Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Banyak Pemain Brasil yang Karirnya Hancur Setelah Melewati Usia 30 Tahun?

25 Maret 2022   08:57 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:57 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: eurosport

Padahal saat itu usia Pato belum menyentuh angka 25 tahun. Sekitar usia 22 tahun, Pato sudah harus mengalami cedera parah yang kemudian membuat ketenarannya hilang tak berbekas.

Masalah cedera juga membekap wonderkid yang sempat membela Real Madrid, Robinho. Dia yang bolak-balik ruang perawatan meski usianya belum genap 25 tahun membuat perjalanan karirnya tidak konsisten hingga membuat raksasa Spanyol itu melepasnya ke Manchester City.

Selain nama-nama tersebut, masih ada mantan bintang AC Milan, Ricardo Kaka, yang tak mampu bersinar di Real Madrid karena masalah cedera. Di usia 31 tahun, dia kembali ke Milan dan tak pernah menunjukkan performa yang sama, hingga pada akhirnya berujung pada kepulangan ke Negeri Samba.

Motivasi yang Telah Berubah

Alasan berikutnya dikemukakan oleh seorang psikolog olahraga bernama Matt Shawa, yang menjelaskan bila para pemain Brasil telah mengalami perubahan motivasi ketika usia mereka memasuki angka 30 tahunan, apalagi bagi mereka yang sering tampil sebagai pemain andalan di tim besar.

Dalam hal ini, seperti yang sempat disinggung, kebanyakan pemain Brasil hadir dari keluarga miskin. Mereka terbiasa dengan hal-hal yang sejatinya tidak diinginkan oleh orang-orang. Maka ketika usia mereka masih anak-anak, motivasi dalam bermain bola adalah untuk menjadi yang terbaik.

Mereka ingin dikenal, meraih banyak prestasi, memenangkan semua piala yang tersedia, dan yang tidak ketinggalan adalah mereka ingin menaikkan derajat keluarga. Ada banyak sekali contoh dari kasus ini ketika pemain-pemain Amerika Selatan, Brasil khususnya, menjadikan keluarga sebagai salah satu alasan mereka ingin mendapatkan banyak uang dari hasil bermain sepakbola.

Sayangnya, ketika sudah memasuki masa emas, yang mana biasanya itu mendekati tiga puluh tahun atau bahkan lebih, motivasi mereka telah berubah. Kemiskinan sudah berhasil disingkirkan, prestasi mampu dipersembahkan bersama tim yang dibelanya, kemudian keluarga termasuk orang tua di kampung halaman juga telah merasakan hidup bahagia.

Ketika semua itu sudah dicapai, maka mereka mencari motivasi baru, yang dalam hal ini,  kebanyakan pemain Samba banyak menyalurkannya ke sebuah pesta besar yang disitu banyak minuman beralkohol dan wanita-wanita cantik.

Dalam kasus ini, ada banyak sekali pemain yang layak dijadikan contoh. Pertama ada Garrincha yang kita tahu merupakan legenda Brasil di era akhir 50 an sampai awal 60 an. Dia merupakan pemain berbakat dengan skil yang tak tertandingi. Bahkan capaian Piala Dunianya bersama timnas Brasil juga mencapai dua biji.

Namun apa yang terjadi? Garrincha tak mampu membendung hasrat untuk bersenang-senang ketika sudah mendapatkan banyak uang. Dia sering minum alkohol dan bermain wanita. Hasilnya, Garrincha sampai delapan kali bolak-balik rumah sakit karena terjadi kerusakan di dalam organ hatinya akibat minuman keras yang kerap dikonsumsi.

Selain itu, bermain wanita juga menjadi masalah Garrincha selanjutnya, dimana hal itu sampai membuat rumah tangga nya rusak, meski bersama istri pertamanya dia tercatat memiliki sebanyak delapan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun