Mohon tunggu...
Jeremy Gemarista
Jeremy Gemarista Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hingga saat ini masih menjadi karyawan di sebuah bank BUMN; Tertarik untuk mendalami penulisan tentang human interest dan creative writing; Tempat untuk latihan menulis dapat dilihat di www,galursoleil.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Tentang Posisi Tubuh Tapi Posisi Pikiran

6 Oktober 2012   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatikanlah seseorang yang sedang duduk diam tanpa melakukan apapun. Dari luar mungkin kita melihatnya begitu tenang, tapi apa yang bergejolak dalam pikirannya mungkin saja tidak setenang duduknya” ~Anonim~ Sekitar sebulan yang lalu saya membeli sebuah buku berjudul “Quiet Sitting: The Daoist Approach For A Healthy Mind And Body” yang ditulis oleh Chen Yingning & Jiang Weiqiao. Sebuah buku tentang metode meditasi bernama jinggong (quite sitting)yang telah lama dipelajari dan diterapkan oleh praktisi-praktisi dari negeri Cina. Buku tersebut terbagi menjadi tiga bagian besar dimana yang pertama membahas tentang konsep besar dari buku ini dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab mengenai metode jinggong. Yang kemudian diakhiri dengan tutorial tentang bagaimana para pembaca buku tersebut dapat mendalami metode ini sendiri. Metode Jinggong ini berawal dari konsep qigong sebagai pemikiran dasarnya, yang berasal dari kata qi (energi) dan gong (keahlian). Kata qigong yang mengandung pengertian sebagai keahlian untuk menarik energi vital dipandang oleh bangsa cina sebagai konsep berpikir yang dapat memberikan keseimbangan pada tubuh dan mental. Aplikasi konsep qigong sendiri terbagi dalam dua bagian besar yaitu metode bergerak dan diam. Dimana metode bergerak ini didesain untuk memperkuat dan membersihkan tubuh sebagai wadah dari qi. Wadah yang terbentuk dengan baik ini diharapkan dapat membantu praktisi qigong untuk menenangkan pikiran dan melancarkan peredaran darah, sehingga aliran qi di yang berada di dalam tubuh praktisi ini dapat mengalir dengan lancar. Sedangkan metode diam dalam konsep qigong lebih memfokuskan kepada bagaimana seorang praktisi melatih pikirannya. Karena walaupun metode bergerak membantu dalam hal membentuk tubuh yang sehat dan dapat mengalirkan darah dengan lebih baik. Pembentukan qi dianggap hanya dapat terjadi ketika metode bergerak tersebut berada di dalam posisi diam terutama duduk. Dari pemikiran inilah lahir metode jinggong yang berasal dari kata jing (diam, tenang) yang lebih memfokuskan kepada pemusatan dan ketenangan pikiran tanpa melibatkan gerakan di dalam prakteknya. Bagi mereka yang sudah sering melihat animasi Jepang ataupun film-film kung fu mungkin sudah tidak asing lagi dengan bentuk dari metode jinggong. Di dalam metode ini praktisi berposisi duduk sila dengan kedua tangan menyatu dan mata tertutup. Praktisi tersebut berusaha untuk memfokuskan diri pada pernapasannya dan menghilangkan bermacam pikiran yang melintas.

Posisi metode jinggong dalam animasi Jepang (thedaoofdragonball.com)

Hal yang menarik dari metode ini adalah fleksibilitas yang diberikan oleh metode jinggongterhadap posisi tubuh seorang praktisi ketika melakukan metode tersebut. Di dalam buku ini dikatakan bahwa posisi yang terbaik dalam melakukan latihan ini adalah duduk sila dengan posisi double cross leg atau saling silang. Berbeda dengan duduk sila biasa ketika hanya satu telapak kaki yang berada di atas paha, di dalam posisi double cross leg kedua telapak kaki berada di atas paha dari kaki yang berlawanan.

Posisi double cross leg (en.minghui.org)

Walaupun posisi double cross leg dianggap sebagai posisi terbaik dalam melakukan metode jinggong, tapi ini bukanlah hal posisi yang baku. Di dalam buku ini dijelaskan apabila posisi ini kita anggap terlalu sulit kita dapat mencoba posisi duduk sila yang dianggap lebih mudah ataupun duduk di atas kursi. Bahkan apabila kondisi fisik kita tidak memungkinkan untuk duduk sila ataupun duduk dalam jangka waktu yang lama, kita dapat melakukannya dalam posisi tidur. Karena disebutkan bahwa seorang praktisi jinggong yang sudah sangat terlatih dapat melakukan metode jinggong dalam kondisi berjalan sekalipun. Praktek dari metode jinggong ini dapat dikatakan sangatlah sederhana Walaupun di buku ini dibahas beberapa hal yang cukup detail, secara garis besar metode ini memfokuskan tentang bagaimana kita memusatkan diri pada tarikan serta hembusan nafas kita dan melepaskan berbagai pikiran yang ada di dalam otak kita. Walaupun sederhana hal tersebut ternyata amatlah sulit untuk dilakukan. Berdasarkan apa yang telah saya coba lakukan selama sebulan ini selalu saja ada pikiran yang berkelebat di dalam kepala, baik itu hanya sedikit maupun cukup besar untuk mendominasi otak ini. Baik itu kenangan-kenangan di masa lalu ataupun rencana-rencana di masa depan. Sepertinya sangat sulit untuk memfokuskan diri pada nafas yang saya hirup dan hembuskan di masa kini. Sepertinya benar ketika dikatakan kalau sangat sedikit sekali manusia yang hidup di masa kini. Sebagian manusia hidup di dalam kenangan-kenangan masa lalu mereka baik itu memori indah, kekecewaan, maupun penyesalan. Sedangkan sebagian lagi hidup di dalam impian dan kekhawatiran akan masa depan. Hanya sedikit sekali yang mampu hidup di masa kini dan melangkah di dalam tiap hembusan nafas. Walaupun baru sebulan melakukannya tetapi metode jinggong ini telah cukup banyak mengajarkan saya tentang bagaimana untuk hidup di saat ini. Bukan berarti kita tidak perlu memikirkan masa depan ataupun melupakan untuk belajar dari masa lalu. Hanya saja terkadang proporsi dari kedua masa tersebut terlalu berlebihan sehingga melepaskan seseorang dari kehidupannya di masa kini. Itulah mengapa di dalam metode jinggong posisi tubuh tidaklah terlalu penting. Karena bagaimanapun posisi tubuh kita dan di dalam kondisi apapun kita berada, asalkan pikiran kita terletak pada posisi yang tepat kita tidak akan kehilangan qi atau energi dari dalam diri kita. Referensi: Quiet Sitting: The Daoist Approach For A Healthy Mind And Body, Chen Yingning & Jiang Weiqiao, Better Link Press, 2012.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun