Mohon tunggu...
Humaniora

Jihad Menjaga Keutuhan NKRI

16 Desember 2017   23:27 Diperbarui: 16 Desember 2017   23:51 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konsep Jihad dalam Islam telah banyak disalahartikan dan disalahpahami, bahkan oleh sebagian Muslim. Hal ini disampaikan oleh ulama top kelahiran India, Dr. Zakir Naik. Zakir menuturkan, hal ini tidak terlepas dari perkembangan kelompok-kelompok teroris seperti ISIS di kawasan Timur Tengah, yang saat ini mulai menyebar ke bagian dunia lainnya. 

Menurutnya, konsep jihad yang disebar oleh kelompok-kelompk itu melenceng jauh dari makna jihad yang sebenarnya. "Kelompok-kelompok seperti ISIS menggunakan interpretasi yang salah untuk menyebarkan ideologi mereka," kata Zakir dalam sebuah wawancara dengan The Economic Times, seperti dilansir Indian Times. "ISIS membunuh orang yang tidak bersalah, yang menurut Quran adalah dosa terhadap kemanusiaan. Saya menyebutnya negara anti-Islam. Mereka telah memberikan arti yang salah terhadap Islam," sambungnya.

Apakah penyebaran paham ini bisa mengganggu keutuhan NKRI? Tentu. Terbukti, ajaran kekerasan yang mengatasnamakan agama, seperti yang dilakukan oleh kelompok radikal dan intoleran, terbukti membuat generasi kita menjadi radikal. Banyak membuat masyarakat saling curiga dan membenci kepada orang lain, hanya karena berbeda agama. Jihad dimaknai sebagai perang. Dan memerangi orang yang berbeda agama, dianggap sebagai kebenaran. Padahal, semuanya itu jelas salah dan tidak dibenarkan berdasarkan ajaran Islam.

Di Indonesia, ancaman kelompok radikan ISIS bisa berbagai bentuk, mulai dari propaganda atau penyebaran ideologi, hingga ancaman secara terbuka dan terang-terangan kepada aparat dan Pemerintah RI.

Berbagai jaringan ISIS di Indonesia yang menurut Panglima TNI Gatot Nurmantyo ada di 16 daerah juga menjadi ancaman. Artinya, jika mereka juga berpikiran yang sama bahwa negara ini thagut, dan berpikir untuk menghancurkan negara---demi tegaknya negara Islam---tentu juga akan merusak keamanan kita.

Timbulnya ancaman kohesi sosial. Negara ini tidak akan hadir tanpa adanya masyarakat yang kuat, yang padu, dan stabil. Maka ketika ada virus yang akan mengancam kepaduan sosial tersebut yang menciptakan "destabilisasi keteraturan sosial", maka virus tersebut perlu disikapi secara serius. Ajakan Al-Baghdadi untuk meletupkan "gunung api jihad" di berbagai negara rupanya telah terjadi dimana-mana, terutama di Eropa, Filipina, dan Indonesia. Menurut mereka, sebagai dikutip Atran, "negara Islam tidak akan turun dari langit tanpa berkelahi!"

Untuk itulah, mari kita berjihad untuk tetap menjaga keutuhan NKRI. Jika di era kemerdekaan, jihad dilakukan dengan cara melawan penjajah, tentu dalam konteks saat ini, jihad sudah tidak relevan lagi dilakukan dengan cara-cara kekerasan. 

Di era yang seperti sekarang ini, bekerja untuk mendapatkan nafkah sejatinya juga merupakan bagian jihad. Menebarkan perdamaian dan menciptakan tatanan kehidupan yang tenang, juga merupakan bagian dari jihad. Lalu, bagaimana dengan Anda? Tetap jihad dengan menjaga keutuhan NKRI atau jihad dengan merusak NKRI? Pilihan ada di tangan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun