"Tuhan tidak mengharuskan kita sukses, Tuhan hanya mengharapkan kita mencoba."
Peribahasa itulah yang memicu semangat sejumlah ibu rumah tangga yang merupakan kader kesehatan di Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten. Mereka, orang-orang terpilih dan terlatih untuk membantu pelayanan kesehatan dasar di tingkat kecamatan. Tapi tidak berhenti disitu, mereka terus membuka ruang untuk meningkatkan aktualitas diri dan menumbuh-kembangkannya bersama.
Hasilnya, terbukti. Berawal dari melakukan kegiatan inti sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat, kini mereka telah membentuk dan mengelola kegiatan seni-budaya. Mereka menamakannya dengan "Rumah Batik Setu". Ya, mereka tak hanya piawai menjalani tugas sebagai kader kesehatan, tapi juga pembatik-pembatik lokal nan andal.
"Rumah Batik Setu dibentuk dari kegiatan para kader kesehatan. Ceritanya, di waktu-waktu lalu, para ibu kader kesehatan itu, selain melakukan tugas dan kegiatannya, seringkali pula diikutsertakan pada berbagai kegiatan pelatihan di kantor kecamatan. Nah, disitu pula masalahnya. Karena, sesudah kegiatan pelatihan selesai dilakukan, seringkali justru tidak ada kelanjutannya lagi," jelas Diana Dwi Lestari, akrab disapa Dian, salah satu pendiri dan pengelola Rumah Batik Setu.
Menurut Dian, Rumah Batik Setu didirikan pada akhir 2017. "Ketika itu, Ibu Rida selaku istri dari Camat Setu, Wahyudi Leksono menegaskan perlunya kegiatan rutin ibu-ibu rumah tangga. Ada atau tidak ada kegiatan pelatihan, Ibu Rida mengajak kami untuk terus melakukan aktivitas rutin yang bermanfaat secara bersama-sama," tutur Dian kepada penulis, Rabu (21/5/2025).
Baca juga:Â Selamatkan Batik Indonesia dari Batik Tiruan
Baca juga:Â Filosofi Membatik Seperti Curahan Kasih Ibu