Mohon tunggu...
Mas Gandeng
Mas Gandeng Mohon Tunggu... Client Relationship Manager -

Blog ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dan tips-tips buat kamu yang masih jomblo, galau dan sedang jatuh cinta. Tulisan yang tersaji disini adalah murni dari pengalaman sendiri, curhat orang lain, dan pendapat pribadi. Jadi kamu akan menemukan tulisan asli yang bukan copy paste dari artikel orang lain. Sumbernya tulisan dan foto akan diinformasikan dengan lengkap jika diambil dari sumber lain. Jadi, Jangan takut untuk berbagi karena semakin banyak kamu berbagi, semakin kita tidak sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pacar Aku Posesif!

9 September 2016   15:17 Diperbarui: 9 September 2016   15:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://lonerwolf.com/

I love you. You’re mine. I’ll kill any bastard who tries to take you from me. 
― Samantha Young, On Dublin Street

Apa itu posesif? Posesif berasal dari kata possessive dalam bahasa inggris yaitu jealously opposed to the personal independence of, or to any influence other than one's own upon, a child, spouse, etc., or desirous of possessing. Bahasa Indonesia mendefinisikan posesif yaitu bersifat merasa menjadi pemilik; mempunyai sifat cemburu. Dengan demikian posesif bisa diartikan sebagai sifat yang pencemburu yang bertolak belakang dengan sifat yang menghargai kebebasan. Menurut kamu, ketika memahami arti kata posesif, apakah mempunyai sifat posesif merupakan sifat yang baik dalam menjalankan sebuah hubungan dengan orang lain atau tidak?

Sebelum bicara baik dan buruk, salah dan benar, saya akan bicara tentang hakekat terdalam dari sebuah hubungan antar laki-laki dan perempuan. Saya ingin mengutip beberapa pakar seputar cinta. Bagi Khalil Gibran cinta itu merupakan sebuah hakekat yang pada dasarnya sudah cukup untuk dirinya sendiri. Anthony de Mello mengatakan bahwa cinta itu tidak butuh pengakuan. Karlina Supelli lewat perbincangan pada tahun 2005 menyebut cinta merupakan konstruksi budaya.

Karlina pernah meneliti para ibu lewat pertanyaan, apa yang membuat mereka bahagia dalam hidup mereka dan hampir semua menjawab bahwa mereka bahagia karena suami memuji masakannya, anak-anak mencintainya dan lain-lain. Intinya bahagia itu diperoleh diluar dirinya. Octavio Paz menyebut di dasar cinta ada manusia sebagai pribadi, yang dihargai kebebasan, keunikan, sekaligus kerentanannya di dalam waktu. Menurutnya Octavio Paz, cinta menyingkap wajah kematian (thanatos), sekaligus cinta juga membuka kesadaran manusia yang menemukan diri sebagai manusia yang menghadirkan dirinya kepada yang lain.

If our love is only a will to possess, it is not love. 
― Thich Nhat Hanh, Peace Is Every Step: The Path of Mindfulness in Everyday Life

Diantara berbagai sudut pandang tersebut saya lebih memilih cinta menurut Octavio Paz. Bagi saya, pemahaman cinta yang menghargai kebebasan, keunikaan sekaligus menyingkapkan kelemahan dan membuka kesadaran bahwa kamu hadir didirinya dan ia juga hadir di dalam dirimu, yang paling relevan untuk kita saat ini. Kamu tidak hidup di jaman Siti Nurbaya bukan? Saya lebih melihat cinta kepada hak kamu untuk memilih karena bagi saya kamu itu bukan binatang peliharaan atau barang-barang yang saya beli dan saya miliki. Tetapi kamu adalah ciptaan yang mempunyai kesadaran bahwa kamu manusia mulia.

Pertanyaan kemudian, apakah sikap posesif itu adalah sebuah ungkapan atau gambaran bahwa dia mencintaimu? Baik Khalil Gibran, Anthony de Mello, Karlina Supelli dan Octavio Paz, tentu tidak setuju bahwa ungkapan cinta disamakan dengan sifat pencemburu. Sifat-sifat pencemburu itu tergambar dari kepribadian yang egois. Orang egois itu seperti orang-orang yang selalu ingin dipahami dan intinya mereka ingin hidupnya selalu menjadi pusat dan dikelilingi oleh barang-barang yang mereka miliki.

Mine. The language of love is like that, possessive. That should be the first warning that it's not going to encourage anyone's betterment. 
― Holly Black, Black Heart

Ketika kamu jatuh cinta pasti kamu bahagia ketika dihujani ribuan perhatian dari pasangan kamu. Mereka sungguh meletakkan kamu sebagai pusat hidup mereka. Akan tetapi kamu juga harus hati-hati karena ketika kamu diletakkan sebagai pusat dalam hidup mereka maka kamu otomatis menjadi milik mereka. Jika kamu tidak bijak dan cepat menyadarinya, maka kamu tidak ada bedanya dengan mainan seorang anak kecil yang selalu dikendalikan sesuka hati.

Hubunganmu dengan teman-teman baik itu sejenis dan lawan jenis menjadi terputus karena banyaknya larangan dan aturan. Dia tidak suka kalau kamu pergi dengan orang lain, dia tidak nyaman ketika kamu menghubungi seseorang, dia selalu curiga ketika kamu tidak bisa dihubungi, dia mulai memeriksa hanphone kamu dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun