Mohon tunggu...
Galuh Listya
Galuh Listya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo :)

Hallo :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Karakter

17 Juli 2021   18:48 Diperbarui: 17 Juli 2021   19:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses memperbaiki sikap dan tingkah laku seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat didapatkan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Pendidikan merupakan hal mendasar yang sangat penting bagi dunia, karena dunia membutuhkan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun negara yang lebih maju. Namun selain itu, pendidikan karakter pun salah satu aspek yang diutamakan pada zaman ini, karena orang-orang tidak hanya melihat tinggi pendidikan yang ia raih melainkan juga pada karakter dari pribadi setiap orang.

Pendidikan karakter merupakan perpaduan dari moral, etika, dan akhlak. Tiga komponen tersebut-lah yang kita jadikan sebagai pedoman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Salah satu tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dalam memilih keputusan antara yang baik dan buruk.

Proses pembelajaran pendidikan karakter akan berjalan dengan baik jika melibatkan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan institusi utama agar pendidikan karakter berjalan dengan baik. Keluarga merupakan landasan dasar dalam membentuk pendidikan karakter bagi anak. Terbentuknya karakter seorang anak dapat dilihat dari keluarga, dengan menciptakan rasa nyaman, rasa percaya, dan rasa kehangatan dalam keluarga akan membantu dalam proses pendidikan karakter bagi anak.

Hal itu disebabkan, keluarga merupakan tempat pertama bagi anak sejak usia dini, remaja hingga dewasa untuk tumbuh dan berkembang dalam pembentukan karakter. Karakter seorang anak dapat dibentuk dari kebiasaan-kebiasaan hal baik yang diberikan orang tua semasa kanak-kanak, remaja, hingga menjadi dewasa.

Institusi kedua adalah sekolah. Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak dan guru merupakan orang tua kedua bagi anak di sekolah. Tanpa kita sadari proses pendidikan di sekolah merupakan salah satu pembentukan nilai-nilai pendidikan karakter seperti, melatih mental dan moral, disiplin, jujur, bertanggung jawab, mandiri, rasa ingin tahu dll .

Kegiatan ekstrakurikuler (eskul) di sekolah merupakan wadah untuk menyalurkan potensi, bakat, dan  minat bagi peserta didik. Selain untuk menyalurkan potensi, bakat, dan minat, kegiatan ekstrakurikuler (eskul) memiliki fungsi sosial yaitu, untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.

Sebagai contoh, melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah seperti, mendirikan tenda, belajar baris berbaris, uji nyali, dan gotong royong, siswa dilatih untuk belajar berani, disiplin, kemampuan bekerjasama, bersosialisasi, mandiri, bertanggung jawab, dan belajar menjadi seorang pemimpin di hadapan teman-teman dan guru-guru nya.

Institusi ketiga adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan faktor pendukung pendidikan karakter, oleh karena itu kita harus memilih lingkungan masyarakat yang tepat. Lingkungan masyarakat juga merupakan wadah bagi anak untuk mengekspresikan ilmu yang didapat dari keluarga dan sekolah, dan dari lingkungan masyarakat juga anak dapat belajar bersosialisasi.

Melibatkan tiga institusi dalam mengembangkan pendidikan karakter tidak akan berjalan lancar tanpa adanya “strategi pendidikan karakter”. Yang pertama. Pendidikan Karakter tidak hanya diberikan secara teoritik disekolah, namun juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi kebiasaan.

Yang kedua. Strategi Pendidikan Karakter ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi akan Self Concept. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimiliki. Memberikan dukungan terhadap bakat yang diminati dapat membentuk karakter anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun