Mohon tunggu...
Saiful Fajar
Saiful Fajar Mohon Tunggu... Penulis - Lajang

Suka pada suatu hal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya Januari

4 Januari 2019   04:07 Diperbarui: 4 Januari 2019   04:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selaput langit mulai temaram di ufuk timur jauh

Gelapnya merayap meninggalkan semesta 

Aku berdiri menghadapi takdir hari ini

Tepat setelah ku usai tengadahkan doa dalam subuhku 

Awan awan pagi mulai kentara beriringan di langit sana

Ditemani semerbak bau subuh bercampur rasa lapar kehidupan

Aduhai januari...

Cahayamu redup namun terasa panas di umurku saat ini

Adakah aku mengacuhkan kedatanganmu? 

ingin rasanya ku ciumi kembali kaki ibu dan ayahku

mengharapkan sesuatu yang terasa belum hadir dalam hidupku

ingin rasanya ku panjangkan doa dalam setiap sujud-ku 

agar lepas segala belenggu di batinku

aduhai Januari...

cahayamu mengingatkanku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun