Mohon tunggu...
Ganjar Noor
Ganjar Noor Mohon Tunggu... -

Saya berprofesi sebagai penulis lagu & pemusik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Cinta Anak Domba di Jakarta

23 Juli 2018   23:43 Diperbarui: 25 Juli 2018   01:11 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen ini saya tulis tahun 1999, ketika kembali dari mengadu nasibku di jakarta

oooooooooo

Gim masih berjalan menyisir trotoar diantara lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan Tamrin Jakarta Pusat. Jalan tersebut seolah tidak pernah sepi walau kini jam sudah menunjukan hampir pukul sepuluh malam. Ia masih terus berjalan menduga-duga dimana tempat kawannya berada. Sebuah peta yang ditulisnya masih berada di tangannya.

Keringat dingin mulai keluar membasuh muka dan sekujur tubuhnya. Hawa malam itu cukup panas sekali. Ia pikir ini sebuah mimpi, tapi ia juga sadar bahwa sesuatu yang tengah terjadi adalah kenyataan. " Yah... aku tengah berada di kota Jakarta untuk mengadu nasibku," gerutunya dalam hati. Ia tidak habis bertanya-tanya dan ia merenung sambil memandang gedung-gedung megah pencakar langit dengan lampu-lampu kota yang begitu menyilaukan.

"Begitu megah kota ini, tak seperti di kotaku," begitulah gerutunya disela-sela perjalanan. Akhirnya ia meneruskan langkah kakinya menuju jalan sebelah kiri tepatnya jalan Kiayi Haji Wahid Hasyim. Beberapa ratus meter kedepan, ia melihat sebuah telepon umum. " kebetulan," pikirnya, sambil memutar nomor telepon yang dituju.

"Selamat malam ?" sapa Gim dengan sopannya.

"Malam, mau bicara dengan siapa, yah ?" sahut ibu sipenerima telepon ramah.

"Bisa bicara dengan Dani ?"  tanya Gim hati-hati.

" Dani, lagi ke luar ! tapi dia titip pesan kalo ada temenya dari Bandung, mohon tunggu aja. Begitu pesennya," sahut ibu penerima telepon tenang.

" Ya...bu, saya dengan Gim dari Bandung. Saya lagi berada di jalan Kiayi Haji Wahid Hasyim," timpal Gim.

" Oh.. sudah dekat. Tinggal belok aja ke kiri nanti tanya alamat ibu, Jl. Kebon Kacang 3, No. 15," sahutnya jelas. Gim menutup teleponnya dan meneruskan lagi langkahnya menuju alamat yang di tuju. Tidak kurang dari  1 Km, Gim sudah sampe di depan rumah yang dituju. Gim memencet bell dengan hati-hati. Lalu seorang remaja laki-laki keluar dari rumah dan membuka pintu pagar. Rupanya anak pemilik rumah. Gim bersalaman dan diajak masuk ke dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun