Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tandon Ciater dan Kebiasaan Warga Buang Sampah Sembarangan

18 April 2017   00:14 Diperbarui: 18 April 2017   16:53 6591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di atas adalah foto Tandon Ciater. Kata “tandon” merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisa diartikan sebagai “sediaan”. Jadi, Tandon Ciater boleh saja diartikan sebagai tempat sediaan atau cadangan air yang ada di Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Foto: Gapey Sandy).

Banyak yang bingung mencari lokasi persis Tandon Ciater. Untuk gampangnya, pengunjung bisa lewat JALAN HAJI SARANNah, mencari Jalan Haji Saran ini, ancer-ancernya adalah, kalau dari arah BSD City mengarah ke Jalan Viktor (arah ke Pamulang maupun Parung). Jalan Haji Saran ada di sisi kiri, sebelum toko ban GT Radial. Di sisi seberang toko ban, ada bakal lokasi apartemen The Ayoma yang sejajar dengan tempat saya biasa menikmati kuliner Pecel Madiun.

Pokoknya, ikuti saja ruas JALAN HAJI SARAN ini, menuju ke Kantor Kementerian Agama Kota Tangsel, atau Kompleks Perumahan Departemen Agama di BSD Kencana Loka Sektor XII. Kalau sudah ketemu Kompleks Depag, maka lokasi Tandon Ciater sudah tidak jauh (sekitar 1 kilometer lagi), karena tepat di seberang Kompleks Depag ini adalah sudah Jalan Tandon Ciater.

Tinggal susuri saja terus Jalan Tandon Ciater ini, maka di ujung sana akan segera tampak pintu gerbang dan pagar besi berwarna hitam yang merupakan pintu masuk ke area Tandon Ciater.

Tandon Ciater mampu tampung air sebanyak 120 ribu metek kubik. (Foto: Gapey Sandy)
Tandon Ciater mampu tampung air sebanyak 120 ribu metek kubik. (Foto: Gapey Sandy)
Tandon Ciater menjadi salah satu lokasi wisata warga yang 'murmer'. (Foto: Gapey Sandy)
Tandon Ciater menjadi salah satu lokasi wisata warga yang 'murmer'. (Foto: Gapey Sandy)
Tandon Ciater semakin ramai ketika akhir pekan. (Foto: Gapey Sandy)
Tandon Ciater semakin ramai ketika akhir pekan. (Foto: Gapey Sandy)
Bagi pengunjung yang membawa mobil, parkir saja parallel di sisi jalan dekat pintu masuk. Karcis parkirnya jangan lupa dibayar, cukup gocengalias 5 ribu aja. Buat yang bawa motor, masukin aja motornya lewat pintu masuk. Sama, bayar karcis parkir dulu, tapi cukup 3 ribu. Eh, ingat ya, itu karcis parkir berwarna dasar kuning jangan sampai hilang, karena harus diperlihatkan ke petugas parkir lagi kalau pengunjung mau pulang. Oh iya, di sisi luar pintu gerbang ada beberapa tenda-tenda kaki lima yang jualan makanan dan minuman, plus wahana permainan bocah. Rame deh pokoknya, apalagi kalau weekend.

Tandon Ciater diresmikan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany pada 15 Januari 2016. Luas area keseluruhannya ditaksir mencapai 7 hektar. Tandon air ini disebut-sebut sanggup menampung debit air sebanyak 120 ribu meter kubik. (Kalau mau dibandingkan dengan Bendungan Gintung atau dulu namanya Situ Gintung, jelas kemampuan tampungnya enggak ada ‘seujung kuku’-nya. Karena, Bendungan Gintung dengan luas 72 hektar, punya kemampuan menampung air sebanyak 1,2 juta meter kubik. Wowww …!)


Bangun Tandon Ciater yang ciamik beginiduit dari mana? Pembangunan tandon ini menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Besarnya Rp 10 miliar. Dana hibah ini sengaja diberikan kepada Kota Tangsel, guna membantu mengurangi debit air yang mengalir ke Kali Angke. Maklum, kalau Kali Angke meluap, maka sebagian warga di Cengkareng, Jakarta Barat pasti kena getahnya alias kebanjiran.

Pemkot Tangsel sendiri bukannya enggak keluar duit. Gelontoran uang sebanyak Rp 24 miliar dikeluarkan untuk membangun akses infrastruktur jalan raya (Jalan Tandon Ciater) sepanjang 1 kilometer, dari muka Kantor Kemenag Kota Tangsel hingga ke lokasi Tandon Ciater.

Pelet atau makanan ikan bisa dibeli di sini. (Foto: Gapey Sandy)
Pelet atau makanan ikan bisa dibeli di sini. (Foto: Gapey Sandy)
Memberi makan ikan-ikan dengan pelet. (Foto: Gapey Sandy)
Memberi makan ikan-ikan dengan pelet. (Foto: Gapey Sandy)
Senangnya anak-anak memberika makan ikan. (Foto: Gapey Sandy)
Senangnya anak-anak memberika makan ikan. (Foto: Gapey Sandy)
Tak salah, ini proyek “raksasa” karena duit yang dihabiskan juga “gemuk”. Bukan cuma duit “orang Jakarta”, tapi juga duit “orang Tangsel”. Wajar, kalau ekspektasi terhadap Tandon Ciater menjadi begitu besar juga. Selain untuk mengurangi debit air yang masuk ke Kali Angke, tampungan air di tandon ini juga bisa menjadi sediaan air bagi Tangsel, kota yang 29 Oktober nanti berusia 9 tahun. Tampungan air ini vital banget buat Tangsel, karena dengan luas “cuma” 147,19 km2, Tangsel kini semakin padat penduduk dengan hampir 1,5 juta jiwa pada tahun 2014.

Bukan cuma jadi tampungan maupun resapan air saja, Tandon Ciater juga digadang-gadang menjadi lokasi EKOWISATA andalan Tangsel. Daya dukung untuk mewujudkannya terus dipersiapkan, ada taman yang menghijau dan asri --- difungsikan untuk camping ground Pramuka ---, lahan pertanian terpadu, pendopo bergaya tradisional dengan halaman luas yang bisa dimanfaatkan melaksanakan berbagai kegiatan, Rumah Blandongan yang berukuran besar, mushola, toilet umum hingga kantin.

Uuupppsss … ada yang lupa. Tandon Ciater juga dilengkapi lintasan jogging track yang nyaman. Mau olahraga jalan kaki, lari-lari kecil, dijamin bikin keringet gembrobyossss! Sayangnya, lintasan terdiri dari bebatuan conblock, jadi bagi anak-anak yang ingin main sepatu roda, terasa enggak nyaman. Kalau mereka bawa sepeda kecilnya sih masih bisa gowes keliling tandon, tapi tetap harus sepengawasan orangtua. Maklum, pagar yang terpasang di sepanjang bibir tandon hanya berupa kawat baja tebal yang melintang dan tidak menutup rapat, sehingga terasa kurang aman bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun