Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Empuknya Batu Kerikil Sirkuit Mandalika

8 Desember 2021   11:27 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:45 2538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirkuit Mandalika punya aspal berteknologi material terkini, dan pengecatan lintasan profesional kelas dunia. (Foto: Dokpri. Gapey Sandy)

Pembalap Repsol Honda Team, Marc Marquez, mengalami crash saat sesi latihan bebas kedua (FP2) MotoGP Belanda di Sirkuit Assen, 25 Juni 2021 lalu. Beruntung, kecelakaan high-side di tikungan 11 saat memasuki menit ke-12 itu, tidak membuat pembalap asal Spanyol tersebut mengalami cedera parah.

Kecepatan motor Marquez kala itu diperkirakan 130 km/jam. Pebalap berusia 28 tahun itu sempat terpental dari motor RC213V, dan langsung terpelanting beberapa kali di gravel bed atau area kerikil.

Bukan sekali saja Marquez merasakan dirinya terpelanting dan menghantam serta meluncur di area kerikil. Saat balapan seri pertama MotoGP di sirkuit Jerez, Spanyol, 19 Juli 2020 lalu, ia juga mengalami crash. Bahkan hingga dua kali, Marquez terjatuh.

Saat Marc Marquez sliding di gravel bed atau area kerikil. (Foto: motogp.com)
Saat Marc Marquez sliding di gravel bed atau area kerikil. (Foto: motogp.com)

Aksinya baru terhenti saat Marquez terlempar karena high side dan mendarat cukup keras di gravel bed. Padahal ketika itu Marquez sempat memimpin balapan, tapi kemudian ia melakukan kesalahan di lap ke-6 sehingga kehilangan kendali motornya di tikungan ke-3.

Marquez segera diangkut ke tepi sirkuit. Ia menenangkan diri sambil menunggu ambulance tim medis datang.

Area kerikil (gravel bed) menyelamatkan Marquez dari cedera parah. Sekalipun merupakan hamparan batu kerikil, tapi para pembalap menyebut bila terjadi crash dan jatuh meluncur di gravel bed maka dampak benturannya menjadi "empuk".

Penampakan kerikil di gravel bed Sirkuit Mandalika. (Foto: Gapey Sandy)
Penampakan kerikil di gravel bed Sirkuit Mandalika. (Foto: Gapey Sandy)
AREA KERIKIL (GRAVEL BED)

Lantas bagaimana dengan area kerikil di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)?

"Batunya tidak boleh tajam. Jadi ini adalah batu kerikil yang terkikis di sungai atau river washed. Ia telah terkikis selama bertahun-tahun di air sungai, sehingga tidak tajam. Ini kita pakai untuk jadi gravel. Gravel bed adalah area yang kalau pembalap jatuh atau sliding, mereka jatuhnya di sini dulu, empuk, di gravel bed istilahnya. Dan kalau terlalu keras jatuh atau sliding-nya mereka kemudian akan menghantam tire barrier atau susunan ban yang dibantali lagi dengan karet," jelas Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Arie Prasetyo di Sirkuit Mandalika, 2 Desember 2021. ITDC merupakan pengembang Kawasan The Mandalika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun