasi, sumber daya manusia atau SDM ibarat sebuah sel dimana setiap SDM adalah bagian terkecil dari korporasi yang saling berkolaborasi menjalankan misi korporasi. Proses yang terjadi didalamnya sering kompleks dan dinamis. Apalagi jika suatu korporasi menetapkan visi menjadi yang terdepan, yang terbaik dan yang ter- lainnya di antara para kompetitor.

Nah, merujuk pada pendapat Zenger di atas, kemampuan perusahaan dalam merangkum strategic sight secara langsung bersandar pada kondisi sumber daya manusianya. Dalam menghadapai situasi bisnis yang semakin kompetitif dan disruptif, salah satu tantangannya adalah tingkat turnover atau perpindahan karyawan yang tinggi. 

Tidak mudah menjaganya agar tetap stabil atau sebisa mungkin rendah.

Perusahaan atau korporasi sudah melakukan berbagai upaya employee retention (retensi karyawan) agar SDM terbaiknya tidak mudah pindah ke lain hati. Perbaikan compensation and benefits dalam konteks rupiah sudah pasti. Tetapi retensi karyawan tidak melulu dipahami demikian.

Sudah saatnya korporasi memandang non-monetary benefits yang tidak selalu berkaitan dengan uang. Membuat karyawan semakin pintar, semakin berpengetahuan adalah salah satunya. 

Tidak hanya dari sisi karyawan saja, dari sisi perusahaan - sebagaimana dikatakan Zenger - benefits ini secara tidak langsung akan membuat perusahaan akan punya formula manjur dalam merumuskan strategi dalam menghadapi kompetisi bisnis.

Apalagi kini adalah era knowledge economy yang didominasi oleh knowledge worker atau pekerja pengetahuan. Oleh karena itu knowledge capital atau aset pengetahuan menjadi salah satu aset penting korporasi.

Di sebuah organisasi pembelajar, para SDM didalamnya punya semangat yang sama untuk menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya tidak peduli apakah ia karyawan benerasi X atau generasi Y. Korporasi memfasilitasinya dengan sejumlah cara, misalnya mengikutkan karyawan ke sejumlah seminar, workshop (lokakarya) atau training (pelatihan).

Selain itu mengadakan kursus baik internal maupun eksternal misalnya kursus bahasa asing, mengadakan microlearning dan sharing session, hingga membangun perpustakaan perusahaan ataupun learning center. Lebih jauh, membangun Corporate University adalah yang paling ideal, terutama dilakukan oleh korporasi yang telah mapan dalam bisnisnya.

Seminar, workshop, training mengasah skill dan pengetahuan karyawan

Karyawan perlu diikutkan pada seminar, workshop atau training yang minimal sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal ini penting agar kemampuan karyawan tetap terasah seiring dengan perkembangan di berbagai bidang termasuk pekerjaan yang ia lakukan sehari-hari.

Pelatihan yang bersertifikat sangat diperlukan agar karyawan tersebut menjadi salah satu "aset perusahaan" yang punya keahlian di bidang tertentu. Misalnya sertifikat green belt Six Sigma khususnya untuk karyawan industri manufaktur dan sertifikat auditor ISO 9001:2015 agar perusahaan memiliki internal auditor ISO bersertifikat.

Tetapi seminar juga tidak selalu yang berkaitan dengan keahlian seorang karyawan. Misalnya seminar awam tentang kesehatan. Seminar ini perlu dihadiri oleh karyawan agar mampu menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Kini banyak rumah sakit mengadakan seminar awam bagi masyarakat dengan narasumber dokter rumah sakit. Biasanya gratis.

Kursus bahasa asing agar karyawan mampu menghadapi tantangan global   

Perusahaan yang kompetitif, apalagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) atau perusahaan yang sudah memiliki atau sedang menjajaki pasar luar negeri, memerlukan SDM yang mampu berbahasa asing secara aktif, misalnya Bahasa Inggris atau Bahasa Mandarin. 

Tetapi sayangnya tidak semua karyawan di perusahaan memiliki kemampuan tersebut. Jika perusahaan menghendaki para karyawan punya kemampuan berbahasa asing secara merata, perusahaan dapat memberikan semacam kursus bahasa asing bekerja sama dengan suatu lembaga kursus bahasa asing setempat.

Pilihannya bisa menugaskan karyawan datang ke lokasi lembaga kursus tersebut atau mengundang para mentor / guru bahasa asing di lokasi perusahaan. Tim HRD perusahaan dapat memonitor perkembangan kemampuan kursus bahasa asing tersebut lewat berbagai indikator, misalnya dari nilai tes.

Penggunaan bahasa asing secara langsung pada aktivitas kantor sehari-hari juga bisa dijadikan tolok ukur penilaian. Misalnya mewajibkan penggunaan bahasa asing dalam suatu rapat / meeting, atau menetapkan salah satu hari kerja dimana pada hari itu semua karyawan wajib berkomunikasi dalam bahasa asing.

Microlearning, praktis dan sarat manfaat

Microlearning adalah salah satu "cara praktis" membuat karyawan makin pintar karena durasinya singkat. Biasanya narasumber dari luar perusahaan. Topik microlearning umumnya berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari, misalnya tentang menulis email formal yang baik karena tidak setiap karyawan memiliki kemampuan ini.

Microlearning singkat tentang public speaking bisa diadakan demi meningkatkan kemampuan karyawan berbicara di depan umum. 

Begitu pula microlearning yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dengan topik khusus misalnya pengenalan tentang pertolongan pertama pada pasien stroke akan lebih meningkatkan pengetahuan karyawan yang dapat diterapkan baik di tempat kerja atau di rumah.

Sharing session, berbagi pengetahuan dari karyawan untuk karyawan

Kegiatan sharing session mirip dengan microlearning. Bedanya sharing session tidak membahas hal-hal praktis sebagaimana microlearning. Sharing session dapat dihadiri karyawan departemen tertentu atau semua departemen. Apakah Anda pernah melihat tayangan video atau mendengarkan podcast TEDTalks? Seperti itulah kegiatan sharing session.

Sharing session bisa dirancang dengan melibatkan karyawan sebagai narasumber tapi sebenarnya bisa juga menghadirkan narasumber eksternal.

Misalnya seorang karyawan senior dapat membagikan pengalamannya dalam menangani problem tugas tertentu yang paling menantang ataupun membagikan tips-tips tertentu. 

Bisa juga tentang kepemimpinan atau motivasi semangat bekerja karyawan.

Topik sharing session bebas asal memberikan cara pandang / wawasan baru untuk karyawan. Karena pada dasarnya kegiatan ini dirancang dari karyawan untuk karyawan, maka usulan hingga penentuan topik setiap sesi dilakukan oleh karyawan.

Perpustakaan perusahaan, karena membaca buku itu penting

Perpustakaan perusahaan bisa menjadi satu opsi untuk membuat karyawan semakin berpengetahuan. Lokasinya bisa menggunakan salah satu ruangan yang telah lama tidak difungsikan ataupun sudut ruangan kantor. Idealnya perpustakaan perusahaan memiliki ruangan sendiri yang representatif dan memiliki petugas atau pustakawan untuk mengelolanya.

Jika penyediaan fasilitas perpustakaan di lingkungan perusahaan tidak memungkinkan, perusahaan dapat mendaftarkan karyawannya ke satu atau beberapa perpustakaan di kota dimana perusahaan berdomisili. 

Kadang perpustakaan membuka layanan keanggotaan untuk karyawan perusahaan dengan persyaratan tertentu. Informasi tentang hal ini bisa ditelusur lewat internet.

Oh ya, minggu lalu saya mengunjungi salah satu toko buku Gramedia di kota Surabaya. Ketika membaca informasi di papan informasi, saya melihat sebuah banner yang menginformasikan tentang layanan perpustakaan digital yang diberi nama ePerpus. Layanan ini merupakan kerjasama Gramedia Digital dan Kompas Gramedia.

Dari informasi di situsnya, sepertinya layanan ePerpus ini menyasar klien perusahaan yang ingin memberikan fasilitas perpustakaan kepada karyawannya. Lewat aplikasinya, karyawan perusahaan dapat meminjam buku yang tersedia secara mandiri. Sepertinya mudah dan praktis. Koleksi ePerpus mencapai ribuan item meliputi ebooks, enewspapers dan emagazines. (Sumber).

Learning center tawarkan banyak pilihan buat karyawan

Fasilitas learning center di sebuah perusahaan menawarkan banyak pilihan bagi karyawan untuk mengasah pengetahuannya. Didalamnya bisa saja ada program training atau diklat internal, mentoring dan lain-lain. Perancangan program disesuaikan dengan kebutuhan korporasi.

Fasilitas ini kadang memerlukan ruangan khusus seperti perpustakaan tetapi dapat juga hanya berupa program semacam silabus ataupun portal web internal perusahaan. Sama dengan perpustakaan, learning center perlu tim khusus untuk mengelolanya. 

Tim HRD perusahaan punya peran dalam fasilitas ini terutama dalam hal mengidentifikasi program yang diperlukan untuk karyawan.

Portal learning center bisa menjadi opsi jika korporasi memiliki sejumlah kantor cabang di berbagai kota. Tapi bisa juga diaplikasikan di perusahaan yang berdomisili di satu tempat saja. Selain memberikan konten informasi terbaru dunia bisnis dalam lingkup nasional dan internasional, portal tersebut perlu menyediakan sejumlah konten bervariasi baik konten internal atau dari sumber eksternal baik yang gratisan ataupun berbayar.

Untuk yang gratisan misalnya menyediakan link ke sumber-sumber informasi yang tersedia di internet yang berkaitan dengan bisnis korporasi. Atau melanggan channel dengan konten webinar di YouTube. Untuk yang berbayar atau premium content, perusahaan bisa melanggan sejumlah media digital misalnya Harvard Business Review. Bisa juga melanggan layanan ringkasan buku seperti getAbstract dan Business Book Summaries atau melanggan database misalnya ScienceDirect dan EBSCO Host.

Sebagai informasi, Perpustakan Nasional Republik Indonesia (PNRI) memiliki layanan e-Resources dimana PNRI melanggan sejumlah database internasional terkemuka antara lain: ProQuest, EBSCO Host, ScienceDirect, SAGE Knowledge dan LexisNexis. Ada puluhan database dalam layanan ini untuk mengakses jutaan artikel. Database tersebut ibarat tambang pengetahuan mencakup berbagai disiplin ilmu.

Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga negara Indonesia dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri menjadi anggota PNRI. Informasi detail ada di tautan ini. Perusahaan bisa mendorong karyawannya untuk menjadi anggota PNRI agar dapat mengakses sumber informasi yang sangat sangat luas ini.

Corporate University, Fasilitas Idaman Buat Korporasi Mapan

Fasilitas corporate university (CorpU) atau universitas perusahaan kini mulai tumbuh di banyak perusahaan yang telah settled atau mapan. CorpU ini bukanlah universitas yang berada di dalam perusahaan, melainkan istilah yang dipakai untuk suatu program perusahaan yang menyediakan banyak sumber-sumber pengetahuan bagi para karyawannya yang dipresentasikan melalui berbagai metode pembelajaran.

CorpU dibentuk oleh perusahaan dimana manajemen puncak terlibat langsung didalamnya. Secara kelembagaan, CorpU adalah unit yang berdiri sendiri yang mengelola banyak hal antara lain: KM, Perpustakaan, Penelitian dan Pengembangan (R&D), Coaching dan lain-lain. Selain itu, CorpU juga memiliki portal khusus yang dapat diakses setiap karyawan dari mana saja selama 24 jam.

Korporasi yang telah memiliki CorpU meyakini manfaat besarnya dalam pemerataan pengetahuan bagi setiap karyawannya lewat program-program yang disusun. CorpU juga bersifat strategis karena salah satu programnya yaitu succession planning bertujuan menyiapkan generasi berikutnya yang bakal menerima tongkat estafet kepemimpinan korporasi.   

Sejumlah perusahaan multinasional mapan telah menerapkan CorpU di perusahaannya, misalnya General Electric (GE), Disney dan McDonald's yang terkenal dengan Hamburger University-nya. 

Sementara itu sejumlah perusahaan nasional juga telah mengimplementasikan CorpU antara lain Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memiliki PLN Corporate University, Pertamina dan Telkom.  

Nah, ternyata ada begitu banyak cara yang dilakukan perusahaan atau korporasi untuk berbenah diri dalam menghadapi zaman now yang semakin kompetitif dan disruptif. 

Fokus pada pembelajaran yang berkelanjutan penting agar karyawannya semakin berpengetahuan (baca: semakin pintar). Masing-masing gagasan perlu ditimbang-timbang dengan melihat situasi dan kondisi perusahaan. Ada banyak sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh lewat buku dan internet.

Jadi, korporasi perlu menetapkan hati mengelola sumber dayanya secara optimal, terutama SDM-nya, agar mampu merumuskan formula ampuh sesuai hasil terawang strategic sight yang diperoleh lewat proses pembelajaran. 

Semua ini bertujuan agar korporasi mampu menghadapi tantangan bisnis yang semakin hebat sekaligus mampu tumbuh semakin besar dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun