Mohon tunggu...
Money Pilihan

Perang Panjang Indonesia Melawan Kemiskinan

2 Maret 2018   14:20 Diperbarui: 10 April 2018   13:51 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed

 

Anyone who has a burning spirit fighting poverty knows exactly how hard, expensive, and suffering lives in poverty. Siapa pun yang punya semangat membara memerangi kemiskinan tahu persis bertapa berat, mahal, dan menderitanya hidup dalam kemiskinan. Ya, kemiskinan adalah sesuatu yang begitu berat dan mahal. Untuk Anda yang tak pernah merasakannya, tanyakan pada mereka yang hidup dan bertahan dalam kemiskinan.

Apa itu kemiskinan? Menurut UNESCO, "Kemiskinan adalah ketika pendapatan keluarga gagal memenuhi ambang batas yang ditetapkan pemerintah yang berbeda di seluruh negara". Selama 1 dekade terakhir, pemerintah kita boleh berbangga telah mampu menurunkan angka kemiskinan secara bertahap. Pada tahun 2007, kemiskinan sekitar 37 juta penduduk Indonesia atau sekitar 16,6% dari total penduduk hingga menjadi 28 juta penduduk Indonesia atau sekitar 10,9% dari total penduduk pada tahun 2016. Dengan kata lain, hampir 10 juta orang telah berhasil meninggalkan garis kemiskinan di Indonesia. Namun, banyak lembaga menyatakan bahwa Indonesia menerapkan standar yang terlalu rendah untuk garis kemiskinan, sehingga laporan yang ada jauh lebih baik dari realita yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Hal ini mengakibatkan kita memiliki angka masyarakat hampir miskin yang sangat tinggi dan mereka berisiko tinggi jatuh ke dalam kemiskinan ketika kondisi ekonomi negara menurun. Bank Dunia menyatakan bahwa hampir 40% dari seluruh populasi di Indonesia rentan jatuh ke dalam kemiskinan. Hal ini dikarenakan pendapatan mereka hanya sedikit di atas garis kemiskinan. Apa artinya? 1 dari 10 orang Indonesia miskin dan 4 dari 10 orang Indonesia hampir miskin.

Gambar 5.1 Statistik ketidakadilan dan kemiskinan di Indonesia (Maret 2016)
Gambar 5.1 Statistik ketidakadilan dan kemiskinan di Indonesia (Maret 2016)
Gambar 1. Statistik ketidakadilan dan kemiskinan di Indonesia (Maret 2016)

Pada tahun 2016, pemerintah Indonesia menetapkan garis kemiskinan pada pendapatan per kapita bulanan sebesar Rp 354.386 (sekitar US$ 25.96) atau 11.812 per hari. Bisa dibayangkan, jika masyarakat kita berpenghasilan Rp 12.000 maka sudah tidak termasuk masyarakat miskin. Kebutuhan apa saja yang bisa masyarakat kita penuhi dengan pendapatan tersebut? Bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, angka ini terbilang rendah. Sebagai gambaran, Bank Dunia menetapkan US$ 1.25 per hari sebagai garis kemiskinan. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa saat ini banyak masyarakat miskin di Indonesia yang tidak diakui miskin jika kita menggunakan standar yang sangat rendah ini. Ini tidak manusiawi, karena ketika pemerintah menentukan masyarakat masuk dalam kategori miskin, pemerintah bertanggung jawab secara konstitusional pada pemenuhan kebutuhan hidup dasar mereka. Jika standar garis kemiskinan terlalu rendah, betapa banyak masayarakat yang sebenarnya miskin, namun kehilangan hak – haknya.

Gambar 5.2 Provinsi di Indonesia dengan Kemiskinan Relatif Tertinggi (Maret 2016)
Gambar 5.2 Provinsi di Indonesia dengan Kemiskinan Relatif Tertinggi (Maret 2016)
Gambar 2. Provinsi di Indonesia dengan Kemiskinan Relatif Tertinggi (Maret 2016)

Melihat tabel statistik kemiskinan di atas, dapat diketahui bahwa bagian timur Indonesia memiliki tingkat kemiskinan relatif yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk di provinsi tersebut. Jika kita lihat dari perpektif kemiskinan relatif, maka pada provinsi Papua, Papua Barat, dan NTT hampir seperempat masyarakatnya tergolong masyarakat miskin. Hal ini menunjukkan bahwa selain besarnya jumlah kemiskinan, kita juga memiliki masalah pada pemerataan kesejahteraan. Namun, jika kita melihat angka kemiskinan absolut, menunjukan bahwa Jawa Timur memiliki angka kemiskinan tertinggi sebesar 4,78 juta penduduk. Hal yang tidak kalah pentingnya untuk kita kaji dan perhatikan adalah perbandingan angka kemiskinan di desa dan kota. Pada tahun 2016, 7,8% dari masyarakat kota dan 14,1% dari masyarakat desa dikategorikan hidup di bawah garis kemiskinan. Data dari BPS menunjukkan bahwa sekitar 27.485.320 penduduk miskin, sekitar 10.485.640 berada di kota, dan sekitar 17.278.680 berada di desa. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan berbagai lembaga internasional dalam mengentaskan berbagai masalah kemiskinan.

Gambar 5.4 Perbandingan kemiskinan absolut tertinggi di 5 Provinsi Indonesia
Gambar 5.4 Perbandingan kemiskinan absolut tertinggi di 5 Provinsi Indonesia
 

Gambar 3. Perbandingan kemiskinan absolut tertinggi di 5 Provinsi Indonesia (Maret, 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun