Mohon tunggu...
Garvin Goei
Garvin Goei Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Penulis buku Psikologi Positif yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2021. Pengelola akun instagram @cerdasmental.id. Selain psikologi, suka mempelajari budaya dan mencoba makanan baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Paradoks Pilihan: Lebih Banyak Belum Tentu Lebih Baik

30 November 2022   12:14 Diperbarui: 30 November 2022   19:16 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilihan hidup (Sumber: K. Tatik Wardayati via intisari.grid.id)

2. Boleh menjadi maximizer, tetapi untuk hal-hal yang sangat penting saja. Misalnya keputusan untuk memilih pasangan hidup atau sekolah anak, boleh saja menjadi maximizer karena ini keputusan yang sangat besar. Tetapi berikan tenggat waktu pencarian. 

Misal, setelah 6 bulan mencari, maka pilihan yang terbaik dalam 6 bulan pencarian itulah yang diambil. Setelahnya jangan dicemaskan lagi. Dan hanya lakukan ini untuk hal-hal yang sangat penting saja, jangan lakukan untuk setiap hal karena akan melelahkan.

3. Persempit pilihan kita. Memiliki 3-4 pilihan mungkin baik, tetapi memiliki 20 hingga 30 pilihan hanya akan membuat kita kebingungan. 

Kenali kebutuhan kita dan persempit pilihan kita menjadi 3-4 pilihan yang paling sesuai kebutuhan, kemudian diskusikan dengan orang terdekat atau evaluasi pilihan-pilihan itu untuk mengambil keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Simpulan

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun