Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jadi UNESCO Global Geopark, Kaldera Toba Terjaga dengan Konsep CHSE Sandiaga

26 September 2021   21:07 Diperbarui: 26 September 2021   21:13 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Pinus di Taman Wisata Alam Sijaba Huta Ginjang. - Foto: Damai Mendrofa

Orang Batak bilang "Asa boi gabe ikkon do hot di pambaenan". Artinya, kunci sukses adalah konsistensi. Konsisten menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan, bukan hanya menorehkan Destinasi Super Prioritas atau DSP Toba untuk level nasional saja. Karena nafas Kaldera Toba, kini juga menjadi nafas Dunia.

===

Agar bisa ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia versi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) tidaklah mudah. Selain penetapan statusnya butuh waktu lama dan proses berliku, guna mempertahankannya pun tidak kalah sulit. Kota Liverpool di Inggris sudah merasakan imbas buruknya!

Rabu, 21 Juli 2021, bakal jadi hari kurang mengenakkan bagi kota yang  melahirkan grup musik The Beatles. Mengapa? Karena UNESCO menghapus Kota Liverpool dari daftar situs Warisan Dunia. Penyebabnya, pembangunan fisik kota yang berlebihan dan "menggusur" kawasan cagar budaya dunia juga daya tarik Dermaga Victoria.

Sebagai Kota Pelabuhan, amburadulnya penataan fisik di sekitaran dermaga, menjadikan nilai sejarah Liverpool menjadi pudar. Ingat, Liverpool pernah memainkan peran sentral kedigjayaan Inggris sebagai kekuatan perdagangan superior di abad ke-18 dan 19. Pelabuhannya menjadi pusat pergerakan masif barang dan orang antara Eropa dan Amerika.

Kini, rusaknya tata kota di sekitaran dermaga, menjadikan historis Liverpool menjadi redup. Padahal di sana ada Museum The Beatles Story di kawasan Albert Dock, wilayah pelabuhan yang jadi salah satu cagar budaya UNESCO. Ada juga obyek wisata Tate Liverpool, Merseyside Maritime Museum, dan The International Slavery Museum. Akibat terhapus dari daftar situs Warisan Dunia, seluruh kisah museum dan marwah Liverpool sebagai Kota Pelabuhan pupus.

Itu fakta, bahwa UNESCO bertindak tegas terhadap perusakan situs Warisan Dunia. Sebelumnya, UNESCO sudah mencoret pula sejumlah tempat dari daftar. Misalnya, Suaka Oryx Arab di Oman yang pada 2007 dihapus sebagai situs Warisan Dunia, karena tak mampu menghentikan perburuan liar hingga Kijang Arab punah.

Lalu, pada 2009, Lembah Dresden Elbe di Jerman dicoret karena ada pembangunan Jembatan Waldschlosschen. Alih-alih mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Dresden, jembatan itu malah merusak pemandangan, arsitektur dan cakrawala sekitar lembah.

Biasanya, Sidang UNESCO memberi peringatan lebih dulu sebelum menghapus situs Warisan Dunia dari daftar. Peringatan itu dalam bentuk Daftar Bahaya (Danger List). Kini, sudah ada sejumlah situs yang masuk dalam danger list itu. Antara lain, Kota Tua Yerusalem dan Temboknya, Taman Nasional Danau Turkana di Kenya, dan Taman Nasional Everglades di Amerika Serikat. Di Indonesia? Ada. Yaitu, Hutan Hujan Tropis Sumatera yang terancam dicoret UNESCO, karena diduga kehilangan unsur kelestarian hayatinya akibat maraknya perambahan hutan.

Sonang! Kaldera Toba Masuk Daftar UNESCO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun