Mohon tunggu...
Garinda Garinda Almaduta
Garinda Garinda Almaduta Mohon Tunggu... -

Lelaki di awal kepala 3.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keping-keping Liar

22 April 2013   18:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:47 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Ribut tidak mengerti kenapa rekening tabungannya bertambah. Tabungan yang hanya dia sendiri yang tahu nomor rekeningnya kini berlimpah rupiah. Setiap bulan dia menyisihkan empat ratus ribu hasil dari jualan di lapak warkopnya. Yang tidak dia mengerti adalah baru dua tahun dia menabung dan bulan kemarin saldonya baru kepala12 juta. Tapi saat melakukan pencetakan buku tabungan saldo uangnya bertambah menjadi tiga kali lipatnya. Itupun tertulis sebagai bunga tabungan. Jadi yang bikin dia bingung adalah bunga bank bulan ini lebih tinggi dari pokoknya yang hanya kepala 12 jutaan saja.

Pak Ribut tidaklah bodoh, segera dia ambil uang pokok dan sebagian besar sisa tahungannya. Saran yang dia dapat dari Mas Jabrik pelanggan setia lapak kopinya. Mas Jabrik bilang kalo itu uang transferan dari orang lain tentunya Pak Ribut tahu siapa yang mengirim. Kalo bank salah transfer, mereka memiliki cara untuk menanggulangi kesalahan sistem ini. Mas Jabrik juga heran kenapa justru bunganya yang menjadi lumayan besar.

"Uang-uang liar" gumam Mas Jabrik.

Ia teringat mitos di dunia perbankan. Pundi-pundi uang yang bergerak liar tanpa tahu arah. Tak bertuan atau entah siapa tuan uang tersebut. Darimana uang itu pun tidak jelas. Ada berbagai macam teori konspirasi mengenai keping keping liar ini. Satu yang masuk akal adalah sebenarnya itu hasil kejahatan perbankan. Malware yang tertanan dalam sistem komputer perbankan.

Setiap bulan sesaat sebelum bank melakukan pembayaran bunga maka uang sisa pembulatan di rekening setiap nasabah akan terambil. Besarnya hanya kurang dari pecahan terkecil dari uang yang saat ini beredar. Asumsi pecahan terkecil adalah Rp 100,00 secara psikologis orang tidak ada yang memperhatikan bila dia kehilangan  lima puluh rupiah yang menguap dari dua digit dibelakang tabungannya. Segera uang dari seluruh akun itu ditransfer ke sebuah rekening. Akun ini dipilih secara algoritma acak. Akun ini akan manampung seluruh uang sisa pembulatan dari seluruh nasabah yang terambil dua digit uang tabungannya. Uang ini akan mengendap selama sebentar waktu.

Bila ada satu juta nasabah setidaknya akan ada sejumlah 1 juta rupiah  setiap bulannya. Tak berapa lama uang yang sudah terkumpul tersebut akan ditransfer ke akun kedua secara algoritma acak. Tak lupa jejak transaksi debit maupun kredit dihapus terhadap transaksi ini. Tak ada kerugian bagi pemilik akun pertama tadi maupun yang kedua. Karena uang yang ia miliki tidak hilang atau setidaknya hanya dua digit  dibelakang total uangnya saja yang lenyap.

Setiap dua menit uang uang liar tersebut akan berpindah mengikuti algoritma acak. Setiap bank sejuta nasabah, sepuluh bank selama setahun terhitung 120 juta akun. Kalikan saja dengan 25 rupiah.

Dan bulan ini setiap tanggal 20 bank memberikan bunga bank kepada nasabahnya. Tiga persen dibagi dua belas bulan. Dan "Uang-uang Liar" tersebut kini menyapa nasabah yang beruntung. Dia akan singgah untuk menambah saldo sementara dan akan pergi sebentar waktu lagi dengan meninggalkan akun tanpa jejak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun