Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Reog di Mata Alexander, Pelajar Belgia

27 Januari 2016   09:37 Diperbarui: 27 Januari 2016   12:41 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penampilan Reog, seni budaya asal dan asli Indonesia. (Foto: FB Reog Surabaya HIPREJS)"][/caption]Program pertukaran pelajar antar negara semakin marak dilakukan. Tidak saja para pelajar Indonesia yang pergi ke berbagai negara, tapi sebaliknya, banyak pelajar asing yang ‘mondok’ dan belajar di sini. Untuk program jangka pendek, program ini biasanya dilakukan ‘hanya’ dalam hitungan pekan. Tapi ada juga yang cukup lama jangka waktunya, misalnya satu tahun, atau disesuaikan dengan kalender akademik.

Salah seorang pelajar yang sedang ‘mondok’ di Indonesia adalah Alexander Hugo Huinen, atau yang biasa disapa Alex. Umurnya baru 18 tahun. Ia berasal dari negara yang bendera nasionalnya punya tiga warna, hitam, kuning dan merah, dengan desain vertikal, yakni Belgia.  

Untuk selama hampir satu tahun, sejak September 2015 sampai Juli 2016 nanti, Alex ‘mondok’ di rumah salah seorang warga yang menjadi host fam atau host family di Surabaya, Jawa Timur. Kenapa enggak di Jakarta? “I choice Indonesia for the rich culture, the great temperature and the great food. I didn’t choose the city I live in, my organization did that. Now I have been living in Surabaya for five months already and I’ll stay here until July,” ujar Alex yang untuk sementara ini bersekolah di SMAN 19 yang berlokasi di Kenjeran, Surabaya. Alex duduk di bangku kelas 11.

[caption caption="Alexander Hugo Huinen, pelajar asal Belgia yang mengikuti AFS Bina Budaya Antar Bangsa di Surabaya. (Foto: Reog Surabaya HIPREJS)"]

[/caption]

Jujur saja, saya belum pernah ketemu muka dengan Alex. Saya mewawancarainya melalui layanan komunikasi WhatsApp. Heheheeee… mungkin ini kali pertama saya wawancara narasumber menggunakan layanan messenger gratisan kayak ‘gini. Pake bahasa Inggris yang jauh dari lancar pula... ooaalaahhhh.

Sempat saya bilang ke Alex, “Okey kita wawancara menggunakan Bahasa Inggris. But my English not good yaaaaa …”.  Wakakakakkkkkkk, sebuah pengakuan jujur, because my English is not really ‘cas cis cus’.

Oh ya, nomor telepon seluler Alex pun masih memakai kode luar negeri untuk Belgia yakni +32 468 27 ** **. Nomor ini saya peroleh dari Pak Tri Suharyanto. Beliau ini yang menjadi host father selama Alex ‘mondok’ di Surabaya. Kebetulan, Pak Tri juga pernah menjadi narasumber saya. Beliau ini adalah Ketua Umum Himpunan Paguyuban Reog Ponorogo dam Jaranan Kota Surabaya (HIPREJS). Tulisan saya mengenai Pak Tri ini sempat menjadi HEADLINE Kompasiana, dan bisa dibaca di sini.

[caption caption="Alexander Hugo Huinen, pelajar asal Belgia yang mondok di Surabaya dan belajar seni budaya Indonesia. (Foto: Reog Surabaya HIPREJS)"]

[/caption]

Lantas bagaimana ceritanya sampai Pak Tri yang menjadi induk semang tempat Alex mondok? “Kebetulan, anak saya, Andreanto Surya Putra, yang kini sudah semester enam di Universitas Airlangga Program Studi Hubungan Internasional merupakan volunteer di organisasi tempat Alex bergabung, yaitu AFS Bina Antar Budaya. Nah, karena Andre aktif di AFS, maka saya sebagai orangtuanya pun ditawari menjadi orangtua asuh untuk warga asing, utamanya pelajar, yang ingin menetap untuk sementara di Surabaya,” jelas bapak yang tahun ini berusia 52 tahun.

AFS adalah kependekan dari American Field Services. Daripada salah terjemah, lebih baik saya kutip saja melalui situsnya, penjelasan tentang apa itu AFS. AFS Intercultural Programs is an international, voluntary, non-governmental, non-profit organization that provides intercultural learning opportunities to help people develop the knowledge, skills and understanding needed to create a more just and peaceful world.

Tentang AFS ini, Alex menjelaskan, “Well, AFS is an organization that makes it possible to go study in a different country. Students all over the world can join and choose a country they want to go study in for a year. AFS means American Field Service, it used to be only American, but it is now a worldwide organization”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun