Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Selamat, "Gimme Five" Koran Kompas!

24 Mei 2020   15:24 Diperbarui: 25 Mei 2020   05:48 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip Koran Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1987. (Foto: Gapey Sandy)

Dari empat web metrik itulah, 4imn.com melakukan penyaringan dan peninjauan -- filtered (outliers) and reviewed (subdomains) --, penilaian berdasarkan algoritma, dan kemudian pemeringkatan.

Terus, apa tujuan pemeringkatan surat kabar ini? Menurut 4imn.com, tujuannya memberikan perkiraan-perkiraan popularitas surat kabar di seluruh dunia berdasarkan popularitas situs web mereka. Hal itu, diyakini bisa membantu pembaca internasional dan profesional media atau Public Relation untuk memahami seberapa populer surat kabar tertentu di mancanegara.

Arsip Koran Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1987. Tayangan Si Unyil tiap Minggu jam 8 pagi di TVRI. (Foto: Gapey Sandy)
Arsip Koran Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1987. Tayangan Si Unyil tiap Minggu jam 8 pagi di TVRI. (Foto: Gapey Sandy)
Tapi tunggu dulu. Ada yang perlu diperhatikan dari klaim 4imn.com. Yaitu, "mereka tidak -- dengan cara apa pun -- mengklaim peringkat surat kabar berdasarkan kualitas upaya atau reputasi jurnalistik surat kabar-surat kabar tadi."

Artinya, urusan kualitas dan reputasi jurnalistik, masih boleh diadu-gengsi. Misalnya, antara Kompas versus Koran Tempo. Atau, Kompas versus The Jakarta Post. Juga, The Jakarta Post versus Koran Tempo.

Hanya saja, orang masih tetap bisa memperdebatkan: "Tidak mungkin popularitas level dunia diraih, tanpa didasari pada kualitas upaya atau reputasi jurnalistik surat kabar yang bersangkutan".

Makanya, tetap amazing-lah bila Kompas berada di posisi ke-5, sesudah The Daily Mail (ranking ke-4), The Washington Post (ranking ke-3), The Guardian (ranking ke-2), dan The New York Times (ranking ke-1).

Susunan Redaksi Koran Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1987. (Foto: Gapey Sandy) 
Susunan Redaksi Koran Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1987. (Foto: Gapey Sandy) 

Saya enggak tahu surat kabar Jawa Pos berada di peringkat berapa pada rilis 4imn.com itu. Saya juga tak mau membanding-bandingkan koran. Apalagi tahun ini, Jawa Pos berusia 71 tahun. Koran ini didirikan The Chung Sen pada 1 Juli 1949. Tempo doeloe, namanya "Djava-Post".

Dahlan Iskan, menjadi pengendalinya pada 1982. Kata wikipedia, Dahlan mampu menaikkan tiras dari koran hampir mati dengan 6.000 eksemplar, menjadi 300.000 eksemplar hanya dalam lima tahun. Salut!

Lalu, 38 tahun kemudian, Dahlan Iskan mulai menjadikan Jakob Oetama sebagai pesaing. Kompetitor.

Melalui blog-nya, Dahlan sempat menulis "kegerahannya" terhadap Jakob Oetama. Dan, sudah tentu, Kompas. Sampai-sampai ia tak mau, wartawan-wartawan baru Jawa Pos mencontoh gaya penulisan Kompas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun