Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Batik Cirebon, Jangan Asal Sebut Mega Mendung

18 Juli 2022   15:12 Diperbarui: 19 Juli 2022   02:50 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Batik Motif Mega Mendung. (Foto: Gapey Sandy)

Versi jawaban yang ini diimbuhi cerita proses penemuan motif "Mega Mendung" oleh Pangeran Cakrabuana yang dikenal juga sebagai Ki Somadullah alias Haji Abdullah Iman alias Mbah Kuwu Sangkan. Konon, suatu hari Pangeran Cakrabuana termenung di pinggir sungai. Cuaca saat itu sedang mendung, aliran air sungai pun juga sangat tenang. 

Di permukaan air sungai yang beriak tenang itulah Pangeran melihat pantulan awan (mega) mendung. Pangeran cukup lama mengamati mega mendung di atas permukaan air sungai (ada sebagian menyebut kolam air) yang tenang itu. Hingga suatu ketika, Pangeran Cakrabuana pun menuangkannya menjadi lukisan di atas kain. Jadilah itu sebagai cikal bakal motif Batik "Mega Mendung". Termasuk yang percaya dengan versi jawaban ini adalah Katura AR, sang Maestro dan seniman Batik Cirebon sekaligus pelestari Batik di Trusmi. Katura tampil di video ini. 

Motif Mega Mendung di ukiran kayu di Kereta Jempana milik Keraton Kanoman, Cirebon. (Foto: perlupiknik[dot]com)
Motif Mega Mendung di ukiran kayu di Kereta Jempana milik Keraton Kanoman, Cirebon. (Foto: perlupiknik[dot]com)

Kereta Jempana milik Keraton Kanoman, Cirebon. (Foto: @GunRomli)
Kereta Jempana milik Keraton Kanoman, Cirebon. (Foto: @GunRomli)

Kedua, motif "Mega Mendung" diciptakan Sunan Gunung Jati saat akan memberikan hadiah untuk istri tercintanya, Putri Ong Tien Nio. Versi jawaban ini dituturkan owner Batik Trusmi, Sally Giovanny di video ini.  

Ketiga, motif "Mega Mendung" justru diciptakan oleh cicit Sunan Gunung Jati. Seperti disampaikan budayawan Cirebon, Elang Hilman, motif "Mega Mendung" juga ditemukan di Kereta Jempana milik Keraton Kanoman Cirebon. Motif ini dibuat oleh Pangeran Losari, cicitnya Sunan Gunung Jati. Dan lagi-lagi, penciptaannya terinspirasi dari motif China. Sumbernya ada di sini dan di sini.

Sementara itu, Denny Wahyu Triawan dalam kesimpulan tulisannya yang berjudul "Analisis Hiasan Kereta Kencana Jempana Keraton Kanoman Di Kota Cirebon", menyebutkan:

"Motif ukiran "Mega Mendung" dan "Wadasan" pada kereta ini menyimbolkan keseimbangan alam antara dunia atas dan bawah. Megamendung merupakan harapan datangnya rezeki dari langit kepada semua makhluk ciptaan-Nya baik kepada semua makhluk tanpa pilih kasih. Wadasan yang hadir menggambarkan bukit karang sebagai tempat berpijak makhluk hidup diatasnya." 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Batik Motif Mega Mendung. (Foto: @ridwankamil)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Batik Motif Mega Mendung. (Foto: @ridwankamil)

Denny juga menulis, Kereta Jempana memuat ukiran bermotif "Mega Mendung" dan "Wadasan" konon dibuat di daerah Trusmi pada tahun 1434. Pemrakarsanya Pangeran Cakrabuana, dibantu Panembahan Losawu (Losari) sebagai perancang, dan diukir serta dipahat oleh Ki Notoguna.

Itu sudah tiga versi jawaban terkait pencipta awal motif "Mega Mendung". Semakin menjadi misteri, bukan? Ya sudahlah, yang jelas kini nikmati saja berbusana Batik Cirebon. Tapi ingat, harus jeli membedakan mana motif "Wadasan" dan "Mega Mendung". Karena, batu karang dan awan mendung kan, beda buanget lho ...  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun