Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Kesiapsiagaan Bencana, Bagaimana Bersahabat dengan Bencana?

26 April 2020   10:20 Diperbarui: 26 April 2020   15:45 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan menangis melihat reruntuhan rumahnya di Pantai Carita, Banten (24/12/2018), akibat tsunami. (Foto: Ulet Ifansasti/Getty Image)

Perbandingan titik panas Karhutla dari tahun ke tahun. (Sumber: indonesiabaik.id)
Perbandingan titik panas Karhutla dari tahun ke tahun. (Sumber: indonesiabaik.id)

Satgas Karhutlaberupaya memadamkan kebakaran lahan di Gambut, Banjar, Kalimantan Selatan, (22/10/2019). (Foto: ANTARA/Bayu Pratama S)
Satgas Karhutlaberupaya memadamkan kebakaran lahan di Gambut, Banjar, Kalimantan Selatan, (22/10/2019). (Foto: ANTARA/Bayu Pratama S)

Keempat, masih tentang teknologi yang aplikatif untuk kebencanaan. Karhutla misalnya.

Citra satelit pemantau Hotspot di Indonesia adalah citra satelit NOAA-18 yang diwakili oleh ASMC (ASEAN Specialised Meteorological Centre), dan TERRA/AQUA (NASA) Satellit MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer).

Kedua citra satelit itu bisa mendeteksi titik panas (Hotspot) karena kedua Satellit tersebut memiliki band Inframerah Dekat (NIR). Sehingga Hotspot digambarkan dalam warna piksel Merah. Akurat pastinya.

Tapi publik tak perlu bingung bagaimana ikut memantau Hotspot di setiap provinsi. Apalagi ini berkaitan dengan hasil citra satelit and so on, and so on.

Cukup buka saja situs SiPongi yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di situs ini bisa kok melihat piksel merah untuk mewakili Hotspot di daerah. Berapa titik Hotspot terlihat di Indonesia, SiPongi pasti tahu. Ia memantau melalui citra satelit, dan CCTV sensor panas (thermal).

Nah, data Hotspot yang real time itu seharusnya bisa dipantau juga oleh setiap kepala daerah. Sehingga tak perlu menunggu polusi asap bisa mencapai wilayah tetangga, pemadaman Hotspot bisa langsung diatasi cepat. Siaga, sigap. Entah menggunakan water bombing, atau pemadaman melalui cara manual di lokasi.

Hotspot yang semakin banyak, atau titik panas yang lama tak kunjung padam mengindikasikan kepala daerah kurang cekatan berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan pemadaman. Gitu aja kok repot.

Situs SiPongi yang dikelola Kementerian LHK. (Sumber: klhk.go.id)
Situs SiPongi yang dikelola Kementerian LHK. (Sumber: klhk.go.id)

Inti tulisan ini sederhana saja. Mengajak untuk sama-sama hidup aman ditengah ancaman bencana. Literasi mitigasi bencana menjadi keharusan. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Semua sumber daya juga harus dimaksimalkan perannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun