Biasanya, kata Teguh, pihak media travel menawarkan review beberapa halaman di majalahnya kepada calon klien entah itu hotel, resort, resto dan lainnya, dengan imbal balik berupa free stay beberapa malam untuk reporter atau editor majalah itu. Semuanya masih bisa ditambah lagi dengan plus voucher hotel, tiket pesawat pergi-pulang, jemput-antar ke bandara dan sebagainya tergantung point-point kesepakatan kerjasamanya.
"Prinsip ini diadopsi oleh blogger, youtuber, instagrammer karena Now Everybody is a Publisher or Media. Terlebih jika blogger itu punya follower atau subscriber yang banyak. Itu tak ubahnya seperti media yang punya banyak oplah dan pembaca atau pelanggan. Sayangnya masih banyak pihak yang gagap dengan fenomena ini, dan mengira dirinya masih hidup di era media cetak. Seperti ulah Paul Stenson yang malah 'merendahkan' influencer Darby itu," jelas Owner and Editor-In-ChiefTGIF-mag ini sambil kembali menegaskan bahwa Darby sudah tepat mengajukan kerjasama via email dengan menawarkan imbal balik positif. "Malah, mungkin Darby juga melampirkan portfolio atau media kit. Artinya, justru si manajer hotel ini yang sebenarnya enggak bener!"
"Kalau Paul Stenson ngerti hitung-hitungan 'harga artikel' dan nilai posting si blogger atau influencer, mestinya dia mau kerjasama. Yang ditawarkan Darby sebagai imbal baliknya itu jauh lebih besar nilainya dibandingkan dirinya menerima akomodasi menginap selama 5 malam. Let say, tarif hotel per malam Rp 2 juta, jadi 5 malam nilainya Rp 10 juta. Yang blogger kasih, kalau dia membuat 1 artikel setara 4 halaman majalah saja berapa nilainya dengan readership-nya dia dengan 87.000 subscriber dan 76.000 follower? Saya kasih contoh, pasang iklan 1 halaman saja di Majalah Batik Air atau Citilink, bisa seharga Rp 30 juta. Kalau 4 halaman? Tanpa diskon ya jelas Rp 120 juta. Coba saya tanya balik, memangnya banyak gitu di masa sekarang media-media cetak yang subscriber dan follower-nya sebanyak Darby ini?" urai Teguh seraya menegaskan bahwa demi mencapai subscriber dan follower sebanyak yang dimiliki Darby butuh usaha keras. "Artinya, apa yang ditawarkan Darby sebenarnya bukan 'pepesan kosong' alias benar-benar ada value-nya."
Memiliki latarbelakang pekerjaan di industri media, Teguh yang sudah kenyang pengalaman melakukan kerjasama job review memberi tips, cara-cara elegan guna mewujudkan "pekerjaan mengulas" tersebut:
1. Pihak atau tema yang mau di-review musti relevan dengan bidang si reviewer atau blogger. Misalnya, bidang si blogger adalah travel blogger, ya mustinya yang dia tawarin review seperti hotel, resort, resto, cafe, gadget buat traveling.
2. Blogger menawarkan kerja sama via email (bisa juga via chat atau WhatsApp, tergantung akrab tidaknya si blogger dengan pihak yang mau diajak kerjasama).
3. Dalam surat penawaran itu blogger menyebutkan tentang: apa yang ia minta; apa timbal baliknya dari si blogger; timeline pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pihak; lampiran blogger/media kit, atau lampiran portfolio atau hasil karya blogger.
4. Pihak hotel membalas tawaran itu dengan menerima atau menolak (atau mungkin malah enggak menanggapi sama sekali).
5. Kalau pihak hotel setuju, blogger lalu melakukan review dengan T&C (Term and Condition) sesuai perjanjian kerjasama.
6. Blogger mem-posting hasil review-nya di blog dan akun sosmed miliknya.