Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rusa Timor Dukung Pamor Wisata Mandalika

6 Desember 2021   12:42 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:33 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebanyak 10 Kompasianer berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jarak ke TWA Gunung Tunak dari Bandara Internasional Lombok (BIL) sekitar 29 km (39 menit), melintasi Jalan Bypass BIL-Mandalika.

Jalan Bypass sepanjang 17 km ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 12 November 2021. Berbarengan dengan peresmian Sirkuit Mandalika. Oh iya, kalau dari Sirkuit Mandalika ke TWA Gunung Tunak jaraknya 13,1 km atau 25 menit saja.

Kesepuluh Kompasianer merupakan pemenang Blog Competititon bertajuk "Infinity Experience of Nature and Sport Tourism". Lomba dihelat Kemenparekraf/Baparekraf melalui platform "warga menulis" terbaik, Kompasiana.

Sejumlah agenda acara yang diikuti para Kompasianer antara lain, mengikuti "International Conference Mandalika: Infinity Experience of Nature and Sport Tourism" pada 1 Desember 2021 di Raja Hotel Kuta Mandalika. Konferensi digelar secara hybrid dan dibuka oleh Menparekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.

Kompasianer di International Conference Mandalika: Infinity Experience of Nature and Sport Tourism, (1/12/2021). (Dokpri. Haryadi Yansyah)
Kompasianer di International Conference Mandalika: Infinity Experience of Nature and Sport Tourism, (1/12/2021). (Dokpri. Haryadi Yansyah)
Selain itu, kesepuluh Kompasianer juga berkesempatan menginap di Pondok Wisata TWA Gunung Tunak, sekaligus menikmati keindahan alam, melepasliarkan tukik, memberi makan rusa di sanctuary (suaka), dan menanam pohon.   

Ada 44 ekor Rusa Timor atau Cervus Timorensis di sanctuary TWA Gunung Tunak. Rusa ini merupakan fauna identitas NTB. Dasar hukumnya, SK Mendagri Nomor 48/1989 tanggal 1 September 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah.

Berdasarkan kategori status konservasi IUCN Red List, Rusa Timor saat ini berstatus Vulnerable atau Rentan. Artinya, dari segi populasi dan persebaran, spesiesnya dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan.  

"Sanctuary ini dibangun sejak 2017. Sebelumnya, perburuan rusa oleh masyarakat setempat masih terus berlangsung. Perburuannya tidak menggunakan senapan. Mereka berburu secara tradisional, menggunakan tombak. Juga anjing pemburu yang berfungsi menggiring rusa buruan ke arah jaring tangkapan. Ini perburuan yang sudah mentradisi turun-temurun. Dilakukan bukan hanya untuk menyantap daging rusa, tapi sekadar melakukan hobi berburu saja," jelas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TWA Gunung Tunak, Lalu Gede Gangga Widarma.

Gerbang masuk TWA Gunung Tunak. (Foto: Harianto/detiktravel)
Gerbang masuk TWA Gunung Tunak. (Foto: Harianto/detiktravel)

Pusat Ekologi Kupu-kupu di TWA Gunung Tunak. (Foto: sasambonews.com)
Pusat Ekologi Kupu-kupu di TWA Gunung Tunak. (Foto: sasambonews.com)
Hadirnya suaka rusa di TWA Gunung Tunak membawa berkah. Upaya pelestarian Rusa Timor sukses menekan libido berburu di wilayah taman wisata alam seluas 1.217 hektar, yang sejatinya merupakan tanjung dengan dataran perbukitan dan pulau-pulau tebing di sekitarnya serta menjorok langsung ke Samudera Hindia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun