Mohon tunggu...
garry nafiis al aziz
garry nafiis al aziz Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa UIN jakarta prodi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis

halo teman teman ku!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ulama tentang Tradisi di Indonesia

18 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 18 Desember 2022   12:17 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tradisi adalah suatu kreasi manusia yang di ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperbaiki kualitas hidupnya. Oleh karena itu, karakter dari setiap tradisi di Indonesia selalu terus-menerus berkembang seiring berjalannya kehidupan itu sendiri. Dan karena diciptakan oleh manusia, maka tradisi juga bersifat religi.

Nah, dari sini banyak yang salah kaprah dalam menanggapi tradisi yang bertentangan dan tidak sesuai dengan apa yang agama islam ajarkan maka ulama ingin meluruskan pandangan kita dalam menghadapi tradisi. Dalam menghadapi tradisi di Indonesia seperti ini, ulama mengacu pada salah satu kaidah fikih yang berbunyi:

Artinya: "Mempertahankan kebaikan warisan masa lalu dan membuat hal baru yang lebih baik".Kaidah ini membuat ulama bisa menyikapi fenomena kehidupan secara seimbang dan sesuai takaran.

Lalu bagaimana jika ada sebuah tradisi yang menyimpang dari apa yang di ajarkan oleh agama islam?

Seseorang tidak langsung menyatakan bahwa tradisi ini harus dihilangkan akan tetapi, kita harus melakukan upaya penyelarasan unsur-unsur yang dianggap menyimpang dari pokok ajaran islam. 

Hal ini penting ditekankan, karena sekalipun mungkin ditemui adanya yang tidak sejalan dengan ajaran islam, namun di dalamnya menyimpan butir-butir kebaikan, itulah salah satu pendapat ulama dalam menanggapi hal ini, sehingga tradisi yang ada tetap lestari dan ajaran islam tetap terjaga. 

Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah tidak semua hal itu jelek,melaikan banyak hal baik yang bisa diambil, karena islam selalu menekankan ambillah hikmah dari mana saja asalnya. seperti contoh dalam kaidah fikih berikut:

Artinya: "Apa yang tidak dapat diraih semuanya, tidak harus ditinggalkan semuanya".

Contoh dalam hal ini adalah selamatan atau kenduri yang merupakan tradisi orang Jawa yang ada sejak datangnya agama islam. Jika kelompok lain menganggap hal ini sebagai bidah, maka dari itu ulama menilai hal tersebut secara proporsional. 

Yaitu bahwa di dalam selamatan ada unsur-unsur kebaikan yang tidak bertentangan dengan ajaran islam seperti membangun tali silaturahim, merekatkan solidaritas masyarakat, menjadikan sarana bersedekah, dan mendoakan orang yang meninggal dunia.

Jadi, selamatan dan sejenisnya merupakan "racikan beberapa ajaran islam dengan "bumbu" tradisi. Tentu saja hal ini adalah suatu metode atau seni dakwah yang sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran islam Walaupun secara bentuk, hal ini belum pernah dipraktekkan oleh Nabi, akan tetapi secara ajaran dan kandungannya pernah dilakukan oleh Nabi karena sebab itulah, pandangan ini mencerminkan bagaimana kehebatan ulama terdahulu seperti wali songo dalam membumikan ajaran islam di tanah Jawa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun