Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Peran Signifikan JNE dalam Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

21 Desember 2015   16:38 Diperbarui: 21 Desember 2015   19:28 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka, kegiatan tahunan bernama Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diselenggarakan pada 10 – 12 Desember 2015 kemarin, mampu menyedot triliunan rupiah dana transaksi. Panitia memperkirakan, angkanya mencapai antara 3 – 5 juta dolar Amerika Serikat. Sementara Nielsen menelurkan estimasi, selama tiga hari tersebut, terjadi transaksi sebesar Rp 2,1 triliun.

Adapun komoditi yang paling dicari selama Harbolnas adalah fashion (65%), gadget (44%), produk elektronik (41%), dan travel (31%). Harbolnas 2015 diikuti 140 peserta, naik hampir dua kali lipat dibandingkan peserta tahun sebelumnya yang hanya 78 peserta. Untuk tahun ini, jauh-jauh hari panitia sudah mengimingi bahwa, terdapat tawaran total diskon mencapai sekitar Rp 120 miliar. Wow!

Nielsen juga mencatat bahwa para konsumen Harbolnas menggunakan laptop dan smartphone, sebagai perangkat yang banyak dipergunakan. Sebanyak 85% diantaranya melakukan transaksi di rumah, dan umumnya atau sekitar 50% dari konsumen sudah pernah melakukan belanja daring sebelumnya.

Bayangkan nilai yang diperoleh tadi. Tembus Rp 2 triliun! Itu cuma berlangsung tiga hari loh. Berkaca pada hasil menggembirakan yang diraih sepanjang Harbolnas 2015, tidak berlebihan apabila Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Ricky Pesik memasukkan sektor digital developers dalam fokus kerja instansinya.

(Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Ricky Pesik. || Foto: Gapey Sandy)

BEKRAF menetapkan 16 sektor yang akan terus ditangani secara terfokus hingga 2019. Seluruh sektor tersebut adalah digital developers, arsitektur, desain interior, visual communication design, desain produk, fashion, film – animasi dan video, fotografi, craft, kuliner, musik, publishing, advertising, performing art, fine art, dan televisi – radio.

“Pada 2005, peran Ekonomi Kreatif sudah sangat signifikan mempengaruhi perekonomian dunia dengan mengambil peran sebanyak 6,1%. Sedangkan untuk di Indonesia, kontribusi Ekonomi Kreatif berdasarkan data BPS pada 2014, sudah melebihi angka 6% juga. Dan yang paling menarik adalah, sejak di-tracking oleh BPS terkait kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap sektor perekonomian, maka pertumbuhan Ekonomi Kreatif adalah yang selalu stabil pertumbuhannya pada setiap tahun, bahkan manakala perekonomian Indonesia tengah dirundung perlambatan. Itulah mengapa, BEKRAF dituntut selalu meraih pertumbuhan selalu diatas rata-rata hingga 2019 nanti, yaitu dari 9,7% menjadi 13% dalam kontribusinya terhadap produk domestik bruto nasional,” tuturnya.

Hal ini dikatakan Ricky ketika menjadi pembicara pada Kompasiana Nangkring bersama JNE, pada Jumat, 11 Desember 2015, di Gedung Pusat JNE Express, Jalan Tomang Raya No. 11, Jakarta Pusat. Adapun tema yang diusung pada acara yang sekaligus menjadi Media & Blogger Gathering ini adalah, Industri Kreatif pada Era Digital. Acara ini juga terselenggara demi memperingati Hari Ulang Tahun ke-25 JNE Express.  

Masih tentang besaran nilai Ekonomi Kreatif, Ricky menjabarkan, nilai Ekonomi Kreatif sedunia nilainya bahkan melampaui 20% dari perekonomian Jerman. “Padahal, Jerman dianggap sebagai negara industri paling maju di dunia. Selain itu, Ekonomi Kreatif di dunia juga dua setengah kali lebih besar daripada belanja kebutuhan militer dunia,” jelasnya seraya mengutip data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) bahwa, pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif didunia melonjak hingga 134% untuk periode antara 2002 - 2011.

(Kiri ke kanan: Moderator acara Livi dari KompasTV, Abdul Rahim Thahir, Ricky Pesik, Iwan Setiawan, Achmad Zaky. || Foto: Gapey Sandy)

Selain itu, menurut perkiraan Price Waterhouse Coopers (PWC), pada 2012 industri Ekonomi Kreatif---atau yang diistilahkan waktu itu sebagai entertainment industries---telah memberikan kontribusi sebesar 2,2 triliun dolar Amerika Serikat per tahun, atau sama dengan 230% lebih banyak daripada total ekspor minyak yang dilakukan OPEC pada tahun yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun