Mohon tunggu...
Gardena Salsabila
Gardena Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - tidak ada

BTS ARMY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Harus Melek Teknologi

21 Oktober 2021   16:24 Diperbarui: 21 Oktober 2021   17:00 4333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum kita bahas lebih jauh tantangan menjadi santri yang baik di era milenial, sebenarnya apa sih santri itu dan bagaimana sejarah santri itu sendiri, nah pasti kalian sangat familiar atau sangat tidak asing saat mendengar kata santri, atau kalian juga termasuk sebagai bagian dari santri tersebut? Pasti yang kalian fikirkan pertama kali saat mengdengar kata santri adalah seseorang yang belajar atau tinggal di pondok persantren padahal sebenarnya tidak santri memiliki arti yang lebih luas dari sekedar tinggal di pondok pesantren.

Setiap tahunya kita selalu memperingati hati santri nah pasti kita udah tau ya kapan hari santri itu. Hari santri ditetapkan oleh presiden repubik indonesia jokowidodo pada tanggal 22 oktober 2015 di majid istiqlal jakarta. Ditetapkanya hari santri memang memiliki sejarah yang Panjang diindonesia, yang tidak lepas dari semangat jihad di indonesia. 

Resolusi jihas nahdlatul ulama yang di pimpin Hadratusyekh KH Hasyim Asy,ari. Resolusi jihad ini discetuskan sebagai upaya untuk mengobarkan semangat para pejuang mempertahankan Negara kesatuan republic Indonesia. Penetapan hari sangtri yang ditetpkan oleh presiden joko widodo dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat para santri dan memberi semangat yang digelorakan ulama.

Dari beberapa pengertian santri dari beberapa pandangan yang saya baca, dapat disimpulkan tampaknya kta santri di pahami pada dewasa ini lebih dekat dengan kata "cantuk", yang berarti seorang yang belajar agama islam dan selalu setia mengikuti guru kemana guru pergi dan menetap. Tanpa keberadaan santri yang mau menetap dan mengikuti sang guru,tidak mungkin dibangun pondok atau asrama tempat santri tinggal dan kemudian disebut pondok pesantren. Dapat disimpulkan lagi bahwa santri merupakan seseorang yang sedang belajar memperdalam ilmu ilmu pengetahuan dan juga ilmu tentang keagamaan dengan sungguh- sungguh.

Para santri milenial memiki banyak tantangan diera milenial banyak sekali alasana anak anak yang masuk ke pesantren itu pun dengan alasan yang berbeda beda mulai dari keingianan sendiri untuk mencari ilmu disana, ingin melatih kemandirian dan hidup bersama sama atau bersosial, ada juga yang memang merasa jenuh atau bosan sekolah di sekolah biasa atau ingin mencari hal lainya, ingin ke pesantren karena jika dirumah tetap jarang bertemu dengan orang tua karena terlalu sibuk bekerja dan juga tidak jarang banyak anak yang dipaksa oleh orang tuanya karena berbagai alasan seperti agar sholatnya lebih terjaga atau memang untuk melatih  anak terbiasa untuk melaksanakan sholat dengan berjamaah atau agar sholatnya tidak bolong bolong, agar ngajinya lebih bagus sesuai dengan ilmu tajuwid karena jika mengaji dirumah merasa kurang. Atau karena orang tua sudah tidak bisa mengontrol anaknya yang kurang disiplin, sabar dan juga mandiri atau alasan alasan lainya.

Dari Sebagian yang sudah kita ketahui bahwa teknologi industry sealu berkembang dengan pesat, perubahan perubahan terjadi begitu cepat  jika siapapun yang tidak bisa beradaptasi atau tidak mau mempelajari maka akan tertinggal, awalanya revolusi industry pertama (1.0) yaitu dengan munculnya mesin uap, revolusi industry (2.0) yaitu kemuculan industry dan lini produk, kemudian muncul lagi revolusi industry (3.0) yaitu dengan banyak adanya penggunaan elektronik dan berbagai terkonologi informasi. 

Dan sekarang sudah masuk revolusi industry 4.0. yaitu dengan ciri koneksi manusia, mesin, dan data semuanya terkoneksi oleh jaringan. Nah dari revolusi indutri tersebut yang harus pesantren sudah mempersiapakan untuk seluruh santrinya menghadapi revolusi tersebut dan selalu berkembang dengan seiringnya zaman.

Dari yang saya ketahuai Sering kali saya dengar dan jumpai meski saya tidak pernah modok tapi saya pernah bersekolah di MTs dan MA yang memiliki fasilitas ma'had atau pondok yang melarang santri dan santriwati menggunkana handphone atau media lainya paahal pada era seperti sekarang semua harus melek teknologi. pada era ini teknologi sangtlah berkembang pesat tapi mengapa masih ada podok pondok pesantren yang ada diindonesia tidak memperbolehkan santri dan santriwatinya untuk membawa atau menggunakan handpone dan media lainya? 

Nah hal hal tersebut Yang menyebabkan para santri sedikit tertinggal akan pengetahuan teknologi. padahal jijka dilihat lingkungan sekitar mulai dari anak anak, remaja, dewasa hingga lansiapun sudah mahir menggunnkan teknologi, seharusnya disisi lain kita belajar ilmu pengetahuan, ilmu keagamaan di pondok pesantren juga menyediakan belajar seharusnya juga para santri bisa belajar mengembangkan dan memanfaatkan  ilmu teknologi juga, tetapi penggunkaan teknologi dan media sosial harus tetap diawasi.

Santri pesantren tidak hanya cukup dengan membaca  kitab gundul,atau membaca  al quran saja dalam keseharaianya, hal itu sudah bisa terjadi dipada program ppesantren zaman dulu.

Lebih tepatnya lagi para santri adan juga pengurus pesantren menerapkan " Al Muhafadhotu'ala qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al- ashlah" yaitu yang artinya menjaga tradisi tradisi lama dan juga menyesuaikan dengan tradisi tradisi modern yang lebig baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun