Mohon tunggu...
Gariza A Robbani
Gariza A Robbani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Jadilah mata air yang jernih yang memberikan kehidupan kepada sekitarmu

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bayern Munchen: Apa Itu Kesuksesan?

4 Agustus 2021   15:09 Diperbarui: 4 Agustus 2021   15:51 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allianz Arena (Sumber Gambar : scorum.com)

            Ya, Bayern Munchen. Jika pada dua tulisan sebelumnya saya merujuk Risalah Nur, maka kali ini kita mengambil hikmah dari sepakbola. Buat fans sepakbola, siapa yang tidak kenal klub ini? Klub yang telah menjuarai Bundesliga selama sembilan musim berturut-turut dan dua musim lalu baru saja memecahkan rekor kebanggaan para Culers, yaitu menjuarai enam kompetisi sepakbola dalam setahun. Tapi, disini tidak akan membahas seputar trofi mereka. Disini kita akan belajar dari spirit mereka untuk sukses dan menang melalui slogan mereka, "Mia san Mia".

Arti Kata & Asal Usulnya

           "Mia San Mia" sendiri merupakan variasi bahasa Bavaria dari frasa bahasa Jerman "Wir sind wir", yang diterjemahkan menjadi "Kami adalah diri kami" dalam bahasa Inggris. Moto yang berasal dari era Kekaisaran Austro-Hungaria abad ke-19. Moto ini juga kerap dipakai oleh politisi Jerman, Franz Josef Strauss.

            Bayern Muenchen sendiri baru mengadopsi motto ini sejak tahun 1980-an. Bagi 'raksasa' Bavaria itu, Mia san Mia lebih dari sekadar motto, melainkan cara hidup. Hidup menjadi pemenang.

           "Mia san Mia" adalah soal kebanggaan dan rasa percaya diri yang besar. Menunjukkan bahwa Bayern Muenchen selalu berusaha keras menggapai kesuksesan, tetapi dengan cara mereka sendiri. Dengan syarat, tetap tak boleh mengabaikan sportivitas.

           "Mia san Mia berarti mental pemenang yang keras dengan kepercayaan diri tinggi, tetapi tanpa kesombongan. Siapa pun yang ingin menang harus bekerja keras," tegas Muller, dilansir situs resmi Bundesliga Jerman. Perkataan Muller ini mengandung beberapa makna penting yang nanti akan dijelaskan dalam "Prinsip Emas 'Mia san Mia'

Prinsip Emas "Mia san Mia"

            Pada ulang tahun Bayern Munchen yang ke 110, "Mia san Mia" melahirkan 16 prinsip emas, sebagaimana yang dilansir dari situs resmi Bundesliga Jerman. Prinsip ini telah membawa Bayern Munchen berdigdaya di Jerman dan menjadi klub yang disegani di Eropa. Nyatanya, prinsip ini tidak berlaku pada sepakbola saja. Bahkan beberapa diantaranya mengandung nilai moral yang bisa diaplikasikan dalam hidup kita.

            Kita ambil satu contoh. Ada prinsip yang berbunyi, "Mia san Botschafter". Maknanya, setiap pemain, staff, bahkan fans bertanggung jawab atas citra klub. Citra Bayern di Eropa bahkan dunia ditentukan dengan bagaimana branding kolektif yang ditampakkan oleh seluruh pemain, staff, fans Bayern sendiri. Bukankah kita pun menyadari bahwa citra satu perkumpulan itu dicerminkan oleh orang-orang didalamnya? Ini hal yang logis. Ketika orang asing penasaran akan budaya Indonesia, dia akan melihat keseharian pribumi itu sendiri.  Maka, siapa yang bertanggung jawab jikalau warga Indonesia dikenal sebagai masternya ad-hominem oleh warga dunia? Ketika orang kafir memandang Islam, meski seluruh berlian keindahannya terdapat dalam al Quran, mayoritas mereka tidak akan melihat pada al Quran. Tidak! Mereka akan mengambil jalan cepatnya yaitu melihat orang yang katanya mengimani al Quran tersebut sebagai kalam ilahinya. Maka, siapa yang bertanggung jawab ketika Islam dicap sebagai ideologi teroris, padahal dia mengajarkan kesehatan mental terbaik? Kesimpulannya, apapun yang terjadi dengan circle kita, kita tak bisa mengelak dengan melemparkan kesalahan hanya pada seseorang.

            Berbicara tentang tanggung jawab, sebenarnya kita telah memasuki nilai selanjutnya yaitu: "Mia san Verantwortung" yang berarti Kita adalah tanggung jawab. Seluruh aspek yang terkait dengan diri kita, maka kitalah yang bertanggung jawab. The prices of greatness is responsibility.

            Berbicara tentang citra yang mesti dijaga dan tanggung jawab, maka untuk memunculkan dan melestarikan citra itu, kita bertanggung jawab menjadi contoh atau panutan yang baik bagi satu sama lain. Mia san Vorbilder. Kita adalah panutan. Kita bertanggung jawab menjadi cermin kebaikan bagi individu yang lain. Kita sendiri yang mewariskan citra itu. Kalau ada keburukan, kejahatan, kenistaan, bukankah itu karena ketiadaan figure yang bisa dijadikan panutan? Bulan sendiri pun tidak berguna jika tiada matahari. Jikalau kita merasa asing dengan hal ini, bukankah Islam mengajarkan kita untuk menjadi Uswatun Hasanah? Yang tua menjadi panutan bagi yang muda. Yang berilmu menjadi mata air bagi yang awam, dan seterusnya.

            Citra. Tanggung Jawab. Panutan. Tiga kunci inilah yang akan mengantarkan kita semua menuju branding kepribadian kolektif. Perlu diingat, kepribadian kolektif merupakan interpretasi paling kuat dan senjata paling tajam dibanding sekedar 'kepribadian'.

            Kita juga bisa melihat nilai yang lainnya seperti "Mia san Innovation" yang berarti kita adalah inovasi. Maksudnya, Bayern Munchen selalu mencari cara baru untuk meningkatkan citra olahraga, keuangan, tradisional, hingga filantropis. Kita mengetahui bahwa alam ini setiap saatnya selalu mendapat update. Update inilah yang akan menyeleksi semua penghuninya. Jika tidak segera beradaptasi dengan update, maka tiada pilihan kecuali akan tergerus oleh arus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun