Mohon tunggu...
HABIBI
HABIBI Mohon Tunggu... -

semangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Daerahku, Kepala Kepolisiannya Jadi Teladan, Bagaimana dengan Daerahmu?

11 Januari 2016   19:11 Diperbarui: 11 Januari 2016   19:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kapolda NTB Bersama seorang tukang sapu"][/caption]

 

Entah mengapa,setiap kali mendengar kata "polisi" ,saya selalu nyinyir. Ada banyak pikiran negatif yang menghinggapi pikiran saat mendengar maupun berurusan dengan profesi satu ini. Profesi polisi di pikiran saya identik dengan uang,pemerasan,backing kejahatan,kasus salah tangkap dan hal hal negatif lainnya. Sepertinya tidak ada prestasi yang membanggakan yang di ukir oleh institusi kepolisian ini. Apalagi saat almarhum GusDur berkata bahwa di republik ini hanya ada 3 polisi yang benar benar berjasa yaitu Almarhum Hoegeng,patung polisi dan polisi tidur seakan akan menggambarkan betapa masih minornya sosok polisi ini di mata masyarakat.

Tetapi kisah minor ini sedikit terobati dengan sepak terjang Kapolda NTB Brigjen Pol Drs.Umar Septono,SH,MH. Kapolda yang bertugas sejak bulan Juni tahun 2015 ini menggantikan Kapolda lama Brigjen Pol Drs Srijono ibarat oase di tengah padang pasir. Semenjak bertugas di provinsi NTB,Bapak Kapolda ini merubah wajah instansinya menjadi lebih religius dan semakin perduli sama masyarakat. Salah satu terobosan yang fenomenal yang di buat oleh Bapak Kapolda ini adalah saat dia mewajibkan shalat di awal waktu buat para bawahannya di institusi yang di pimpinnya di provinsi NTB.

[caption caption="kapolda ntb saat mengendong korban tabrak lari"]

[/caption]

Telah banyak kisah yang mengharukan yang di ukir oleh Bapak Kapolda satu ini. Seperti misalnya saat dia mengangkat sendiri korban tabrak lari menuju mobil ambulance. Tidak cukup sampai di situ,Bapak Kapolda yang baik hati ini juga menanggung seluruh biaya pengobatan korban tabrak lari yang di tolongnya tersebut. Selain itu juga,diceritakan juga bagaimana sang Kapolda ini rela naik ojek hanya biar tidak ketinggalan shalat berjamaah.

Maka tidak heran,semenjak di pimpin oleh Bapak ini,institusi kepolisian di daerah NTB perlahan lahan sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Sosok polisi yang biasanya di anggap menakutkan,kini bisa berbaur di tengah tengah masyarakt NTB. Bagaimana polisi kembali ke fungsinya yaitu melindungi dan mengayomi masyarakat,bukan semata semata karna ada urusan materi.

Dimana mana,bagusnya sebuah institusi atau sebuah lembaga baik itu di pemerintahan ataupun di swasta tergantung dari pemimpinnya atau siapa yang jadi atasannya. Jadi bohong besar apabila sebuah institusi yang ingin menjadi terbaik jika pimpinannya justru melakukan hal hal yang melanggar aturan,dan ini sudah banyak contohnya. Baik buruknya sebuah lembaga akan di tentukan oleh tingkah laku pemimpinnya. 

Memang Bapak Kapolda ini belum setahun bertugas di NTB,akan ada banyak rintangan dan hambatan yang akan di laluinya. Akan tetapi, melihat sepak terjangnya,beliau telah menjejakkan sebuah awal yang baik tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin,bagaimana menjadi seorang teladan yang akan di ikuti oleh ratusan anak buahnya,bagaimana menjaga sikap dan tingkah laku saat kekuasaan sudah ditangan. Dan Bapak Kapolda ini sudah membuktikannya.

Akhirnya sebagai penutup tulisan ini,tiba tiba saya teringat akan petuah bijak yang bunyinya begini " jangan bicara tentang idealisme kalau kita tidak tahu apa itu idealisme,jangan bicara tentang korupsi kalau kita tidak tahu apa itu korupsi,jangan berkoar koar membela rakyat kalau kita belum teruji dalam lingkaran kekuasaan,banyak orang mulutnya berbusa bicara peduli sama rakyat karna dia belum mendapatkan kesempatan dalam kekuasaan, dan ketika kekuasaan itu datang,di situlah dia di uji...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun