Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesta Rakyat Situ Bungur, Ketika Ruang Publik Kian Berarti

30 September 2015   23:55 Diperbarui: 30 September 2015   23:55 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dipungkiri, Pesta Rakyat Situ Bungur juga menjadi salah satu contoh teladan tentang bagaimana publik memanfaatkan ruang publik yang tersedia. Hal ini selaras dengan peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) 2015, yang jatuh pada setiap Hari Senin pada minggu pertama bulan Oktober, atau bertepatan dengan tanggal 5 Oktober 2015. Untuk tahun ini, seluruh dunia memperingati HHD 2015 yang temanya telah ditetapkan UN-Habitat, yaitu Public Spaces for All atau Ruang Publik untuk Semua. Indonesia sangat beruntung, karena pemusatan kegiatan peringatan HHD 2015 akan terselenggara di Denpasar, Bali.

Seperti dinyatakan dalam Buku Panduan Hari Habitat Dunia 2015, Ruang Publik dinyatakan sebagai tempat yang disediakan oleh pemerintah untuk digunakan dan dinikmati masyarakat secara cuma-cuma tanpa mengambil keuntungan di setiap penggunaannya. (UN-Habitat Issue Papers, 2015). Oleh karena itu, tujuan dari pengangkatan tema Ruang Publik untuk Semua ini adalah, untuk mendorong upaya pemerintah dalam menyediakan ruang publik yang dapat diakses serta dimanfaatkan oleh semua orang tanpa terkecuali.

Sementara itu, Ir Edy Darmawan M.Eng dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pernah menyatakan, bahwa ruang publik sebagai salah satu dari elemen-elemen kota memiliki peran yang sangat penting. Dia berperan sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat baik formal maupun informal, individu atau kelompok. “Pengertian ruang publik secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya,” tuturnya.

Sunatan Massal pada saat Pesta Rakyat Situ Bungur. (Foto: Forum Silaturahim Under Child)

Bazaar Warga pada saat Pesta Rakyat Situ Bungur. (Foto: Forum Silaturahim Under Child)

Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan. Tipologi ruang publik dalam perkembangannya memiliki banyak variasi tipe dan karakter, antara lain: taman umum (public parks), lapangan dan plasa (squares and plazas), ruang peringatan (memorial space), pasar (markets), jalan (streets), tempat bermain (playground). jalan hijau dan jalan taman (green ways and parkways). atrium/pasar didalam ruang (atrium/indoor market place), pasar/pusat perbelanjaan di pusat kota (market place/downtown shopping center), ruang dilingkungan rumah (found/neighborhood spaces) waterfront.

Ruang terbuka publik, menurut Edy Darmawan, juga dapat berperan sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan tersebut. Karena pentingnya ruang publik, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 29 menyatakan bahwa, proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20% dari wilayah kota.

Pada sisi lain, ruang terbuka publik memiliki tiga karakter penting, yakni: memiliki makna (meaningful), dapat mengakomodir kebutuhan para pengguna dalam melakukan kegiatan (responsive), dapat menerima berbagai kegiatan masyarakat tanpa ada diskriminasi (democratic).

Lomba Mural bertemakan 'Alam' pada saat Pesta Rakyat Situ Bungur. (Foto: Forum Silaturahim Under Child)

Para pemenang Lomba Mural bertemakan 'Alam' pada saat Pesta Rakyat Situ Bungur. (Foto: Forum Silaturahim Under Child)

Tiga karakter penting yang disampaikan yakni meaningful, responsive, dan democratic, niscaya terbukti terlaksana pada pelaksanaan Pesta Rakyat Situ Bungur. Disebut memiliki makna, karena ajang ini menjadi pembuktian diri warga setempat untuk berperan aktif dalam berkegiatan dan turut melestarikan alam lingkungan dalam hal ini Situ Bungur. Lalu, dapat mengakomodir kebutuhan warga sekitar dalam berinteraksi dan mengembangkan sendiri wilayahnya. Kemudian, menghilangkan sekat diskriminasi yang dibuktikan dengan ‘duduk barengnya’ warga masyarakat bersama para tokoh pimpinannya, dalam hal ini Walikota Tangsel, Wakil Walikota dan seluruh jajarannya dapat duduk sejajar dalam rangka mengupayakan pelestarian alam dan menjaga lingkungan hidup, dalam hal ini Situ Bungur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun