Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

#Art4All: Melawan Vandalisme dengan Gang Cantik Berseri

2 Agustus 2017   10:45 Diperbarui: 17 Agustus 2017   08:34 2738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Gang Cantik Berseri di Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)

"Percaya enggak, seni dan kreativitas itu bisa hilangkan vandalisme?"

Ini lho, buktinya!

- - - - -

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan vandalisme sebagai perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya). Bentuk vandalisme yang paling terkenal misalnya, coret-coretan yang dibuat oleh para pelaku vandalis di dinding rumah, pagar, bangunan dan sebagainya. Akibatnya, keindahan lingkungan menjadi rusak, sama sekali jauh dari kerapihan, kebersihan dan kenyamanan. Inilah vandalisme yang merusak.

Jangan samakan vandalisme dengan seni mural yang dibuat secara apik dan justru dibuat untuk menambah eksotis lingkungan, meskipun sama-sama dilakukan dengan cara mencorat-coret dinding maupun pagar tembok. Mural art sendiri berarti cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen.

Nah, Tangerang Selatan (Tangsel) termasuk yang kota yang paling menderita akibat ulah tangan-tangan jahil vandalisme. Siapa saja yang begitu memasuki perbatasan wilayah Tangsel pasti akan dengan mudah melihat betapa kota yang termasuk dalam wilayah Provinsi Banten ini banyak sekali dipenuhi coretan-coretan para vandalis. Biasanya, coretan tersebut hanya menonjolkan "keakuan" dirinya sendiri, sekaligus meremehkan "keakuan" orang lain.

Aksi vandalisme yang mencorat-coret halte bus di Jalan Raya Ciater, Serpong. Foto diambil pada Rabu, 2 Agustus 2017. (Foto: Gapey Sandy)
Aksi vandalisme yang mencorat-coret halte bus di Jalan Raya Ciater, Serpong. Foto diambil pada Rabu, 2 Agustus 2017. (Foto: Gapey Sandy)
Spanduk yang “mengancam” pelaku aksi corat-coret secara liar akan dikenakan sanksi kurungan penjara. (Foto: Gapey Sandy)
Spanduk yang “mengancam” pelaku aksi corat-coret secara liar akan dikenakan sanksi kurungan penjara. (Foto: Gapey Sandy)
Sebuah halte bus di Jalan Raya Ciater, Serpong misalnya. Baru selesai dibangun dan dioperasikan, dalam hitungan hari sudah penuh dengan coretan-coretan vandalisme. Entah apa arti dan makna dari tulisan besar-besar itu. Akibatnya, keindahan kota menjadi rusak lantaran dirusak menggunakan spidol dan cat semprot.

Tidak hanya di pinggir-pinggir jalan raya, coretan-coretan mereka yang 'jahiliyah' juga banyak dijumpai di setiap sudut perumahan. Salah satunya di perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI) termasuk di Balai Warga RW 09 kompleks tersebut. Pendek kata, hampir jarang ditemukan ada area publik yang aman atau bersih dari coretan-coretan para vandalis 'jahiliyah'.

Bahkan di BPI itu, meski sudah dipasang spanduk berukuran besar di Pos Keamanan tentang ancaman pidana bagi para pelaku pencoretan liar, tetap saja vandalis beraksi tanpa bisa sanggup dihentikan. Padahal spanduk ancaman pidana itu sudah telak-telak menegaskan: "DILARANG MENCORET-CORET. Melakukan pencoretan tembok/rumah dan lainnya dapat dituntut dengan Pasal 406 KUHP berupa hukuman 2 tahun dan 8 bulan penjara". Tapi apa para vandalis langsung ciut nyalinya membaca ancaman penjara? Faktanya, tidak! Sebab, tembok rumah di seberang spanduk tersebut justru malah tak pernah kelihatan bersih dari para vandalis. Meski tembok rumahnya sudah dicat ulang tapi kenakalan remaja vandalis tetap saja datang dan datang untuk mencorat-coret lagi.

Balai Warga RW 09 di Perumahan Bukit Pamulang Indah pun tak luput dari coret-coretan vandalisme. (Foto: Gapey Sandy)
Balai Warga RW 09 di Perumahan Bukit Pamulang Indah pun tak luput dari coret-coretan vandalisme. (Foto: Gapey Sandy)
Aksi vandalisme di tembok rumah warga. Lokasi di Jalan Oscar, Bambu Apus, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)
Aksi vandalisme di tembok rumah warga. Lokasi di Jalan Oscar, Bambu Apus, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)
Lawan Vandalisme dengan Gang Cantik Berseri

Saat ini, gerakan untuk melawan vandalisme sekaligus memperindah kota semakin digalakkan. Warga Tangsel tak mau berlama-lama hidup dengan coret-coretan liar di tembok yang sekadar pemuas nafsu jahil merusak keindahan lingkungan. Lha, terus cara melawan vandalismenya bagaimana?

Caranya, dengan memasyarakatkan pembuatan Gang Cantik Berseri. Maksudnya? Membenahi, menata dan menyulap gang-gang di pelosok Tangsel yang tadinya kotor, kumuh dan penuh coret-coretan vandalisme menjadi Bersih, Sehat, Rapi dan Indah (BERSERI). Ide membuat Gang Cantik Berseri disebut-sebut baru mulai sejak 2015, dan terlaksana pada tahun berikutnya sampai sekarang.

Sudah banyak gang-gang yang berubah rupa menjadi cantik berseri. Umumnya, ditampilkan pola seni warna-warni pada gang-gang tersebut, termasuk bentuk mozaik dan gambar berkisah pun coba dilukiskan. Selain itu, seni dan kreativitas yang ditampilkan pada Gang Cantik Berseri pun semakin menguat melalui pesan-pesan edukatif yang dituliskan. Mulai dari pesan untuk menjaga kebersihan lingkungan, penghijauan, kesehatan hingga memunculkan semboyan Tangsel yakni CMORE (Cerdas Modern Relijius).

Gang Cantik Berseri di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang yang pertengahan Juli kemarin diresmikan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang yang pertengahan Juli kemarin diresmikan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang. Selain seni mural juga dilakukan penanaman pohon demi penghijauan lingkungan. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang. Selain seni mural juga dilakukan penanaman pohon demi penghijauan lingkungan. (Foto: Gapey Sandy)
Sebagai contoh, tengoklah Gang Cantik Berseri di Gang Haji Saidin RT 003 RW 03 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang. Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany baru meresmikannya pada pertengahan Juli kemarin.

Tahu enggak apa pesan 'Bu Wali' ketika meresmikan Gang Cantik Berseri di dekat kediaman Mat Solar 'Bajaj Bajuri' ini? Menurut walikota kelahiran Banjar, 28 Agustus 1976 ini, hadirnya program Gang Cantik Berseri turut membuka ruang bagi anak-anak muda yang sering diidentikkan dengan aksi vandalisme. Kehadiran Gang Cantik Berseri dapat menjadi wadah bagi anak-anak muda yang suka corat-coret merusak keindahan lingkungan untuk malah menuangkan ide, gagasan yang brilian asalkan bernilai seni, artistik.

"Gang Cantik Berseri ini menjadi ruang bagi vandalisme kelompok anak muda yang gemar corat-coret. Silakan manfaatkan di sini, asalkan apa yang menjadi corat-coretannya memiliki nilai seni sehingga indah dipandang mata," ujar Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.

Selain berusaha menghapus vandalisme, Gang Cantik Berseri juga menjadi pemacu semangat anak-anak muda untuk berkreasi dan menumpahkan ide-ide artisitiknya. Kreasi seni mereka tentu berkolaborasi dengan para orangtua yang mendukung sepenuhnya. Dukungan bukan hanya sebatas izin 'tok, tapi juga pendanaan yang dikumpulkan secara urunan.


Naming, Ketua RT 001 RW 02 Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Naming, Ketua RT 001 RW 02 Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri dengan seni mural yang apik di Gang Garuda II, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri dengan seni mural yang apik di Gang Garuda II, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
"Alhamdulillah, anak-anak muda di lingkungan kami sangat kreatif. Sejak awal mereka berpikiran, gang-gang lain bisa bagus dengan gang-gang cantik, tapi kenapa gang lingkungan kita sendiri enggak bisa bagus kayak gitu? Begitu pikir mereka. Akhirnya mulailah digagas gang cantik ini, mulai dari pengadaan cat, kuas dan lainnya. Ada yang disediakan menggunakan dana kas RT, tapi sebagian besar adalah sumbangan sukarela dari warga," ujar Naming, Ketua RT 001 di RW 02 Kelurahan Sawah, Ciputat ketika dijumpai penulis di kediamannya.

"Gang Cantik Berseri ini berasal dari swadaya warga. Dari dana kas RT, saya cuma keluarkan sekitar Rp 300 ribuan saja. Selebihnya, sumbangan sukarela warga sendiri. Adapun pengadaan sejumlah pepohonan berikut dengan pot-potnya, saya pikir adalah bantuan dari pihak kelurahan. Intinya, pembuatan Gang Cantik Berseri ini adalah bukti betapa guyub dan kompak warga kami," tutur Naming seraya menambahkan bahwa Gang Cantik Berseri di wilayahnya masih terus dilakukan tahap finishing.

Hal senada disampaikan Nurdin HM, Ketua RW 01 yang memelopori pembuatan Gang Cantik Berseri RW 01 di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat. Kepada penulis yang mewawancarai di rumahnya, ia mengatakan, sekalipun ada dana bantuan dari pihak Kecamatan, tapi bentuknya hanya sebagai 'Dana Pancingan' agar warga bersemangat dalam proses pembuatannya.

Nurdin HM, Ketua RW 01 yang menggerakkan pembuatan Gang Cantik Berseri di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Nurdin HM, Ketua RW 01 yang menggerakkan pembuatan Gang Cantik Berseri di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri RW 01 di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri RW 01 di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
"Program dari pihak Kecamatan yang diajukan kepada 'Bu Wali', dan ternyata disetujui. Ide ini mulainya sejak 2015, dan diwujudkan pada 2016, sampai sekarang. Tapi, program mewujudkan Gang Cantik Berseri ini, setahu saya tidak masuk dalam struktur APBD. Jadi, kalaupun ada bantuan dana dari pihak Kecamatan, itu hanya sebatas "Dana Pancingan" saja agar jajaran RT maupun RW dapat penuh semangat membuat Gang Cantik Berseri. "Dana Pancingan" ini saya kurang mengerti apakah dari budget Kantor Kecamatan, atau dari Pak Camat secara pribadi," ujar Nurdin.

Bantuan dana dari Kecamatan, lanjutnya lagi, pernah diterimanya sekitar Rp 5 juta. Sedangkan hitung punya hitung, anggaran yang sudah dikeluarkan untuk mewujudkan Gang Cantik Berseri ini sudah mencapai kurang dari Rp 10 juta. Tentu saja, sumbangan sukarela dari warga cukup besar dalam memenuhi anggaran tersebut.

Sebelum Gang Cantik Berseri ini dibuat, imbuhnya, tembok-tembok yang ada di gang banyak sekali coret-coretan tangan jahil yang merusak pemandangan. "Sekarang, dengan adanya Gang Cantik Berseri sejak dari mulut gang, kondisinya sudah bersih, sehat, rapi dan indah. Pokoknya, 'CANTIK BERSERI'. Nah, lebih masuk ke dalam gang, tentu warga diharapkan untuk lebih menyesuaikan. Artinya, kalau mulut gang yang ada di depan lingkungannya sudah cantik berseri, tentu di area dalam gang juga tinggal mengikuti atau bahkan kondisinya harus lebih bagus lagi," ujar Nurdin sembari menambahkan bahwa warganya rutin melaksanakan kerja bakti setiap Minggu.

Gang Cantik Berseri di Jalan Cemara, Pamulang Barat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Gang Cantik Berseri di Jalan Cemara, Pamulang Barat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Dibuatkan halte di mulut Gang Cantik Berseri di Tegal Rotan, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Dibuatkan halte di mulut Gang Cantik Berseri di Tegal Rotan, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Stop Vandalisme dengan #Art4All

Menjamurnya pembuatan Gang Cantik Berseri di seantero Kota Tangsel, selain mampu melenyapkan vandalisme beserta jejak-jejak kerusakan lingkungannya, juga memunculkan bakat-bakat seni nan kreatif dari segenap warga. Dengan begitu, terjawablah pertanyaan yang penulis ajukan pada mukadimah tulisan ini. Jawaban ini sekaligus menguatkan apa yang pernah disampaikan maestro lukis Indonesia, Affandi, bahwa Art and life never part company (Seni dan kehidupan tak bisa dipisahkan).

Begitu juga dengan apa yang pernah dikatakan oleh pelukis kenamaan Vincent van Gogh, bahwa karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.

Perwujudan pembuatan Gang Cantik Berseri yang melalui tahap ide, lalu Seni dan Kreativitas, serta Karya Bersama demi Kehidupan yang lebih baik, adalah implementasi nyata dari apa yang pernah disampaikan Affandi juga van Gogh.

Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Bukan cuma itu, ide dan eksekusi kreatif pembuatan Gang Cantik Berseri ternyata sejalan dengan apa yang sejak beberapa tahun terakhir dikampanyekan Faber Castell, perusahaan alat tulis terbesar dan tertua di dunia yang sudah berusia lebih dari 250 tahun. Kampanye apa itu? PR Manager Faber Castell, Andri Kurniawan menyebut, kampanye yang diusung adalah Seni Untuk Semua atau #Art4All.

Menurut Andri, perkembangan abad terkini makin membuktikan, bahwa seni sangat berguna untuk menghadirkan pemikiran kritis, komunikatif dan kreatif. "Inilah yang dibutuhkan pada abad 21, bukan hanya sains dan lainnya saja. Seni menjadi salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu. faktor penentu berhasil atau tidaknya seseorang tidak hanya ditentukan dari keberhasilan akademis belaka. Tapi juga, dibutuhkan Life Skills, 21st Century Content, Core Subjects, Learning & Thinking Skills, hingga ICT Literacy," urainya.

Andri mengutip sebuah hasil survei yang dilakukan IBM terhadap 1.500 CEO dari 60 negara yang berasal dari 33 sektor industri. "Ternyata, kesimpulan survei tersebut adalah, kreativitas merupakan kunci nomor satu guna membawa seseorang menggapai tahap sukses dalam bisnis," ujarnya.

Pengerjaan Gang Cantik Berseri di salah satu gang dekat Kantor Kelurahan Serua, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Pengerjaan Gang Cantik Berseri di salah satu gang dekat Kantor Kelurahan Serua, Ciputat, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Pengerjaan Gang Cantik Berseri di salah satu Gang H Amat, Jalan Raya Ciater, Serpong. (Foto: Gapey Sandy)
Pengerjaan Gang Cantik Berseri di salah satu Gang H Amat, Jalan Raya Ciater, Serpong. (Foto: Gapey Sandy)
Hasil studi serupa pernah pula disimpulkan oleh Donald Mac Kinnon (1962) dari University of California. Menurut Mac Kinnon, orang-orang kreatif lebih intuitif daripada orang-orang yang nonkreatif. Mereka lebih bersandar pada perasaan, filsafat, mimpi dan fantasi. Selain, lebih terbuka terhadap pengalaman, rasa humor yang lebih berkembang, dan secara umum bersifat seperti anak-anak --- yang selalu penuh rasa ingin tahu --- dalam melihat dunia.

Walter Elias Disney atau lebih dikenal dengan Walt Disney, animator, sutradara asal Chicago, Amerika Serikat pernah menyampaikan salah satu resep suksesnya dalam mencipta karya seni kaya kreasi. Pencipta karakter Mickey Mouse ini bilang, "tidak ada pojok didalam pikiran". Artinya, setiap individu memiliki potensi untuk berpikir kreatif dan mengembangkan terobosan ide-ide.

Begitulah, seni dan kreativitas yang dikerjakan secara bersama-sama ternyata membawa manfaat untuk semua. Menurut Jakob Sumardjo dalam bukunya Filsafat Seni disebutkan bahwa seni merupakan suatu wujud yang terindera. Sementara karya seni merupakan benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar, atau keduanya sekaligus. Seni itu sendiri berada di luar benda seni karena seni itu berupa nilai, sepeti indah, baik, adil, sederhana dan sebagainya. Pembuatan Gang Cantik Berseri yang semakin menjamur dan "menular" dari satu gang ke gang lain tak hanya mengekspose nilai seni berupa keindahan. Tapi juga, pesan moral bahwa seluruh warga sudah emoh dengan kondisi kota yang kotor, berantakan, kumuh, penuh coret-coretan liar, hingga gersang. Warga Tangsel menginginkan kondisi lingkungan dan perwajahan kota yang lebih baik. Bukankah ini jugayang menjadi amanat dari #Art4All.

Lomba mewarnai tingkat TK dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan. (Foto: Gapey Sandy)
Lomba mewarnai tingkat TK dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan. (Foto: Gapey Sandy)
Para juara lomba mewarnai tingkat TK dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan. (Foto: Gapey Sandy)
Para juara lomba mewarnai tingkat TK dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan. (Foto: Gapey Sandy)
Lomba Mewarnai Semarakkan Hari Kunjung Perpustakaan

Selain mendukung kampanye #Art4All dengan membuat Gang Cantik Berseri yang sarat seni kreatif, saya yang sempat menjadi bahagian dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangsel, beberapa kali terlibat dalam acara peringatan Hari Kunjung Perpustakaan. Biasanya, ada banyak lomba yang digelar. Semuanya ajang unjuk kebolehan para siswa untuk berkesenian dan tampil penuh kreatif. Misalnya saja, Lomba Mewarnai untuk tingkat siswa TK, Lomba Membaca Cerita untuk siswa SD, Lomba Baca Puisi tingkat SMP, dan Lomba Mendongeng bagi para siswa SMA.

Mengapa seni dan kreativitas yang dilombakan? Jawabannya mudah saja, karena Seni adalah Untuk Semua. Selain itu, seperti disampaikan PR Manager Faber Castell, Andri Kurniawan dengan mengutip pernyataan Pablo Picaso, pelukis Spanyol (1881 -- 1973): "Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up." (Setiap anak itu seniman; Masalahnya adalah bagaimana membuatnya tetap jadi seniman ketika mereka tumbuh dewasa).

Nah, semakin kentara toh, mengapa misalnya begitu penting nilai dari Lomba Mewarnai untuk tingkat TK, atau usia dini. Karena memang, proses menggambar dan mewarnai dapat meningkatkan kreativitas, mendorong motorik, mencegah kepikunan (demensia), memunculkan empati, alat bercerita, melatih ingatan dan berpikir, juga mengembangkan emosional.

Salah satu event Lomba Mewarnai di Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Salah satu event Lomba Mewarnai di Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Karya Hanifa, seorang peserta yang menjadi juara lomba mewarnai tingkat TK. (Foto: Gapey Sandy)
Karya Hanifa, seorang peserta yang menjadi juara lomba mewarnai tingkat TK. (Foto: Gapey Sandy)
JUARA. Hanifa bangga bersama karya seni kreatif bersama piala lomba mewarnai tingkat TK. (Foto: Gapey Sandy)
JUARA. Hanifa bangga bersama karya seni kreatif bersama piala lomba mewarnai tingkat TK. (Foto: Gapey Sandy)
Akhirnya, ketika anak-anak di Kota Tangsel menorehkan prestasi demi prestasi dalam berkesenian dan kreativitas, harapannya adalah kelak mereka dapat mengisi pembangunan bahkan melanjutkan pembangunan secara lebih baik. Semua menjadi mungkin karena pembelajaran seni sudah mengalir sejak dini, yakni seni yang merupakan intisari ekspresi dari setiap kreativitas yang diciptakannya.

Salam#Art4All.

o O o

Baca juga tulisan lainnya:

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (1)

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun