Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Jokowi, Sosok Cawapres Jadi Dilema

14 November 2017   14:39 Diperbarui: 14 November 2017   14:56 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MESKIPUN terus diterpa fitnah dan dinyinyir oleh lawan-lawan politiknya, elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) tetap berada di atas mengalahkan segelintir tokoh yang berambisi menjadi presiden.

Survei terakhir yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 3-10 September menghasilkan fakta bahwa Presiden Jokowi unggul telak dari Prabowo Subianto, mantan calon presiden (capres) yang kemungkinan masih akan maju lagi menjadi RI-1.

Berdasarkan hasil top of mind, menurut survei SMRC, Jokowi meraih hasil 38,9%. Angka ini jauh mengungguli Prabowo yang posisinya menempati urutan ke-2, dengan persentase 12,0%.

"Musuh" Jokowi, seperti si "Fafa" (Fadli Zon dan Fahri Hamzah) boleh saja terus nyinyir terhadap Jokowi. Namun, fakta tidak bisa dimungkiri, Jokowi tampaknya tidak peduli dengan suara sumbang yang dialamatkan kepadanya, sehingga ia terus bekerja melanjutkan proyek mangkrak peninggalan pemimpin-pemimpin sebelumnya.

Di luar itu, ia bahkan terus serius membenahi dan membangun proyek-proyek infrastruktur yang sebelumnya dianggap angin lalu oleh para pendahulu. Beralasan jika banyak orang, termasuk partai-partai politik waras, menginginkan Jokowi melanjutkan tugas mulianya hingga tahun 2024. Hanya orang-orang (maaf) yang tidak ingin negeri ini cemerlang yang tidak menghendaki Jokowi maju lagi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Sampai sedemikian jauh sudah ada beberapa parpol yang telah bersatu padu mengusung Jokowi agar orang Solo ini berkenan melanjutkan kesinambungan pembangunan yang telah dilakukannya, sehingga bersedia dicalonkan lagi sebagai presiden pada 2019.

Jauh sebelumnya, Partai Golkar telah menggadang-gadang Jokowi untuk maju lagi sebagai presiden pada 2019. Selain itu Partai NasDem juga telah bersehati mengusung Jokowi yang terbukti telah berprestasi pada 2019 nanti.

Sebagaimana diberitakan, hari-hari ini Partai NasDem terus melakukan konsolidasi guna menjadikan Indonesia ke depan jauh lebih baik di bawah pemerintahan Jokowi.

Puncaknya, berdasarkan informasi yang saya peroleh, hari Rabu (15 November 2017) besok -- jika tidak ada perubahan -- partai pengusung restorasi ini akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) di Kemayoran dan dihadiri Presiden. Besar kemungkinan di forum ini, keluarga besar NasDem akan mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden untuk Pilpres 2019.

Berlebihankah NasDem? Tentu saja tidak, sebab apa yang dilakukan adalah representasi dari keinginan mayoritas rakyat negeri ini. Beralasan pula jika partai-partai lain, seperti Hanura dan PPP juga bakal mengusung kembali Jokowi. Tahun depan kemungkinan PKB juga akan mencalonkan kembali orang baik nan sederhana itu.

Bagaimana dengan PDIP? Seperti biasa, partai ini masih malu-malu mengungkapkan sikapnya. Seperti yang sudah-sudah, PDIP selalu mengambil keputusan saat injury time.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun