Mohon tunggu...
Mas Gandeng
Mas Gandeng Mohon Tunggu... Client Relationship Manager -

Blog ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dan tips-tips buat kamu yang masih jomblo, galau dan sedang jatuh cinta. Tulisan yang tersaji disini adalah murni dari pengalaman sendiri, curhat orang lain, dan pendapat pribadi. Jadi kamu akan menemukan tulisan asli yang bukan copy paste dari artikel orang lain. Sumbernya tulisan dan foto akan diinformasikan dengan lengkap jika diambil dari sumber lain. Jadi, Jangan takut untuk berbagi karena semakin banyak kamu berbagi, semakin kita tidak sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Pedagang Tuhan

13 September 2016   17:10 Diperbarui: 14 September 2016   09:18 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pics-about-space.com

Prayer is not asking. It is a longing of the soul. It is daily admission of one’s weakness. It is better in prayer to have a heart without words than words without a heart.
― Mahatma Gandhi

Semalam saya tidak bisa tidur setelah menonton salah satu iklan di sebuah stasiun televisi. Iklan tersebut intinya berbunyi jika Anda membeli produk tersebut maka Anda menyumbang Rp. 50 untuk fakir miskin di bulan yang penuh berkah. Saya kemudian merenungkan kembali sebenarnya apa tujuan saya beragama dan untuk apa saya menjalankan perintah-Nya. Apakah saya bisa berbuat baik tanpa uang? Bagaimana kebaikan saya dinilai jika saya melakukannya tanpa uang? Apakah orang miskin bisa berbuat baik karena mereka tidak mempunyai uang? Ataukah apakah uang satu-satunya jalan untuk berbuat baik?

Kita hidup di dunia yang semuanya diukur dari uang. Di dunia ini tidak ada yang gratis, semua butuh uang dan modal. Untuk melakukan upacara keagamaan saja membutuhkan uang yang tidak sedikit. Untuk menunaikan kewajiban agamasaja membutuhkan uang, kalau tidak ada uang rasanya tidak sreg. Banyak juga berbagai promosi jika beli sapi kurban akan mendapat kesempatan memenangi tiket umroh. Selain itu saat ini mulai berjamur berbagai gaya pakaian yang mencerminkan bahwa kita orang yang religius.

Pernah tidak kamu menyadari situasi seperti itu? Kita hidup beragama secara dangkal dan hanya melihat penampilan saja. Kamu akan dipandang sebagai orang yang baik jika bisa menyumbang ratusan juta untuk tempat ibadah dan kegiatan keagamaan. Jadi untuk saat ini berbuat baik saja tidak membuatmu cukup dipandang sebagai orang baik tetapi berapa banyak uang yang kamu keluarkan juga menentukan apakah kamu orang baik atau tidak. Bahkan orang baik tanpa mengeluarkan uang sepeserpun belum tentu dipandang sebagai orang baik.

Seperti itukah jalan kita menuju surga? Apakah dengan berpura-pura menjamin kamu bisa masuk surga? Banyak orang mencuci dosanya dari tindakan korupsi dengan cara menyumbang ke tempat ibadah, memberi makan anak yatim piatu dan lain-lain adalah orang yang terhormat sedangkan seorang pelacur yang menghidupi keluarga dan anak-anaknya atau seorang pencuri ayam yang kelaparan karena masyarakat acuh tak acuh adalah sampah yang berakhir di tempat pembakaran. Sekejam itukah kita sebagai orang yang beragama sampai-sampai mudah sekali kita menilai siapa yang berhak masuk surga dan siapa yang berhak masuk neraka hanya sebatas seberapa banyak kita bisa menjual Tuhan.

If you want to know what God thinks of money, just look at the people he gave it to. 
― Dorothy Parker

Kita adalah pedagang-pedagang Tuhan. Kita harus menyadari hal itu karena kehidupan beragama dan agama yang kita anut penuh dengan gengsi, pencitraan, dan dangkal. Kamu sadar tidak jika sebagian besar kejahatan di dunia ini sebenarnya dilakukan oleh orang yang mempunyai agama. Kalau begitu, apa fungsi agama? Apakah ia jalan menuju surga dan memberikan kamu bekal selama kamu hidup dengan kebaikan ataukah dia hanya sekedar identitas agar orang di sekitar kamu menyebut kamu sebagai orang baik?

Bagaimana mungkin orang beragama membunuh dan membakar tempat ibadah agama lain, mengusir ketika orang sedang sholat, melempari batu rumah yang sedang melangsungkan ibadah bagi orang tuanya yang sudah meninggal atau mengajak membunuh orang lain demi surga? Bagian ini adalah bagian yang membuat saya frustasi, bahkan bisa membuat kamu frustasi juga jika kamu menyadari apa yang terjadi di sekitar kamu. Kamu sadar tidak jika sebuah agama kehilangan pengikut maka ia akan kehilangan pengaruh, kekuasaan dan uang. Itulah kelemahan agama sebagai sebuah struktur sosial. Agama juga membutuhkan pengaruh, kekuasaan dan uang karena di dalamnya juga berisi manusia manusia yang haus akan pengaruh, kekuasaan dan uang.

Realitasnya adalah agama bukannya membuat kita menjadi orang yang baik dan menuntun menuju surga, malah membuat kita menjadi orang yang dangkal dan jauh dari surga. Ia cuma jadi identitas dan gengsi agar mendapat tempat terhormat dan dipandang baik. Kenapa harus memaksa orang lain memeluk agama kita atau membunuh orang lain yang berbeda agama atau mengutuk orang yang berpindah agama kalau memang kita yakin bahwa agama mengajarkan kebaikan universal? Kenapa harus memaksa pasanganmu pindah agama jika itu tidak datang dari hatinya dan jika dilakukan secara terpaksa? Kenapa mudah menilai agama seseorang dan diri orang lain karena dia berbeda agama? Apakah kita sadar bahwa kita adalah objek dari kerakusan dan kelicikan dari hasrat menguasai dan ketamakan? Agama dan tempat ibadah menjadi tempat untuk mengejar kekuasaan dan membenci orang lain (baca: PAN Minta Pernyataan Amien Rais soal Ahok Tak jadi Polemik)

Saya ingin mengajak kamu merenungkan hal ini agar dunia yang kita tinggali ini lebih baik karena nasib dunia ini ada ditanganmu. Saya tidak ingin mengoyang keyakinanmu tetapi ingin mengajakmu untuk melihat diri sendiri apakah sebagai orang yang beragama kita adalah orang-orang dangkal yang mudah mengatakan, “Perintah agamaku bilang ini haram!”. Kalau kamu sungguh sebagai orang yang beragama dan bertuhan, pasti kamu tidak akan menjual Tuhan, kamu tidak mudah menilai seseorang dari cara dia berpakaian. Kalau Iblis menampakkan dirinya secara mengerikan, pasti kamu akan lari ketakutan bukan? Kalau kamu lari ketakutan, iblis pasti tidak akan memperoleh pengikutnya. Makanya kejahatan itu selalu bersembunyi dengan hal-hal baik dan saleh, supaya kamu tertipu. Kalau kamu tertipu maka mudah sekali menjerumuskan kamu.

Mas Gandeng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun