Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rusa Timor Dukung Pamor Wisata Mandalika

6 Desember 2021   12:42 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:33 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Memberi Makan Rusa Timor di Sanctuary TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah. (Foto: Haryadi Yansyah)

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB pada 2018 mencatat, populasi Rusa Timor berjumlah sekitar 2.528 ekor. Dengan jumlah estimasi rusa yang hidup di alam liar sebanyak dua ribu ekor. Sementara yang hidup di penangkaran sebanyak 528 ekor dan tersebar di seluruh NTB. Jumlah penangkaran yang diberikan izin ada 53 penangkaran. (globalfmlombok[dot]com)

Rusa Timor diperkirakan berasal dari Pulau Jawa dan Bali. Kemudian tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia termasuk ke NTB. Bahkan telah diintroduksi juga ke berbagai negara seperti Australia, Mauritius, Kaledonia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Timor Leste. 

Umumnya, Rusa Timor  bersifat poligamus. Artinya, satu penjantan  mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun, dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak. Masa reproduksi rusa dimulai dari umur 1,5 hingga 12 tahun. Rusa dapat bertahan hidup antara umur 15 hingga 20 tahun.

Masyarakat Sasak-Lombok menyebut rusa dengan "Mayung". Hewan ini termasuk pemamah biak daun-daunan dan buah-buahan. "Itulah mengapa, pohon Waru dan Turi sengaja kami tanam di sekitar sanctuary, karena rusa suka sekali menyantapnya. Tapi, kalau untuk Rumput Gajah kita datangkan dari luar wilayah. Juga, sesekali kita berikan Dedak untuk pakan tambahan," jelasnya.

Di TWA Gunung Tunak, tumbuhan Brora, Waru, Asam hutan, Ketimus, Sawo Kecik, Beringin, dan beberapa jenis bambu tumbuh subur.

Pohon Waru yang sengaja dibudidayakan untuk pakan rusa. (Foto: Gapey Sandy)
Pohon Waru yang sengaja dibudidayakan untuk pakan rusa. (Foto: Gapey Sandy)

Tidak ada ciri yang khas dari Rusa Timor. Warna kulitnya polos dan berwarna bulu coklat abu-abu sampai coklat tua kemerahan. Rusa jantan warnanya lebih gelap, yang dewasa memiliki ranggah atau tanduk bercabang tiga, dengan ujung-ujungnya yang runcing, kasar dan beralur memanjang dari pangkal hingga ke ujung ranggah. Panjang ranggah rata-rata 80 hingga 90 cm, tapi ada juga yang lebih dari 100 cm.

"Beda dengan rusa endemik Pulau Bawean di Jawa Timur yang kulitnya memiliki corak totol-totol, titik besar. Ukuran fisik rusa di sini juga agak kecil. Meskipun, Rusa Timor yang ada di hutan lepas, punya ukuran cukup besar sekalipun masih kalah besar dibandingkan Rusa Bawean," ujar Gangga.

Alhasil, boleh dibilang, kelestarian Rusa Timor sangat mendukung pamor DSP Mandalika dan Rinjani Geopark untuk jadi semakin kesohor.

Hujan-hujanan usai melepas-liarkan tukik di Pantai Teluk Ujung, dan menanam pohon di TWA Gunung Tunak. (Foto: Gapey Sandy)
Hujan-hujanan usai melepas-liarkan tukik di Pantai Teluk Ujung, dan menanam pohon di TWA Gunung Tunak. (Foto: Gapey Sandy)

o o O o o

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun