Mohon tunggu...
Garvin Goei
Garvin Goei Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Penulis buku Psikologi Positif yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2021. Pengelola akun instagram @cerdasmental.id. Selain psikologi, suka mempelajari budaya dan mencoba makanan baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Overthinking dan Cara Mengatasinya

12 November 2022   12:42 Diperbarui: 12 November 2022   13:09 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  https://pixabay.com/photos/girl-woman-female-ginger-red-6920633/

1. Berpikir hitam putih: yakni sebuah cara berpikir bahwa hanya ada dua kemungkinan di dunia ini, yakni berhasil-gagal, hitam-putih, atau bisa-tidak bisa. Contohnya, seorang wanita yang sedang diet menyantap segelas kecil es krim. Setelah itu ia merasa sangat bersalah dan terus-menerus berpikir bahwa ia sudah menggagalkan upaya dietnya yang telah ia jalani berminggu-minggu.

2. Membaca pikiran: menerka-nerka isi pikiran orang lain tanpa melakukan validasi. Misalnya ketika kita mengirimkan laporan kepada atasan di kantor dan atasan hanya mengucapkan terima kasih dengan nada yang datar. Setelah itu kita terus-menerus berpikir bahwa atasan merasa kecewa dengan laporan yang kita buat dan menyalahkan diri sendiri.

3. Berpikir bencana: yakni terus-menerus memikirkan sebuah kemungkinan terburuk dari kejadian. Misalnya, seorang mahasiswa yang besok akan mengikuti ujian akhir. Meskipun sudah belajar, ia terus-menerus berpikir bahwa ia bisa gagal bila tidak dapat menjawab pertanyaan penguji, dan pemikiran itu membuat ia tidak bisa tidur.

4. Generalisasi berlebih: memukul rata simpulan dari sebuah kejadian ke kejadian-kejadian lain tanpa melihat situasi dan konteks. Misalnya, seorang siswa pernah gagal dalam ujian matematika; ia kemudian menyimpulkan bahwa ia sangat buruk dalam pelajaran berhitung dan selalu ketakutan bila harus belajar matematika.

Keempat contoh di atas hanyalah beberapa jenis distorsi kognitif yang menyebabkan overthinking yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, dan masih ada banyak lagi jenis lainnya. Perlu kita catat, dasar dari overthinking dan distorsi kognitif ini adalah penilaian atau pemikiran yang keliru / tidak rasional tentang sebuah situasi.

Lalu bagaimana solusinya?

Cara Mengatasi Overthinking

1. Sadari pemikiran tidak rasional yang muncul

Inilah alasannya saya menyebutkan jenis-jenis pemikiran tidak rasional (distorsi kognitif) di atas. Setelah kita mengenalinya, kita akan lebih mudah menyadari ketika pemikiran tidak rasional itu muncul dan membuat kita overthinking. Setiap kecemasan berlebih muncul, tanyakan kepada diri sendiri, "Pemikiran ini rasional atau tidak rasional? Apa buktinya?"

Kita akan lebih mudah menyadari pemikiran kita bila kita juga rutin berlatih mindfulness (berkesadaran penuh). Luangkan waktu untuk bermeditasi setiap hari. Cari ruangan tenang, duduk (boleh bersila atau di atas kursi, tetapi umumnya bersila), pejamkan mata, lalu sadari napas yang keluar dan masuk tanpa dibuat-buat.

Dalam bermeditasi, durasi bukan hal yang  terpenting, yang lebih penting adalah kualitasnya. Bagi pemula, silakan mulai dengan senyaman mungkin, 10-15 menit meditasi tidak masalah, toh setelah terbiasa bermeditasi, kita bisa meningkatkan durasinya secara perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun